Hari itu, awal mula kegiatan klub dimulai. Disaat Jisung tahu kalau bisa mengambil lebih dari satu klub, dia pun memutuskan masuk klub basket serta klub menari.
Dia bukannya mendengar saran Renjun untuk masuk klub menari. Tapi, lebih disaat dia tahu, kalau klub itu hanya terdiri dari tujuh orang dan kegiatannya tidak terlalu banyak. Klub basket membutuhkan tenaga yang cukup besar. Bahkan, dia ingat bagaimana ketua klub basket, Yuta, memamerkan slum dunk nya yang kuat dan indah.
"Bahkan aku bisa menghancurkan ring basket itu!!" serunya dan disambut tepuk tangan riuh para penonton.
"JANGAN COBA-COBA KAU BAJINGAN!"
Ya, Kim Heechul yang menyahut. Guru BK mereka yang seramnya keterlaluan.
Hari itu, latihannya cukup ringan, hanya pemanasan serta pengenalan tentang basket, lalu dribble dari ujung lapangan ke lapangan berikutnya.Jisung mengistirahatkan tubuhnya setelah gilirannya selesai. Dia melakukan dribble dengan gaya zig zag dengan sempurna, dribble Jisung begitu kuat dan terdengar menakutkan membuat semua murid menyingkir disaat tahu Park Jisung sedang mendribble bola oranye itu ke ujung lapangan.
Jisung melihat sosok pria tinggi walaupun tidak setinggi Jisung dengan surai berwarna abu-abu memasuki lapangan basket saat itu. Semua anak kelas dua langsung menyambutnya. Bahkan kapten basket mereka bersimpuh dihadapannya dengan tidak tahu malunya. Jisung menyipitkan matanya. Merasa pernah melihat laki-laki itu.
Dan ingatannya membawanya ke sosok yang berteriak di lantai tiga. Saat Jisung dan Chenle bertengkar karena masalah ramen.
"Baik, rekan-rekanku, perkenalkan, ini kapten basket tahun lalu, namanya Lee Jeno, tingkat dua dan dia adalah ace nya tim basket kita" ucap Yuta, terlihat bangga sekali dengan adik tingkatnya itu. Bahkan, senyumnya sangat cerah membuat semua orang yang melihatnya langsung menyipitkan mata karena silau.
Sosok dingin itu acuh saja. Terkesan tidak peduli dengan ocehan Yuta. Tatapan matanya menyapu seluruh murid baru hari itu. melihat anggota barunya yang kikuk karena ditatap tajam oleh si mantan kapten, Lee Jeno. Hanya Jisung yang tidak merasa risih. Dia malah menatap balik Lee Jeno yang saat ini juga sedang menatapnya.
"Ah, dia namanya Park Jisung. Ya! Park Jisung! Turunkan pandanganmu!" ucap Yuta, melotot pada Jisung yang memutar kedua bola matanya dengan jengah.
Lee Jeno hanya mengibaskan tangannya, pertanda dia tidak masalah dengan sikap anggota baru padanya.
"Aku ke sini hanya ingin melihat wajah baru anggota basket. Kalian terlihat berbakat. Tetapi, tidak ada salahnya kan kalau aku ingin melihat kemampuan kalian?"
Seluruh murid tingkat satu berubah tegang.
Apa maksudnya ini?
Jangan bilang diadakan one on one bersama kakak tingkat?
"Wahhh, benar juga, Jeno!" Yuta terlihat sangat antusias. Dia tersenyum lebar yang malah terkesan mengerikan saat itu. Seperti siap menghancurkan anggota baru mereka kapan saja.
"Kalian, para anggota baru, akan dibagi tiga grup. Dan kalian semua, akan melawan kami, para tim inti basket."
Semua anggota baru kasak-kusuk di tempat. Saling berbisik.
Gila!
Para tim inti basket isinya adalah monster semua!
Tapi, mereka mana bisa membantah. Hanya bisa menerima dan mulai terbagi menjadi tiga grup. Jisung sih terima saja masuk ke grup apa.Dia melirik para tim inti basket yang badannya besar dan menjulang tinggi. Kecuali si Lee Jeno itu yang paling pendek di antara anggota inti lainnya. Kaptennya, Yuta terlihat bersemangat, bahkan berseru heboh akan benar-benar menghancurkan ring basket sekolah. Lalu, si tinggi yang tidak banyak bicara, Jung Jaehyun. Jisung menerka-nerka apa posisi si pendiam satu itu. Karena, dia yang tidak banyak omong dan berkoar-koar akan kemampuan basketnya.
Lalu, si tiang yang memiliki tato di dekat tulang belikatnya. Terlihat seperti playboy cap badak. Berwajah mesum. Suh Johnny. Kakak tingkatnya yang satu itu, juga tidak banyak omong. Tapi, Jisung pernah melihatnya bermain three on three saat jam istirahat. Dan Jisung langsung menebak kalau posisinya adalah forward di tim inti. Dan satu lagi, seperti orang dungu. Harus Jisung katakan itu. Kakak tingkatnya yang berasal dari negeri tirai bambu itu selalu dipanggil Hendery oleh teman-temannya. Dia selalu berbicara aneh dan terlihat tidak bersemangat saat latihan. Mendribble saja sudah ngos-ngosan. Jisung jadi ragu kalau dia benar-benar tim inti.
"Grup pertama!" seru Johnny, dia sudah siap melakukan pemanasan.
"Hei, siapa yang mau merebut bolanya saat dilambungkan?" tanya Taehyun, menatap teman-teman satu grupnya.
"Jisung, kau saja ya?" ucap Jay, si murid dari Amerika.
Jisung mengernyit tidak setuju. Tetapi, semua mata sangat berharap padanya membuat Jisung menghembuskan nafasnya.
"Baiklah, akan kulakukan. Dan bolanya, akan kuberikan padamu Jake" ucap Jisung, menunjuk Jake yang malah menunjuk dirinya sendiri dengan wajah tidak percaya.
"Bisa remuk badanku kalau aku yang pertama memegang bolanya! Ya! Johnny Sunbaenim itu badannya sekeras baja!" bisik Jake, wajahnya mulai pucat.
"Jake, ini bukan american football, ini basket. Dia tidak akan meremukkan badanmu" ucap Jay.
"Oke, cukup basa-basinya, ayo kita kalahkan para monster itu" ucap Taehyun, berusaha memberanikan diri.
Siapa yang menyangka akan banyak yang menonton pertandingan itu. Kapan lagi coba melihat para tim inti beraksi di lapangan? Melawan anak-anak kelas satu lagi. Aduhh, jadi tidak sabar melihat mereka dibabat habis.
Jay sendiri bergidik ngeri disaat merasakan aura mengintimidasi dari tim inti. Dia rasanya ingin pulang saja ke asrama. Kalau perlu, pulang kampung sekalian.
"Oke, saatnya menghabisi kalian" ucap Yuta, menyeringai senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] ROTATE
أدب الهواة"If you're searching for that one person that will change your life, Take a look in the mirror.." Kisah tujuh manusia yang ingin mengubah diri mereka menjadi lebih baik NCT Dream Fanfiction 1. Mark as Lee Minhyung (18 tahun) 2. Renjun as Huang Renju...