Wisma yang Sadam tempati ternyata juga terletak tidak jauh dari kantor OUKAL. Bangunan berjajar yang diperuntukkan sebagai rumah tinggal bagi karyawan OUKAL yang berasal dari luar Kalimantan itu tampak sederhana namun asri juga menenangkan. Elemen-elemen kayu khas Kalimantan begitu kental pada bangunan berkonsep rumah panggung itu. Rimbun pepohonan membuat rumah itu terasa sejuk.
Sadam dan Sherina sudah terihat duduk bersisian bersama di ruang tamu sekaligus ruang santai tempat tinggal Sadam itu. Gelak tawa keduanya terdengar bersaut-sautan seiring dengan lembar demi lembar album kenangan yang tengah sama-sama mereka lihat.
Sesuatu yang ingin Sadam tunjukkan pada Sherina ternyata adalah album-album foto miliknya. Momen tentang bagaimana Sherina bisa menenangkannya saat kekalutan akan kerinduannya kepada Papinya, membuat Sadam juga ingin mengajak perempuan itu mengenang kembali masa lalu mereka bersama.
Deretan foto-foto masa lalu dari album-album yang dimiliki Sadam, menarik mereka berdua ke dalam kenangan indah masa anak-anak hingga remaja mereka. Meski di album kenangan itu lebih banyak menyajikan potret Sadam juga keluarga Ardiwilaga karena album itu memang milik keluarga Ardiwilaga yang Sadam bawa dari rumah mereka di Bandung, namun sesekali Sherina bisa menemukan potretnya di antara deretan foto milik keluarga Ardiwilaga.
"Lihat deh, disini kamu lucu banget, Yang. Potongan rambut kamu mirip kayak mangkok," ucap Sherina di sela tawanya saat melihat sekaligus menunjuk foto kecil Sadam. Foto yang diingat Sadam diambil saat dia baru naik ke kelas IV. Dua hari sebelum tahun pelajaran dimulai. Dua hari sebelum dia bertemu dengan Sherina si anak baru pemberani itu untuk pertama kalinya.
"Kalau aku lucu, kamu nih lebih lucu lagi." Sadam menunjuk foto Sherina yang diambil saat perayaan ulang tahun kesepuluhnya. Terlihat Sherina kecil yang begitu antusias menyantap donat yang disajikan Bu Ardiwilaga hingga mulutnya belepotan dengan krim. Sherina tetap tak acuh meski dia sadar ada kamera yang sedang mengabadikan ekspresi lucunya.
Baik Sadam maupun Sherina saling menertawakan potret masa kecil mereka masing-masing yang begitu lucu. Kembali melihat foto-foto lama, seolah membuat mereka berjalan kembali mengunjungi masa-masa itu.
Hingga kemudian keduanya menemukan dua foto mereka bersama. Tak hanya berdua tapi dengan Bapak dan Ibu Ardiwilaga juga Bapak dan Ibu Darmawan.
"Ini foto kita beberapa hari setelah lolos penculikan Kertarajasa, kan?" Sherina menunjuk salah satu foto, menoleh bertanya pada Sadam yang tengah menyesap kopinya. Dengan anggukan, Sadam memberikan jawaban pembenaran atas pertanyaan yang disampaikan Sherina.
"Kalau yang ini," Sherina berganti menunjuk foto lain yang berada di halaman yang berbeda. "Ini momen ketika kita pulang study tour. Acara yang hampir gagal kamu ikuti."
Lagi-lagi Sherina dan Sadam tertawa bersama. Meski momen yang diingatkan Sherina adalah momen yang cukup menyebalkan atau menyedihkan jika harus diingat Sadam kembali, namun jika bersama Sherina, kesedihan itu bisa diubahnya menjadi setitik bahagia.
*****
Menjadi anak bungsu dan anak laki-laki satu-satunya di keluarga, ditambah dengan kejadian buruk sekaligus mengerikan yang baru saja dialami, Sadam jadi merasa jika orang tuanya semakin ketat dan posesif pada dirinya. Banyak sekali aturan-aturan yang harus dia taati agar Papi dan Mami tidak marah atau setidaknya agar uang jajannya tetap utuh.
Tapi sebagai anak-anak yang akan menuju masa remaja, anak-anak yang memiliki banyak rasa ingin tahu, ingin mencoba segala hal, ingin bermain bersama dengan teman-teman sebayanya, tentu Sadam menginginkan kebebasan yang tidak bisa sembarang diberikan orang tuanya. Papi dan Mami selalu memberikan beragam syarat ketika dia meminta izin untuk melakukan suatu hal atau kegiatan. Papi dan Maminya bahkan rela menukar dengan apapun asal anak laki-lakinya itu tetap bisa berada dalam pengawasan mereka berdua. Seluruh fasilitas akan dipenuhi oleh Papi dan Mami asal Sadam tidak perlu melakukan kegiatan di luar rumah. Hal yang kelak akan Sadam sadari sebagai wujud rasa kasih sayang dan perhatian yang mendalam dari orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika
FanfictionSlice of Life Sadam and Sherina. Bagaimana mereka berdua menghadapi dan menjalani berbagai macam "Ketika" dalam hidup yang mereka jalani.