7. Penolakan

21 8 0
                                    

Sebelum mulai Jangan lupa Baca basmalah

بسم الله الرحمن الرحيم

Jangan lupa vote and komen 💙

Happy reading📖
.
.
.
.
.


"Kok bisa sih dengan cepatnya kamu tolak tu cowok?" tanya Ara yang sedang mengemudi. Pertanyaan yang sama tapi belum juga mendapat jawaban yang menurutnya cocok dengan pertanyaannya. Karna apa? Karna setiap ia menanyakan itu jawabannya adalah ya gitu, gak papa, biarin aja ngak nyambung kan?.

"Coba jelasin kenapa? Dan juga tadi kenapa tiba-tiba kamu langsung pergi ninggalin gue." tanya Ara.

#Flashback

"Maksudnya mas? Untuk apa?" tanya Ara kebingungan.

"Saya ingin berkenalan dan ingin mengenal lebih dekat teman anti.". Jawab pemuda itu lagi membuat Ara tambah kebingungan dan langsung menatap sahabatnya meminta jawaban.

"Hah?... Maksudnya gimana mas?" tanya Ara lagi masih kebingungan.

"Saya mau mengenal lebih dekat dengan niat ta'aruf, jika diperbolehkan saya ingin meminta nomor teman anti." jawab pemuda itu.

"Tapi kalian tidak tidak saling mengenal kan? Iya sih ta'aruf tapi heran aja kok tiba-tiba. Lagian kami masih SMA mas, kek nya masa salah orang deh." jawab Ara mengatupkan kedua telapak tangannya. Alia tanpa bersuara sama sekali pergi meninggalkan mereka berdua.

"Sungguh cowok yang aneh." komentar Ara.

"Kamu tau gak siapa cowok itu?" tanya Alia menatap Ara.

"Enggak sih, makanya aku heran kok bisa dia tiba-tiba datang ngajak ta'aruf gitu."

"Cowok itu adalah orang yang ada di mimpi aku," jawab Alia cepat.

"KOK BISA!" kaget Ara menghentikan mobilnya mendadak. Untung jalanan sepi dan ngak ada kendaraan di belakang.

"Astaghfirullah ra, gimana kalo kita kenapa-kenapa? Kaget sih boleh aja tapi ngak gitu juga." omel Alia.

"Berarti benar dong apa kata aku, kalo cowok itu jodoh kamu. Buktinya dia datang tiba-tiba ngajak kamu ta'aruf. Lagian apa salahnya sih terima aja kan kelulusan juga tinggal 3 bulan lagi. Lumayan nikah muda, sama spek ustadz lagi."

"Tapi_"

"Terus juga tadi kan di pengajian bahas tentang jodoh, kok bisa kebetulan yah. Harusnya tadi kamu terima biar bisa kek ustadz Agam juga." lanjut Ara memotong ucapan Alia.

"Sosweet banget sih dikode melalui mimpi dipertemukan di pengajian dan diajak ta'aruf di depan masjid." oceh Ara membayangkan kejadian tadi. "Nanti aku cepuin ke umi ah biar seru."

"Cepuin aja gak masalah kok, lagian kejadiannya juga udah lewat dan si cowok tadi gak dapat nomor aku dan tempat tinggal aku. Jadi aman-aman aja." timpal Alia santai.

"Tidak ada yang tidak mungkin, kita tunggu aja kedepannya gimana. Semoga benar aja kalian jodoh." ucap Ara lalu kembali melajukan mobilnya. Alia yang mendengar ocehan sahabatnya itu hanya menghembuskan napas lelah.

Malamnya, Alia tengah asik melukis pemandangan langit yang begitu indah, karena dihiasi bintang-bintang dan bulan yang bersinar cerah. Tidak lupa kan hoby Alia ialah melukis.

Ketika jari lentiknya tengah menari di atas sana mengarah ke langit untuk memperhatikan jarak antara bintang dan bulan, tiba-tiba lukisannya hilang. Alia menoleh kiri kanan mencari keberadaan lukisannya, sebab ia yakin jika lukisannya tiba-tiba menghilang itu karna ulah sang abang. Siapa lagi coba kalo bukan abangnya?.

Falia ( Fahri dan Alia) [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang