Prolog

1.6K 131 31
                                    

"Kak Rora, adek punya permen lho. Kak Rora mau gak?"

Bocah pirang berponi dengan senyum ceria-nya datang menghampiri anak kecil lain yang nampak duduk di meja belajar miliknya.

Mata Hazelnya berbinar, tangan mungilnya terangkat memperlihatkan 2 bungkus permen yang baru saja didapatnya sebagai imbalan karena menemani sang ibu berbelanja.

Kaki pendeknya membuat gerakan melompat-lompat kecil, ia sangat bersemangat untuk mendatangi kakaknya.

Sayangnya, belum sempat si kecil itu tiba di tempat sang kakak, sebuah tangan dengan kasar menarik bahu mungilnya hingga tubuh itu tertarik kembali ke tempatnya semula.

"Jangan ganggu Rora! Dasar anak nakal!" teriak keras seseorang dibelakangnya.

Si kecil nampak beringsut ketakutan, mendapati keberadaan si sulung Mahendra yang terkenal akan sikap kasarnya.

"Maaf, Adek gak akan ganggu. Adek cuma mau kasih permen ini ke Kak Rora."

"Lo mau bikin adek gue sakit gigi! Pergi sana!"

Dengan perasaan takut dan sedih yang berkecamuk, si kecil meremas erat permen di kedua tangannya.

"Kenapa semua yang adek lakuin selalu salah di mata kakak, adek juga adik kakak kan?"

***

Hai guys, i'm back with new story.
Hmm cerita sebelumnya emng blm kelar sih, tp gue tkut ide buat cerita ini keburu ilang dari kepala gue, jadi gue memutuskan buat nulis sebisa gue dulu biar ke keep idenya.

Seperti biasa, gue gk punya jadwal update tetap. Doain aja mood gue bagus trs biar nulisnya jg lancar haha.

Dan mungkin cerita ini bakal lama prosesnya sama kayak cerita sebelumnya, but gue cuma iseng aja sih pengen publish. Bilang aja cek ombak.

Bisa di unpublish juga sewaktu-waktu.

Jangan lupa tinggalkan jejak, see u next part.

Complicated ; BabyMonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang