“Selamat pagi, Pak. Maaf saya mengganggu. Pimpinan Jeong datang ke kantor dan—” ucap sekretaris Kim.
“Keluar!” potong Jaehyun dengan nada marah.
“Maaf, Pak. Tapi pimpinan Jeong bersikeras menemui Anda saat ini juga,” ucap sekretaris itu dan segera keluar dari ruang kerja sang atasan.
Lelaki itu, Jeong Jaehyun, menghela napas dan meletakkan pensil yang di pegangnya kasar.
“Berapa kali harus diingatkan untuk jangan menggangguku di jam kerja,” kesalnya pada sang ayah yang merupakan CEO di tempatnya bekerja.
Jaehyun menyandarkan kepalanya di kursi dan melihat ruangannya yang dipenuhi gambar rancangan pakaian. Lelaki itu adalah seorang desainer di sebuah perusahaan mode yang dipimpin sang ayah.
“Sesibuk itu kamu sampai nggak bisa menemui Papa?” tanya pimpinan Jeong dengan wajah kesal.
Jaehyun yang kaget sontak berdiri dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“Bukan gitu, Pa. Jaehyun cuma lagi fokus kerja,” ucapnya.
“Sekretaris Seo!” ucap pimpinan Jung sambil duduk di sofa tamu.
Sekretaris Seo segera memberikan undangan perayaan 65 tahun berdirinya “Chosen by Jeongs”, perusahan milik keluarga Jeong.
“Pastikan kamu datang, Jaehyun,” ucap sang ayah.
“Iya, Jaehyun pasti—”
“Papa mau kamu menggantikan papa di perusahaan,” potong pimpinan Jung.
“Pa!” Jaehyun tidak terima.
“Usiamu 32 tahun, sudah saatnya, Jaehyun!” peringat pimpinan Jung
“Jaehyun belum siap menikah, Pa. Nggak mungkin papa kasih jabatan itu ke Jaehyun sebelum Jaehyun menikah,” ucap Jaehyun.Pimpinan Jung menghela napas dan mengusap kasar dadanya.
“Mau sampai kapan? Papa nggak tau sampai kapan papa hidup. Papa ingin melihat anak papa satu-satunya menikah dan bahagia,” ucap pimpinan Jung.
“Jaehyun, papa harap kamu sudah menemukan calon istri pilihanmu sebelum acara itu. Atau papa akan nikahkan kamu dengan putri keluarga Shin!” ucap sang ayah tegas sebelum meninggalkan ruangan diikuti sang sekretaris.
Jaehyun menghela napas dan memijat kepalanya yang pusing.
“Sekretaris Kim, tolong siapkan pakaian untuk menghadiri acara Kim Mingyu malam ini,” ucap Jaehyun.
“Baik, Pak,” ucapnya.
————
Jaehyun memasuki ballroom yang dihias dengan cantik, mengabaikan jepretan kamera para wartawan.
Pria 32 tahun itu melihat temannya, Kim Mingyu yang kini menggoda kolega wanitanya.
“Kim Mingyu,” panggil Jaehyun.
“Hei! Sebentar ya, nanti kita bicara lagi,” pamit Mingyu pada para perempuan dengan senyum manis.
“Kau datang untuk melihat Roseanne Park?” tanya Mingyu.
“Siapa Roseanne Park?” tanya Jaehyun.
“Kau tidak membaca undanganku, ya? Tertulis jelas akan ada wawancara dengan pelukis Roseanne Park,” ucap Mingyu.
“Pelukis kesukaanmu itu? Yang berasal dari keluarga kaya?” tanya Jaehyun.
“Ya, yang itu. Sangat sulit untuk membujuknya melakukan wawancara. Tidak banyak orang yang mengetahui wajahnya,” ucap Mingyu.
“Oh,” respon Jaehyun yang membuat Mingyu kesal.
“Acara akan segera dimulai, duduklah di tempatmu, Jeong! Aku akan melakukan sambutan,” ucap Mingyu.