RUH-NYA BUTUHKANKU, BUTUHKANMU

1 0 0
                                    

Saat aku menjemputmu di petaka itu
Banjir tetes-tetes dari pergelutan yang tak seberapa lamanya
Bak getah pepaya menyudahi dalam kejangan yang tertanam dalam

Ya, di alam persegi panjang itu
Berpohon kering, berdaun dua lembaran kayu, dan tanah liat yang keras berjejer melihat tepat di atas lintang-lintang bambu
Senyumku pun melipat kepuasan dan merapatimu agar engkau berkemas untuk bersiap atas petaka itu

Darah
Daging
Tulang berkumpul di sana
Di alam yang membulat gelap

Aku
Kita
Telah menciptakan petaka
Petaka yang maha petaka
Yang mungkin aku, kita adalah jelmaan getah-getah yang meleleh dari petaka-petaka purba yang kini termodifikasi

Petaka-petaka itu sungguh menggelar alam-alam baru yang akan terus mempetakai ruh-Nya.

                                PN. Pieng

Rimba Puisi, Bagaimana Aku akan Mengukir? "Jati"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang