Jaehyun terbangun dari tidurnya saat mendengar suara Rosé yang berusaha mengeluarkan isi perutnya di kamar mandi.
Perempuan itu terduduk lemas di samping kloset dengan rambut diikat asal. Jaehyun yang melihat istrinya terduduk di lantai segera menghampiri perempuan itu panik.
“Rosé, jangan dipaksa kalau nggak bisa keluar,” ucap Jaehyun sambil membawa tubuh lemas istrinya ke pelukan.
Rosé yang pusing dan masih mual hanya menyandarkan kepalanya di bahu Jaehyun.
“Perut aku sakit. Agak kayak kram haid gitu,” keluh Rosé lemas.
Jaehyun segera mengusap punggung Rosé lembut, mengecup rambut istrinya.
“Ke kamar lagi, ya? Istirahat dulu,” ucap Jaehyun yang segera diangguki Rosé.
Pria itu menggendong istrinya dengan perlahan dan berjalan keluar kamar mandi, menuju kamar mereka. Merebahkan tubuh Rosé di ranjang dengan hati-hati.
“Aku ambilkan minum dulu,” ucap Jaehyun.
Rosé menyandarkan kepalanya di headboard dan sesekali memijit pelan kepalanya yang pusing. Perempuan itu sangat lelah karena terjaga hampir tiap hari di jam 3 pagi.
Rosé juga mengambil cuti selama 2 minggu ini. Untuk fokus pada kehamilannya yang masih perlu diperhatikan lebih lanjut. Berhenti bekerja, meskipun sementara membuat Rosé agak kesepian.
Perempuan itu menghela napas sejenak dan mengusap perutnya yang masih cukup rata.
Bukannya tidak bahagia, Rosé bahagia. Hanya saja, perasaan dan pikirannya agak berantakan akhir-akhir ini.
Suara pintu terbuka membuat Rosé kembali fokus dan menoleh. Melihat Jaehyun yang kini membawa secangkir peppermint tea dan air mineral.
“Ini minum dulu,” ucap Jaehyun sambil memberikan cangkir peppermint tea ke Rosé.
Pria itu mengusap pelan bahu istrinya, menenangkan. Mengambil kembali cangkir di tangan Rosé setelah perempuan itu meminumnya.
“Mau pakai aromaterapi?” tawar Jaehyun.
Rosé menggeleng pelan.
“Kamu tidur aja. Ini udah jam 3 pagi, loh. Besok kamu kerja,” ucap Rosé pada Jaehyun.
Pria itu menghela napas pelan dan meletakkan cangkir itu di meja samping ranjang. Mengambil kedua tangan Rosé untuk digenggam.
“Mana mungkin aku enak-enak tidur di saat istriku lagi berjuang buat anak kita?” ucap Jaehyun pelan. Pria itu juga mengecup kedua tangan Rosé sebelum mengusapnya pelan.
“Maaf, ya. Kamu jadi ikut kebangun tiap subuh,” ucap Rosé.
“Bukan salah kamu, Sayang. Tidur aja, ya?” ucap Jaehyun.
Rosé mengangguk dan Jaehyun membantu perempuan itu berbaring.
Kini, pria Jung itu berbaring miring untuk memeluk tubuh istrinya erat. Tangannya mengusap pelan perut istrinya dan sesekali mengecup wajah istrinya.
Setelah istrinya tertidur lelap, pria itu kembali mengusap perut rata istrinya dan berbisik pelan,
“jangan rewel-rewel, ya, Sayang. Kasihan mama kamu. Mama kamu capek kalau kebangun subuh-subuh terus.”
Rosé samar-samar masih mendengar bisikan suaminya dan tersenyum kecil sebelum kembali tertidur pulas.
Selang beberapa jam, Rosé terbangun saat sinar matahari mulai terik dan menerobos masuk melalui sela-sela gorden di kamarnya.