Sera melebarkan senyuman saat melihat sosok JC sedang berlari mencapai garis finish dan berseru girang bersama dengan teman-teman pelari lainnya. Tidak ketinggalan dirinya mengambil beberapa potret JC sebagai kenangan. Bisa melihat JC yang tampak begitu senang membuat Sera ikut bahagia.
Setelah melewati pembatas garis finish, para pelari diminta untuk segera berbaris dan mendapatkan medali keberhasilan mereka yang sudah menyelesaikan marathon di hari itu. Mendapatkan medali, berfoto bersama, dan bercengkerama bersama yang lainnya selama beberapa saat, JC menelepon Sera untuk menanyakan keberadaannya.
"Kamu disini? Nggak jadi mojok di kafe?" tanya JC saat Sera menepuk bahu kiri dan pria itu spontan menoleh dengan posisi ponsel masih di telinga.
Sera menggeleng sambil melihat JC mematikan ponsel dan memasukkannya ke dalam saku celana training-nya.
"Udah ngopi, udah ngemil, udah habis sebuku, dan kamu belum kelar, jadi aku mutusin untuk samperin kamu kesini," jawab Sera sambil terkekeh.
"Sendirian? Naik apa?" tanya JC dengan ekspresi bingung.
"Ada taksi kali," jawab Sera lagi.
"Oh."
Karena tahu jika JC akan banjir keringat dan memang seperti itu, Sera meminta agar JC segera mengambil handuk dan mengganti kausnya yang sudah sepenuhnya basah di sana. Mereka segera menuju ke pelataran parkir dan Sera membantu JC untuk mengambil perlengkapannya dengan membasuh tubuh dengan handuk, lalu bertukar kaos. Sewa mobil, itulah yang dilakukan JC untuk kemudahan mereka bepergian selama disana.
"So, mau jalan kemana?" tanya JC saat sudah duduk di bangku kemudi.
Sera menoleh dengan ekspresi menilai. "Nggak mau balik hotel dulu buat mandi dan beberes? Masuk angin loh nanti."
JC terkekeh sambil mengarahkan kemudi. "Nanggung."
"Ih, jorok lah. Mandi dulu, beberes dulu, jalan-jalan bisa nanti maleman," cetus Sera dengan ekspresi tidak setuju.
"Emangnya nggak apa-apa? Kalau balik dulu, beberes dulu, nanti kuarnya jadi kemaleman. Kan, kita cuma semalam lagi disini dan besok udah kudu balik Jakarta," balas JC.
"Nggak apa-apa, aku bukan tipe orang yang harus banget kuar dan malam mingguan kayak orang-orang. Aku agak pusing liat orang banyak anyway," sahut Sera santai. "Kita cari makan malam yang deket-deket hotel aja, jadi jalan kaki aja. Atau kamu udah keburu capek harus jalan lagi since udah lari puluhan kilo hari ini?"
"I'm okay with that," balas JC sambil mengangguk.
"Okay."
Sesuai dengan keinginan Sera, keduanya kembali ke hotel untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Meski JC sering mengisenginya dengan menggoda atau memberi tanda untuk mengerjainya, Sera mampu menghadapinya dengan sangat baik sehingga tidak terjadi sesuatu yang menyenangkan. Setidaknya, tidak saat ini karena Sera masih terlalu nyaman dengan hubungan teman tapi mesra yang masih jadi newbie dalam level pacaran.
"Jadi, selain suka sama aku, apalagi yang kamu suka?" tanya JC sambil terkekeh geli saat mereka sudah berjalan sambil bergandengan tangan dalam menyusuri jalan untuk mencari makan malam.
Menempati hotel yang cukup strategis, mereka mengetahui ada beberapa area yang memberikan sajian makanan khas Bali dan akan memutuskan setibanya disana jika ada yang menarik perhatian.
Sera tertawa pelan sambil menggelengkan kepala karena tidak percaya dengan sisi percaya diri JC yang baru diketahui olehnya. Setidaknya, JC memiliki selera humor meski terdengar payah tapi Sera perlu memberinya apresiasi lewat tawa karena geli, bukan lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You had me at: Hello, JC! (END)
RomanceDarinya, aku menyukai langit biru. Menandakan kebebasan, kelepasan, kemerdekaan, dan kecukupan atas diri sendiri. Sederhana, tapi bermakna. Biasa saja, tapi cukup berkesan. Tidak melakukan apa-apa, tapi dari itu saja, dia sudah memberi warna. Aku...