Nyauu~~
.
.
Gelap?!.....sepertinya sudah hampir waktu makan malam.
"Ekhem... Tes tes tes kau dengar?"aku mengetes apakah aku berhasil atau tidak, tapi sepertinya berhasil dan dengarlah dia menjawab nyaring dipikiranku membuat telingaku mendengung.
"YAAA AKU DENGAR AKU DENGAR.."
"Jangan berteriak di kepalaku" aku menegurnya agar tidak di ulangi lagi
"Okey"
-ceklek-
Ada yang masuk, kenapa tidak ketuk dulu tidak sopan.
Wanita?, Sepertinya dia maid jika dilihat dari gerak geriknya.
"Selamat malam tuan muda, anda dipanggil untuk makan malam bersama" tuh kan dia maid.
"Ya" jawabku, bukan sok cool hanya saja aku bingung mau jawab apaan.
"Apa perlu saya bantu untuk bersiap?"bagus itu yang aku tunggu, aku sangat malas walau hanya bergerak, jadi aku mengangguk sebagai jawaban.
Perlahan tapi pasti, maid itu atau bisa disebut Lala membantuku mandi dan bersiap, tapi aku merasa minder kenapa dia lebih tinggi dan kuat?, Dariku.
Akan tetapi sepertinya ada yang malu, aku bisa merasakan bahwa Rafa sedang malu tapi tidak bisa berbuat apapun.
'adik aku malu loh' tuh kan pada akhirnya dia protes.
"Aku malas"
'huuu' yah dia menangis karena malu, tapi aku yang malah seperti menangis, Lala sepertinya khawatir karna aku menangis padahal aku tidak menangis loh
"Tuan muda"dia memanggilku jadi aku mendongak membiarkan air mata yang terus mengalir.
"Berhenti menangis Rafa!!"
'huuu biarin wlee' cukup, aku kesal jadi aku membiarkan saja tapi ini mengganggu penglihatan ku.
"Tidak apa-apa muda jangan menangis" lala berusaha membujukku padahal aku tak menangis loh.
"Bagaimana kalo begini saja" apaan?,
"Saya gendong gimana?, Tapi tuan muda tidak boleh menangis"meski sedikit ngelag tapi aku mengangguk saja.
Pada akhirnya Altya di bawa Lala dengan menggendong koala, Al memeluk erat lala sambil bergumam kecil, membuat lala terkekeh.
'Lala kuat'
.***.
-ruang makan-
T
ap!
Tap!
Atensi semua beralih, melihat maid yang turun menggunakan tangga serta menggendong koala Al yang sangat anteng, seluruh keluarganya berkumpul kakek, nenek, paman, bibi, sepupu serta keponakannya juga ada, yang artinya seluruh anggota keluarga sedang berkunjung kesana dan tidak lupa sang Female lide yang sudah duduk anteng dengan tatapan polos- ekhem nya.
(Btw hanya anggota keluarga/ punya kepentingan serius yang boleh menggunakan lift)
Saat lala mendekat Melinda membuka suara "kenapa?"
"Tuan muda yang memintanya nona"jawab lala, lalu mendudukkan Al kekursinya, al menatap malas semua orang tapi yang terlihat hanya tatapan polos.
"Rafa!"
'why?'
"Ganti"
'hah?!'
"Cepatlah"
Belum sempet menjawab rafa langsung kembali ketubuh aslinya, tatapannya juga berubah menjadi datar seperti sebelumnya.
"Ekhem, makan!"titah sang tetua bisa dibilang sang kakek
Semuanya makan dengan tenang tanpa bersuara kecuali para sepupu kecil dan ponakannya yang sedikit mencuri curi panda menatap rafa, rafa sibuk dipikirannya mengomeli Al yang seenak jidatnya menyuruhnya keluar, dan jawaban dari Al hanya satu yaitu 'aku malas', ingin ku geprek rasanya.
Saat selesai makan malam semuanya disuruh berkumpul, rafa mau tak mau juga harus ikut berkumpul dengan perasaan dongkol
"Oii, adik!" Rafa memanggil Al di dalam pikirannya agar tidak bosan dengan basa basi yang dibicarakan, serta para orang tua yang menjahili Amora yang notabenenya adalah female lide.
'aku bukan adikmu!'
'ho ho ho kamu kesal?'
'ck, apaan?!'
'kakak mu ini bosan loh'
'lalu?"
'ih kamu mah gak peka"
'bicaralah pada baby di depanmu itu, aku jamin gak akan bosan'
'masak bicara sama bocil sih, tapi gak papa lah'
Rafa kembali ke nyata, lalu melihat tiga bocil yang sedang mencuri curi pandang terhadap nya, heee lucu~
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tryva Or Altya (Slow Up)
FantasyBerkisah tentang tryva yang hidup dalam penjara keluarganya, tryva dituntut sempurna dalam segala hal serta diperlakukan tak manusiawi, namun menurut Tryva itu sudah hal yang biasa, ia di bandingkan dengan yang lain dan tak segan-segan menghukumnya...