Namaku Deni. Aku baru saja masuk SMA 2 minggu yg lalu. Aku pindah ke kota bersama sahabat kecilku. Namanya Rina. Aku dan Rina sudah seperti adik kakak. Keluarga kami pun saling mengenal dengan baik. Aku tinggal bersama tantenya Rina. Kami selalu pergi ke sekolah bersama-sama. Kebetulan kami berada di kelas yg sama.
Meski sudah 2 minggu sekolah, tapi adaptasiku terhadap lingkungan yg baru tidak berjalan dengan yg baik. Terutama teman laki-laki. Mungkin karena aku dan Rina terlalu dekat. Jadinya orang-orang berpikir kami sedang berpacaran. Berbeda dengan diriku, Rina orangnya sangat pandai bergaul.
Rina sudah memiliki banyak teman wanita. Selama 2 minggu ini aku hanya berteman dengan Rina dan teman-teman wanitanya. Di sekolah kami terdapat berbagai kegiatan ekskul. Setiap siswa wajib memiliki satu ekskul. Itu membuatku bingung karena dari berbagai demo yg ditunjukkan tidak ada yg membuatku tertarik. Sampai hari terakhir pendaftaran aku masih belum memillih ekskul apapun.
Siang itu Rina datang menghampiriku. Dia memarahiku karena aku tidak bergerak mencari ekskul. Akhirnya dia menarikku dan mendaftarkanku untuk mengikuti ekskul seni tari bersama teman-temannya. Aku menolak namun Rina terus memaksa. Alasannya agar Rina tidak sendirian ketika mengikuti ekskul seni tari. Rina memang pandai menari, sejak smp dulu dia selalu menjadi penari utama jika ada acara disekolah kami.
Melihat semangat Rina untuk ikut ekskul seni tari, akhirnya aku pun mengiyakan ajakan dia. Minggu depannya ekskul pun dimulai. Aku heran ketika aku melihat hanya aku satu-satunya pria di ekskul tersebut. Aku mendapat sorak sorai ketika aku masuk ke ruangan ekskul. Aku jadi malu, tapi pelatih malah menyemangatiku.
Akhirnya aku pun mulai berlatih. Hari itu aku mempelajari gerakan tari. Aku diharuskan bergerak lemah gemulai mengikuti iringan musik. Beberapa bulan kami terus berlatih tarian tersebut hingga sekolah mengadakan pentas seni. Ekskul kami diwajibkan untuk menampilkan sesuatu untuk pentas seni tersebut. Pelatih memilih beberapa orang yg ia nilai layak untuk tampil.
Aku dan Rina salah satunya. Tanpa berpikir panjang aku hanya mengiyakan permintaan pelatih tersebut. Akan tetapi betapa kagetnya aku ketika beberapa minggu menjelang pentas, diadakan fitting kostum. Ternyata aku harus menari sebagai seorang wanita. Aku harus menggunakan kostum tari wanita. Aku langsung menolak, tapi justru pelatih malah memarahiku dan mengancam akan melaporkan ke kepala sekolah. Aku tidak bisa menghidar dan terpaksa mengikuti kemauannya. Hari pertunjukan pun tiba. Rina menyarankanku untuk memakai baju dalam dari rumah. Rina meminjamiku tank top. Namun ia melihat aku tidak memiliki dua gunung, akhirnya dia memakaikan aku beha dan nenyumpalnya agar aku terlihat memiliki dua gunung. Tidak lupa Rina juga meminjamkan celana ketat pendeknya padaku. Aku kemudian memakai jaket dan celana panjang. Kami pun berangkat ke sekolah. Setelah tiba di sekolah aku masuk ke ruang ganti. Di sana aku membuka pakaianku kemudian memakai kostum tariku. Setelah selesai memakai kostum, panitia membantuku memakai make up dan menata rambutku. Itulah pengalaman pertamaku menari sebagai wanita di depan banyak orang.
Suatu ketika aku diminta untuk kembali menari di sebuah pernikahan. Seperti biasa, aku diharuskan memakai gaun perempuan. Aku sudah mulai terbiasa memakai gaun dan juga berdandan sebagai wanita. Aku juga menjaga berat badan dan bentuk tubuhku agar aku tetap terlihat seperti wanita.
Hari ini aku memakai gaun warna ungu. Panjangnya selutut, terbuat dari bahan satin. Meskipun aku mulai terbiasa memakai gaun, tali setiap memakainya aku selalu sange karena bahannya yg halus ketika menyentuh kulit. Setelah memakai gaun aku pun mulai didandani. Saat pertunjukan pun tiba.
Aku menari dengan sangat baik. Setelah selesai menari, kami biasa berkeliling untuk menikmati makanan yg disediakan. Alangkah kagetnya aku ketika papa dan mamaku berdiri di depanku. Wajahku langsung pucat. Aku tak sanggup berdiri rasanya. Papah menunjukkan wajah yg sangat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Fiksi Crossdresser
Ciencia FicciónCrossdresser Cowo (Cowo yg memakai pakaian Cewe)