Chapter 18

260 29 20
                                    

Lantai tiga katanya adalah ruang khusus istirahat untuk keluarga Jungkook.

Jieun memperhatikan interior ruangan yang mirip dengan apartemen Jungkook di Seoul: mewah dengan sedikit sentuhan vintage yang khas. Perabotnya didominasi oleh warna abu-abu.

Tempat tidur besar terletak di tengah, berdampingan dengan sebuah lemari yang menempel di dinding. Di depannya, ada sofa panjang dan meja kaca. Sebuah karpet tebal menutupi sebagian besar lantai kayu.

Ruangannya indah dan nyaman.

Jieun berjalan ke jendela yang memperlihatkan pemandangan halaman samping bangunan. Bunga mawar putih tampak bergoyang ringan tertiup angin, membawa aroma semerbak yang menenangkan.

"Untuk malam ini, kita akan menginap di sini," ucap Jungkook, mendadak muncul di belakang Jieun. Dia melingkarkan kedua lengannya di perut Jieun, kemudian meletakkan dagunya di atas pundak gadis itu. Jungkook menarik napas dalam-dalam di sana, lalu menciumi rambut kekasihnya untuk beberapa saat.

"Rumah pribadiku sedang dibersihkan. Jadi, kita akan ke sana besok siang," lanjutnya.

"Tidak apa-apa."

"Apa kau baik-baik saja, Sayang?"

"Aku baik. Ini keempat kalinya kau bertanya, Jung." Jieun menoleh dengan senyum kecil.

Jungkook mengangguk dan mengecup lembut pundak gadis itu. "Aku hanya ingin memastikan."

"Aku baik. Selama bersamamu, aku pasti akan merasa baik-baik saja."

Senyum Jungkook melebar mendengarnya. Ia mempererat pelukannya dan memberondong Jieun dengan puluhan ciuman kecil di sisi wajahnya, sampai-sampai gadis itu memberontak ingin melepaskan diri karena geli.

Jungkook tertawa dan akhirnya menjauh. "Sebaiknya kau beristirahat?" tanyanya, membalik tubuh Jieun menghadapnya. "Aku tahu kau lelah setelah perjalanan panjang kita."

"Dan kau?"

"Aku ingin melihat anggota baru sebentar sebelum bergabung denganmu."

Jieun menatap Jungkook untuk beberapa saat, kemudian mengangguk. Sejujurnya, ia ingin Jungkook ikut beristirahat bersamanya, tetapi ia tahu Jungkook harus mengurus banyak hal.

"Ayo." Jungkook menarik tangan Jieun menuju tempat tidur, dengan lembut mendorong pinggangnya untuk naik ke ranjang.

Jieun berbaring di sana, sementara Jungkook duduk di tepi ranjang. "Aku hanya akan turun sebentar untuk mengecek anak-anak itu dan kembali."

"Mm, ya." Jieun bergumam sembari memiringkan tubuhnya menghadap kekasihnya. Tangan Jungkook dengan perlahan mengusap kepala hingga bahunya.

Sekarang baru pukul 12 siang, tetapi Jieun yang kurang tidur menjadi mudah lelah. Bantal dan kasur yang empuk terasa membuainya untuk tidur, tetapi ia masih ingin menatap wajah Jungkook.

Tatapan teduh pemuda itu terpaku padanya, membawa perasaan menyejukkan di hatinya.

Ia hanya menginginkan Jungkook di sisinya. Penenangnya.

"Jung?" panggil Jieun setelah beberapa saat, tangannya memainkan ujung jaket kekasihnya.

"Ya?"

"Bernyanyi untukku?"

Jungkook menaikkan satu alis dan kontan tertawa kecil. Tatapannya seolah bertanya: 'Kau bercanda 'kan, Sayang?'

"Aku serius." Jieun menarik pelan ujung jaket Jungkook dengan senyum tipis. "Suaramu bagus. Kau bisa jadi vokalis boy group atau band jika kau mau."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Black LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang