note: super klise plot
Rosé membuka pintu balkon kamarnya dengan semangat, menumpu tangan di pembatas balkon dan tersenyum senang melihat pemandangan di bawah sana.
Gadis itu sedang melihat— lebih tepatnya mengintip tetangganya yang kini sedang bermain tenis dengan saudaranya.
Rambut pirang panjangnya tertiup angin dan sesekali menutupi sebagian wajahnya, membuat gadis itu kesal dan mengikat asal rambutnya.
Salah satu dari dua tetangganya menangkap kehadiran gadis itu di balkon dan tersenyum saat melihat tetangga cantiknya mengikat rambut.
“Fokus, Jeff!” tegur Johnny pada adiknya.
“Sorry,” jawab Jeffrey singkat, masih tersenyum dan melirik ke rumah di sampingnya, lebih tepatnya balkon Roséanne.
Johnny ikut menoleh ke arah pandang Jeffrey, menemukan gadis berambut pirang yang menatap ke arah mereka juga.
Pria itu melambaikan tangan pada Rosé dan dibalas dengan semangat oleh gadis itu.
“Woi!” pekik Johnny saat Jeffrey memukul bola tenis ke arahnya, mengenai lengannya.
“Fokus, Bang!” balas Jeffrey sambil tersenyum mengejek.
Bukannya fokus, Johnny malah menggode Roséanne untuk datang ke rumah mereka yang langsung di angguki gadis itu.
Jeffrey kesal setengah mati saat melihat Johnny dengan santainya berjalan masuk, meninggalkannya berdiri di lapangan tenis sendirian.
Jeffrey harus membereskan rakit dan beberapa bola yang berserakan di lapangan, sedangkan si kakak sudah hilang entah kemana. Mungkin menyambut sang ‘tamu’.
“Ck!” decak pria itu.
Pemandangan pertama yang menyambut Jeffrey saat memasuki rumahnya adalah sang kakak yang tertawa lepas dengan Roséanne.
“Ngapain lo?” tanya Jeffrey pada gadis itu.
“Kak Johnny yang undang aku kok,” jawab Rosé seadanya.
Jeffrey terus saja mengganggunya, membuat Rosé kesal. Kenapa pria itu tidak bisa tenang dan gentle seperti kakaknya, Johnny?
Johnny hanya tersenyum melihat betapa ketusnya respon Rosé pada adiknya. Mereka berdua memang selalu bertengkar.
Jeffrey berdecak pelan dan duduk di sofa, tepat di samping Rosé.
“Ngapain sih lo?” tanya Rosé kesal sambil menggeser badannya.
“Duduk. Rumah juga rumah gue, kok lo yang sewot,” jawab Jeffrey santai.
“Duduk sini aja, Rosé.” Johnny menepuk bagian sofa yang kosong di sampingnya.
“Eh? Nggak usah, Kak John,” tolak gadis itu.
Mana mungkin Rosé sanggup duduk di samping cowok yang dia suka?
“Loh? Rosé? Kok nggak bilang si John, Jeff kalau ada tamu,” tanya Mama J.
“Halo, Tante. Nggak papa kok, Tante, Rosé cuma ngobrol bentar aja sama Kak John,” jawab Rosé.
“Ya ngapain juga bilang, Ma. Kayak siapa aja yang datang” ucap Jeffrey santai yang sukses membuat Rosé kesal.
“Jeff!” tegur Mama J.
“Biarin aja, Ma. Jeff kalo ngomong emang gitu,” jawab Johnny santai.
“Tante ambilin minum dulu, ya,” ucap Mama J.
“Makasih loh, Tante,” jawab Rosé.
“Aku bantu, Ma,” ucap Johnny yang kini mengikuti Mama J ke dapur.