"bangsaaat!" umpat juan setelah membaca sesuatu di layar ponselnya.
atensi lino otomatis langsung tertuju kepada juan, "kenapa lagi lu?"
"cuti gua bulan depan kaga di acc anjir... padahal gua udah booking tiket pesawat... hotel..."
"lu lupa bulan depan kita banyak event?" tanya lino yang sudah kembali mengalihkan perhatiannya dari juan ke layar komputernya.
juan mengacak rambutnya kasar, "lupa sih kaga, cuma gua kira kan awal bulannya gua masih bisa kabur bentaran.."
"ya tapi kan lu team leader, dongo," ujar bayu setelah melempar kertas bekas yang sudah ia remas-remas tepat ke kepala juan, "dari bulan ini juga kita kan udah harus mulai prepare, kan kudu ada lu yang ngatur, pak."
"gua butuh healing dari hiruk pikuk percuanan duniawi ini.. demi sasak megawati udah muak banget gua anjiiing!" gerutu juan frustasi.
bayu menghampiri juan yang lebih tinggi darinya lalu merangkul pundaknya, "sayangnya kaga ada hujan duit di dunia ini, wan, jadi kita harus tetap giat bekerja--"
"--supaya bos kita bisa liburan ke luar negeri sebulan 2 kali," sambung lino sarkas.
"bajingan. yang ada kita mah kena gejala tipes sebulan 2 kali."
"mendingan kita ngopi dulu dah, wan," ajak bayu, "kepala lu udah berasep, dipake kerja dari pagi ampe malem begini."
"bentar dulu, bay," ucap juan lalu menyingkirkan tangan bayu dari bahunya, "sponsorship buat event fashion bazaar udah dapet berapa nih?"
"oh iya, hehehe.." bayu menggaruk tengkuknya canggung, "dah dapet 6, pak, yang lainnya masih dalam proses pengajuan.. mohon bersabar ya, pak, ini ujian.." jawab bayu lantas menundukkan kepalanya dan menyatukan kedua telapak tangannya seperti sedang meminta maaf.
"ujian ujian, lu kira mau masuk cpns pake ujian. kalo posternya udah jadi belom, no?"
lino hanya menjawab dengan sebuah acungan jempol yang dibalas dengan acungan jempol lagi oleh juan.
"emang selalu bisa gua andelin dah lu," puji juan.
lino mengangkat alisnya tanda setuju, "tinggal ditambah logo sponsor, bay."
juan langsung mendelik ke arah bayu.
bayu membalas dengan memberikan gestur hormat kepada juan, "siap laksanakan, bos!"
tiba-tiba ponsel lino berdering, ternyata ada panggilan masuk yang berasal dari raka.
"halo, rak?"
"halo, bang, maaf kalo gua ganggu, lu lagi lembur?"
"iya nih, emang kenapa?"
"lembur bareng kak bina?"
"enggak, kayaknya tadi dia pulangnya tenggo,"
"tapi sampe sekarang kak bina belom nyampe rumah, bang,"
"hah?"
"iya, bang, daritadi udah gua sama mika telfonin tapi gak diangkat,"
"serius, rak?"
"iya, bang, lu tau gak ya kira-kira kak bina kemana? ini si mika daritadi khawatir banget.. ya.. gua juga sih.."
"bentar.."
lino mulai berpikir, mencoba untuk mengingat sesuatu.
"rak, kayaknya gua tau kemungkinan dia kemana,"
"beneran, bang?"
"lu sama mika jangan khawatir, gua bakal cariin sabina sampe ketemu,"
"makasih banyak ya, bang, gua percaya kok sama lu."
setelah menutup panggilan dari raka, lino langsung bergegas mengemasi barang-barangnya.
"mau kemana lu, no?"
"gua duluan ya," pamit lino cepat kemudian meninggalkan ruang kerjanya beserta juan dan bayu yang terlihat bingung dengan sikapnya yang tiba-tiba seperti sangat tergesa-gesa.
lino mengendarai motor besarnya dengan kecepatan di atas rata-rata, berharap bisa segera menemukan sabina di tempat yang sedang ia tuju. jujur saat ini lino merasa sangat khawatir. padahal tadi ia jelas-jelas melihat sabina pulang dari kantor tepat jam 5 sore, ia pun mendengar sabina berpamitan untuk pulang lebih dulu. tapi raka bilang sampai semalam ini sabina malah belum sampai di rumah.
sesampainya lino di sebuah taman, ia segera memarkirkan motornya, melepas helmnya, lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar area taman. matanya pun menangkap sosok mungil sedang duduk termenung di salah satu kursi taman, perawakannya terlihat persis seperti sabina. lino pun lekas menghampirinya, masih dengan perasaan khawatir namun sudah sedikit lega.
"sabina?"
sang pemilik nama menengok kaget ke asal suara di belakangnya, "lino?"
***
nct jungwoo
as
juan
seventeen seungkwan
as
bayu
KAMU SEDANG MEMBACA
kapan nikah? ; leeknow sinb
Fanfictionviviz sinb + stray kids lee know AU (lokal, work life, romance-comedy, bahasa, non baku, lowercase, harsh words)