8. kedatangan tamu

23 8 2
                                    

Sebelum mulai Jangan lupa Baca basmalah

بسم الله الرحمن الرحيم

Jangan lupa vote and komen 💙

Happy reading📖
.
.
.
.
.

Setelah mendapatkannya dan mengucapkan terima kasih. Alia berbalik hendak pergi, namun langkahnya terhenti mendengar perkataan pemuda itu.

"Kenapa?" tanya Alia membalikkan badannya kembali.

"Saya boleh bersilaturahmi ke rumahmu?"

"Dalam rangka apa yah mas?" tanya Alia memastikan tujuan pemuda yang ada di hadapannya ini. Ia curiga kenapa pemuda itu ngotot sekali mendapatkan nomor dan alamat rumahnya.

"Hanya datang bersilaturahmi dan ingin menyampaikan tujuan saya yang kemarin." jawab pemuda itu.

"Ta'aruf?" tanya Alia memastikan yang mendapatkan anggukan atas pertanyaannya.

"Kenapa mas ajak saya ta'aruf padahal kita saja tidak saling mengenal, ketemu juga baru kemarin itupun tidak saling mengobrol." tanya Alia menuntut jawaban.

"Bukankah ta'aruf untuk saling mengenal? Oleh karena itu saya mengajak kamu ta'aruf lebih dulu." jelas pemuda itu membuat Alia terpojok karna memang benar kan ta'aruf mengajak untuk saling mengenal. Tapi kan persoalannya bukan seperti itu.

"Baiklah jika mas nya seyakin itu, tapi saya mau perjelas kalo saya ini masih sekolah dan juga saya yakin abi sama umi saya akan menolak tujuan mas nya. Sekitar satu jam dari sini Jalan mekarsari selanjutnya cari sendiri. Semoga dapat assalamu'alaikum." ucap Alia, terlihat sedikit kesel dalam pengucapannya. Setelahnya mengatakan panjang lebar Alia pun pergi meninggalkan pemuda tersebut.

Alia kembali ke tempat dimana sahabatnya berada. Berjalan dengan perasaan campur aduk. Ara yang melihat kedatangan Alia seperti itu membuatnya bertanya-tanya apa yang terjadi?. Ara memberi jeda untuk Alia tenang lalu setelahnya ia bertanya ada gerangan apa?.

"Kenapa tu muka?" tanya Ara.

"Aku tuh keselll bangat sama seseorang, aku tuh_" ucapannya terpotong ketika Ara menarik tangannya membawanya keluar menuju ke kasir untuk membayar buku yang mereka pegang.

Setelah menemukan tempat yang aman untuk bercerita, Ara meminta Alia untuk melanjutkan kekesalannya yang tadi.

"Nah sekarang baru boleh cerita."

Alia menarik napas terlebih dahulu, melihat ke sekitar lalu menatap Ara yang sudah stay mendengarkan.

"Aku tuh kesel bangat sama cowok itu, kau tau? Aku ketemu lagi sama cowok yang kemaren pas kita ke kajian ustadz Agam itu. Nah kan awalnya aku minta tolong ngambilin buku yang tadi karna tanganku tidak sampai. Nah aku udah bilang terima kasih kan ke dia pas mau pergi dia malah ngehalangin aku dan malah minta alamat rumah."

"Terus kamu kasih?" potong Ara.

"Ya... Ya iya. Tapi gak tau kenapa aku kasih tu alamat. Lagian juga alamatnya gak lengkap. Udah pasti tu cowok gak bakalan datang."

"Kalo datang gimana? Terus minta restu buat pinang kamu, hayoo?" tanya Ara cepat yang mendapat gelengan kepala. "Kita lihat aja besok,".

" okeyy mari kita lihat besok." ucap Ara serius.

•••••

Di kantin, disaat semua orang tengah asik makan dan bergosip ria. Alia malah asik sendiri dengan pikirannya. Tatapannya terlihat kosong, namun tangannya aktif mengaduk-aduk nasi goreng yang tersedia di mejanya.

Falia ( Fahri dan Alia) [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang