Sera merebahkan diri di bantal yang sudah disusun tinggi sambil mendesah lega setelah aktifitas seharian itu yang cukup melelahkan. Setelah makan malam di salah satu kedai yang cukup ternama, Sera dan JC menuju ke hotel yang sudah dipesan JC. Bertepatan dengan adanya event lari itu, alhasil semua hotel yang mendekati area event sudah penuh dan Sera tidak mendapatkan kamar baru. Bahkan, pesanan kamar JC mendapat masalah dimana yang seharusnya adalah twin bed, tapi yang disediakan adalah king bed.
Merasa sudah lelah dan tidak sampai hati membiarkan JC harus mencari tempat lain meski pria itu tidak keberatan, tapi Sera tidak tega. Dia bersedia berbagi kamar dengan JC di kamar dengan satu ranjang itu.
"Aku akan tidur di sofa," ucap JC saat keluar dari kamar mandi seusai mandi.
Kening Sera berkerut. "Kenapa?"
"Kenapa?" tanya JC dengan ekspresi bingung yang sama.
"Ini kan ranjang bisa dipake berdua," ucap Sera sambil menunjuk sisi kosong ranjangnya.
JC tertegun, lalu tertawa pelan dan merangkak naik ke ranjang setelah menaruh handuknya di sandaran kursi untuk mendekat pada Sera.
"Aku nggak bisa behave loh," ucapnya dengan satu alis terangkat.
"Dan aku pikir kalau kamu bukan cowok yang gampangan hanya karena tidur bareng kayak gini," balas Sera mantap.
"Darimana kamu seyakin itu? Namanya cowok, otaknya selalu mesum," sahut JC langsung.
"Dan kamu bukan tipikal pemaksa kalau akunya nggak mau, atau siapapun yang jadi cewek kamu nggak mau," tambah Sera lagi.
JC mengulum senyum sambil menggeleng pelan dan berguling ke sisi yang kosong untuk mengatur bantal ke kepala ranjang, lalu ikut bersandar seperti Sera.
"Aku nggak nyangka kalau kamu bakalan seyakin itu sama aku. Apa kamu selalu percaya sama cowok seperti ini?" tanya JC kemudian.
"Buat kamu adalah pengecualian," jawab Sera sambil menoleh pada JC yang sudah menatapnya. "Aku bukan cewek yang anggap seks itu tabu, juga nggak merasa perlu tersinggung kalau ada cewek lain yang pahamnya beda sama aku soal seks dilur nikah karena itu adalah keputusan masing-masing individu. Cuma buatku, seks itu harus ada kata saling, juga butuh chemistry dalam lakuinnya."
"Apa kamu nggak merasa pengen lakuin hal itu sama aku?" tanya JC lagi.
"Ada, tapi nggak sekarang. Dan kupikir kalau kamu memang orang yang mesum, kamu udah pasti bakalan sembarangan perlakuin aku, tapi kamu nggak. Kamu termasuk behave kok karena kadang buat cium pipi aja pake permisi," jawab Sera sambil terkekeh.
"So, no sex for tonight?" tanya JC dengan nada iseng yang kentara.
"No," jawab Sera sambil tertawa. "Are you?"
"Kan udah dibilangin kalau otakku itu selalu mesum, jadi ada keinginan semacam itulah," jawab JC jujur. "Tapi kalau kamu nggak mau, apalagi lakuin hal itu hanya untuk bikin aku senang, aku juga nggak mau."
"See? Intinya harus ada kata 'saling' diantara kita, right?" celetuk Sera yang dibalas kekehan ringan dari JC.
"So, no sex? No cuddle and kiss at all?" tanya JC dengan niat untuk bernegosiasi.
Sera tertawa dan beringsut mendekat untuk memeluk JC yang langsung disambut dengan rengkuhan yang erat. "Cuddle is fine. Kiss also fine."
JC mengecup kening Sera ringan kemudian menaruh kepalanya tepat di atas kepala Sera sambil memejamkan mata dan menghela napas. "I feel so happy."
KAMU SEDANG MEMBACA
You had me at: Hello, JC! (END)
RomanceDarinya, aku menyukai langit biru. Menandakan kebebasan, kelepasan, kemerdekaan, dan kecukupan atas diri sendiri. Sederhana, tapi bermakna. Biasa saja, tapi cukup berkesan. Tidak melakukan apa-apa, tapi dari itu saja, dia sudah memberi warna. Aku...