13. i don't have support, and i also need you

263 38 1
                                    

“Jarvis!” teriak Sonya saat melihat kondisi Jarvis yang sudah terbaring lemas tidak berdaya di pinggir jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jarvis!” teriak Sonya saat melihat kondisi Jarvis yang sudah terbaring lemas tidak berdaya di pinggir jalan.

Tidak tahu pasti apa yang barusan menimpa laki-laki itu, namun hal itu cukup membuat Sonya tidak habis pikir. Sebenarnya seorang Jarvis ini bisa hidup dengan tenang dan damai tanpa harus banyak masalah dengan berkelahi sampai babak belur seperti ini nggak sih?

Sonya sampai heran, setelah berdebat dengan Jake yang mana diakhiri ketika Sonya mengatakan You're not my top priority, Jake. Excuse me.sebuah kalimat yang dapat membungkam mulut Jake. Yang pasti Jake akan sangat sakit hati mendengar perkataan Sonya yang mengakhiri perdebatan antara keduanya.

Mungkin akan terdengar seperti Sonya sangat jahat dan tidak bisa menjaga perasaan Jake yang notabenenya adalah kekasihnya. Hanya saja, bagi wanita yang cukup realistis seperti dirinya ini, pacar bukanlah segalanya dan bukan pula prioritas utama bagi Sonya. Karena semenjak wanita itu hidupnya terlantar di jalanan dengan adik satu-satunya —Taavi, Sonya merubah prioritasnya. Mendapatkan uang adalah hal yang utama!

Dan sikap profesional dalam pekerjaannya adalah hal yang lebih penting dari apapun itu, jika sampai Sonya mati ketika menjalankan misinya. Sonya lebih merasa dia mati dengan terhormat karena mati ketika sedang melakukan pekerjaannya. Daripada dia hanya mati sia-sia.

Ketika sudah berada tepat didepan Jarvis yang sudah tampak tak sadarkan diri ditengah derasnya hujan yang mengguyur ibukota ini, Sonya pun lantas berjongkok untuk memastikan apakah Jarvis masih hidup atau tidak.

Bahkan Sonya juga menepuk-nepuk pipi Jarvis, mengecek deru napas dari hidung laki-laki itu. Dan Sonya langsung bernapas lega tatkala mengetahui kalau Jarvis rupanya masih hidup, hanya saja laki-laki itu sedang tidak sadarkan diri saja.

Lantas Sonya pun membawa kepala Jarvis kedalam pangkuannya, berusaha menutupi wajah Jarvis yang sudah penuh dengan memar ini dengan cara menundukkan kepalanya.

“Jarvis lo masih bisa sadar bentar aja, enggak?” tanya Sonya sembari mengusap wajah Jarvis yang sedikit kotor dan basah. “Gue mau bawa lo ke mobil nggak sanggup kalau lo nggak sadarkan diri begini, lo berat. Gue kecil mungil begini, Jarvis.”

Namun nihil, tidak ada respon apapun yang diberikan oleh Jarvis membuat Sonya semakin bingung. Jujur dirinya juga lama-kelamaan merasa kedinginan, Sonya ingin sebenarnya langsung memapah tubuh Jarvis untuk dia bawa masuk kedalam mobilnya. Hanya saja tubuh Jarvis bagaikan dua kali lipat dari tubuhnya, yang mana artinya Sonya tidak akan sanggup memapah tubuh Jarvis tanpa bantuan dari orang lain.

Lagipula kalau Jarvis memang tidak sadarkan diri, itu akan lebih menyulitkan Sonya. Karena otomatis kaki laki-laki itu akan lemas dan tidak berdaya seperti jeli.

“Jarvis ayok dong bangun!” kata Sonya lagi. “Gue bener-bener nggak bisa mapah tubuh lo sampai ke mobil gue. Lo berat Jarvis, tau diri dikit kek anjir?!” Sonya jadi emosi sendiri, Jarvis ini adalah target yang paling menyusahkan untuknya, Sonya mengakui hal tersebut dengan sejujurnya.

The Lady | JaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang