19. tired, but can't stop

225 33 0
                                    

"Apa semuanya udah siap?" Sonya kembali mengecek seluruh perlengkapan yang dirinya bawa untuk menyelesaikan misinya pada malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa semuanya udah siap?" Sonya kembali mengecek seluruh perlengkapan yang dirinya bawa untuk menyelesaikan misinya pada malam ini. Sonya pun membuka tas ransel yang dibawa olehnya, disitu sudah ada banyak barang-barang yang akan dia perlukan nanti. Ada tali, kemudian ada pistol, ada pisau, dan ada beberapa obat dosis tinggi yang akan dia gunakan untuk meracuni Jen Luzman—targetnya pada malam hari ini.

Kali ini suasananya sedikit berbeda, karena Sonya ditemani oleh Taavi. Biasanya Taavi hanya akan mengawasinya dari kejauhan saja, Taavi yang berada didalam kamarnya dan dia menatap laptop yang sudah terhubung dengan CCTV yang biasanya sudah di sadap olehnya. Kemudian dia akan mengarahkan Sonya dan memberitahu Sonya jika memang kondisi sedang aman atau tidaknya. Tapi kali ini Taavi ikut turun tangan—alias dirinya ikut terjun sendiri untuk membunuh target.

Sebelum itu tentunya Taavi sudah bertanya lebih dulu kepada seseorang yang menyewa jasa Sonya untuk membunuh Jen Luzman dan anaknya. Hubungan antara klien dan juga Sonya sendiri sebenarnya sangat tertutup dan rahasia. Dimana sang klien pun tidak akan tahu siapa sosok The Lady itu, dan si Taavi maupun Sonya juga tidak akan mencari tahu identitas dari kliennya itu. Kecuali memang kliennya dengan senang hati mau memberitahu identitas asli mereka.

Namun memang ada beberapa klien yang tidak ingin identitas asli mereka terbongkar. Mereka akan menemui Taavi dengan mengenakan masker atau topeng. Begitupun juga Taavi yang jika bertemu klien akan menggunakan pakaian serba tertutup dan serba berwarna hitam. Lalu Taavi juga akan menggunakan topeng yang akan menutupi wajahnya.

Sonya sendiri bahkan tidak pernah menemui kliennya langsung, karena hal itu sudah menjadi tugas Taavi. Sonya sebenarnya juga ingin aman saja, takut kalau dengan bertemu langsung dengan kliennya hanya akan membuat identitasnya terbongkar yang berujung akan menuntunnya ke jeruji besi. Sonya bahkan tidak yakin atas semua perbuatan yang telah diperbuat olehnya, dan hukumannya hanya sekedar dipenjara saja. Sonya yakin kalau dia tertangkap, pasti tanpa basa-basi atau ada pengajuan banding dia akan segera di hukum mati.

Bukan berarti Sonya ingin terus menghindar dari pekerjaan kotornya ini, bila memang sudah waktunya dia tertangkap. Sonya akan pasrah jika dia harus diberi hukuman mati, tapi memang tidak semudah itu, karena Sonya pun juga tidak akan menyerah secepat itu. Dia sudah terlanjur jatuh cinta dengan julukan The Lady dan baginya The Lady itu sendiri adalah Dewinya.

Meskipun begitu, sebenarnya dilubuk hati Sonya yang paling dalam. Sonya memiliki mimpi dan keinginan jikalau dirinya sudah pensiun dari pekerjaan kotornya dan seluruh urusannya dengan dunia gelapnya ini sudah selesai, Sonya ingin menua bersama dengan Taavi atau jika memang dia memiliki pasangan dan anak nantinya. Diluarnya saja Sonya tampak enggan untuk memiliki keluarga kecil, namun didalamnya sebenarnya bagi wanita dewasa seperti dirinya ini, dia ingin sekali bisa memiliki keluarga kecil yang bahagia nantinya. Dan ingin menikmati masa tuanya dengan tenang.

Huh... Tapi Sonya cukup sadar diri. Setelah semua perbuatannya ini, Sonya tidak bisa berharap kalau dia akan mendapatkan kebahagiaan nantinya. Dosanya terlalu banyak, tabur tuainya juga pasti nanti akan berakhir sadis juga. Orang seperti Sonya ini tidak pantas mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya.

"Semuanya udah siap." jawab Sonya dengan mantab, Taavi pun mengangguk. Kemudian mereka pun menaiki motor Taavi. Dengan pakaian serba tertutup dan menggunakan topeng. Sonya memandang pisau lipatnya yang memang biasanya digunakan olehnya untuk mengukir The Lady dengan indah disetiap tubuh korbannya. Who next? Yeah.. Jen Luzman yang akan memiliki tanda ini selanjutnya.

Kata Taavi juga tadi mereka akan segera mendapatkan setengah bayaran ketika sudah mengirimkan bukti berupa foto dan video jasad Jen Luzman nantinya. Setidaknya kalau memang sulit membunuh anaknya, ayahnya sudah ditaklukan.

"Sekarang diri lo sendiri udah siap buat misi ini? Ini misi yang paling menguntungkan. Biasanya kita nggak pernah dapet bayaran sebanyak ini di misi sebelumnya, bahkan ini terhitung setengah bayaran." ujar Taavi berusaha meyakinkan Sonya bahwa dia tidak boleh sampai ragu karena ini misi sangat menguntungkan nantinya jika memang mereka berhasil.

"Gue yakin.. tapi ini resiko juga besar." kata Sonya memandang Taavi yang tertutup topeng dari spion motornya. "Bayaran gede, resiko gede, gimana kalau kita yang malah mati dalam misi ini?"

"Apa-apaan? Lo jadi cupu sekarang?"

"Vi... Lo nggak tau siapa mereka—"

"Gue tau." tegas Taavi yang langsung memotong kalimat Sonya. "Gue tau, Sonya. Gue bahkan tau semuanya. Bahkan gue tau tentang lo yang mulai dilema harus bunuh Jarvis atau enggak. Lo mulai suka beneran sama dia? Tch, seharusnya emang gue nggak ngizinin lo putus sama Jake."

"Gue putus sama Jake itu nggak ada hubungannya sama sekali dengan Jarvis, Vi."

"Cih! Bohong." sarkas Taavi yang melirik sinis Sonya dari spion motornya. "Sonya. Gue nggak pernah suka sama diri lo yang jadi ragu dan nggak tegas kalau udah menyangkut dengan perasaan kayak gini. Pendirian lo mulai goyah, ini bukan Sonya yang gue kenal."

Taavi memang paling tidak suka jika Sonya ada di fase bimbang seperti ini. Bukan karena dia gila uang dan tidak mau Sonya berhenti dari kegiatan membunuhnya, hanya saja, Taavi benci melihat Sonya menjadi orang yang lemah. Sonya harus menjadi sosok wanita yang tangguh dan kuat, bahkan tanpa didampingi Taavi sekalipun, Taavi ingin kakaknya itu menjadi orang yang tidak terlalu perasa, dia tidak ingin Sonya melibatkan perasaannya terlebih dahulu daripada logikanya sebelum mengambil tindakan. Karena itu hanya akan membuat Sonya menjadi orang yang tidak tegaan.

Bagi Taavi yang memang sudah terlanjur menjalani hidup yang penuh dengan kepahitan bersama Sonya selama ini, Taavi dapat melihat jatuh-bangunnya Sonya selama ini, dan dia tidak ingin Sonya lebih hancur lagi untuk kedepannya. Sonya tidak boleh menjadi orang yang perasa, karena Sonya harus menjadi orang yang egois dan memikirkan dirinya sendiri. Dengan begitu Sonya akan menjadi seorang wanita tegar yang kuat dan tidak takut akan badai kehidupan.

"Taavi."

"Come on Sonya! You have to realize who you really are. Sadis, egois, manipulatif, licik, kejam, jahat, pendendam, that's who you really are, Sonya!"

Dan Sonya masih terdiam tanpa respon sepatah kata pun. "Gue nggak mau lo hancur untuk kesekian kalinya, Sonya. Gue lebih terima lo jadi orang jahat tapi nggak gampang goyah daripada lo jadi orang baik yang rapuh. Gue bahkan rela kalau harus mati lo bunuh asal itu demi keegoisan lo. Hidup kita dari kecil udah begini, jangan pernah berusaha untuk hidup normal kayak mereka yang udah bahagia dari kecil." deg! Apa yang barusan dikatakan oleh Taavi barusan benar-benar menyadarkan Sonya akan realita.

"Okay. Gue paham, gue udah siap. Apapun yang terjadi nanti gue nggak perduli, gue siap mengukir julukan indah gue di jasad Jen Luzman."

Melihat Sonya yang kembali yakin itu membuat senyum Taavi merekah. Inilah Sonya yang kuat yang dia inginkan. Padahal Taavi tidak pernah tahu, kalau Sonya yang dia katakan tadi sebenarnya hanyalah Sonya dalam kepura-puraan. Sonya tidak ingin menjadi orang jahat hanya karena hidupnya hancur, tapi itu adalah jalan satu-satunya agar dia dan Taavi tetap bertahan, tidak. Sonya hanya berpura-pura sadis dan kuat selama ini hanya agar Taavi juga menjadi orang yang tegar. Padahal Sonya sudah berkali-kali berseru dalam hatinya; ia lelah, ia ingin mengakhiri semua ini, ia ingin berhenti.

Namun sayang, dia hanya tidak tahu bagaimana caranya.

•••

[12/04/24]
"THE LADY"
xxxhaterainbow
insta : haterainbowxx

The Lady | JaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang