Banyak yang bilang, kalau Park Jisung itu adalah sosok pemuda yang polos dan lugu. Mungkin karena perawakannya yang kecil dan imut membuat semua orang berpikir demikian. Ditambah lagi dengan gigi hamsternya yang lucu. Semua orang langsung berpikir, kalau sosok Park Jisung adalah pria yang suci dan polos. Innocent.
Tetapi, semua itu, tidak sepenuhnya benar.
Malah, Jisung berpikir, kalau dia adalah manusia yang terkesan bodoh dari pada polos.
Jisung kadang tertawa sendiri disaat banyak orang mengatakan...“Jisung! Kau berubah! Di mana Jisung yang polos dan lugu itu huh?!”
Permisi.
Terlihat sekali kalau orang yang mengatakan itu benar-benar tidak mengenal Park Jisung.
Yang Jisung ingat, hanya Jung Sungchan yang mengerti dirinya. Yang tahu, apa yang Jisung inginkan. Yang tahu, siapa Jisung sebenarnya.Sungchan lah yang mengerti.
Maka dari itu, disaat Sungchan berkata kalau dia dan Jisung ditakdirkan berteman. Jisung tahu kalau semua itu bukanlah omong kosong.
Tetapi, orang banyak berkata kalau Jisung menjadi orang lain karena pengaruh Jung Sungchan yang memang terkenal kebadungannya. Bahkan, Jisung ingat disaat ibunya berteriak menyuruhnya tidak berteman dengan Sungchan lagi. Jisung tidak peduli. Dia percaya dengan takdirnya sendiri. Dia tidak mau menentang takdirnya yang menuntunnya berteman dengan Sungchan. Dan berakhir, dengan Jisung memilih menutup kedua telinganya disaat semua orang membicarakannya.***
Hari itu, sekolah begitu sepi. Anak-anak sudah pulang ke rumah masing-masing. Menyisakan Jisung yang dengan entengnya duduk di halaman belakang sekolah lalu menyesap rokoknya dengan khidmat. Sambil memandangi lembayung senja. Memperhatikan bagaimana mentari mulai bergerak ke arah barat hendak pulang ke rumah. Hanya Jisung, sendirian di sana, duduk dengan nyamannya, menghembuskan asap rokok itu, tidak takut ketahuan atau apa pun.
Jisung merasa, dia berhak melakukan apa pun yang dia inginkan.
“Semua murid sudah pulang Jisung. Gerbang akan dikunci. Apa kau mau menginap di sekolah?”Jisung tahu pemilik suara itu. Memang terdengar berbeda karena berpikir jam sekolah sudah usai dan tidak akan ada yang menyadari percakapan mereka berdua.
Suara lembut yang serak dan seksi itu, menyapa gendang telinga Jisung. Suara wanita berusia akhir dua puluhan.
Kepalanya menoleh, mendapati sosok gurunya, Lee Jeunha. Si guru favorit yang disukai seluruh murid. Guru gaul, guru pengertian, guru yang jarang memberikan tugas dan si tempat curhat para muridnya. Semua orang menyayanginya.
Begitu juga dengan Park Jisung.
“Aku ingin menikmati senja sebentar” ucap Jisung, asyik dengan rokoknya.
Lee Jeunha hanya diam memperhatikan Jisung. Mendengus, disaat Jisung menepuk tempat kosong di sampingnya, menyuruh gurunya itu untuk duduk di sampingnya.“Cantik bukan?” tanya Jisung, menyesap rokoknya perlahan.
“Apanya?”
“Langit senja” jawab Jisung, menghembuskan asap rokok itu.
“Mengingatkanku akan mu.”
Lee Jeunha mendengus lagi, dia terkikik pelan akhirnya, menatap Jisung yang tersenyum tipis. Merasa geli dengan ucapannya sendiri. Masa, dia harus menggombali sang guru yang rela berpenampilan seperti ibu paruh baya demi cita-cita?
“Kau bertutur kata manis hari ini. Ada yang kau inginkan?” tanya Lee Jeunha.
“Bagaimana dengan makan malam bersama?”
“Oke.”
Tidak ada percakapan setelahnya. Kedua manusia itu tidak banyak bicara kalau hanya berdua saja membuat Jisung kembali menggali ingatannya. Awal mula semua ini dimulai. Awal di mana, Jisung tidak menyangka kalau guru yang terlihat berusia 40 tahun itu, malah seorang wanita muda yang beralasan kalau dia sangat ingin menjadi guru.
Heol. Alasan yang tidak masuk akal menurut Jisung. Karena, kalau ingin menjadi guru, dia bisa saja menjadi guru muda tanpa harus repot-repot menyamar menjadi wanita paruh baya. Tetapi, Jisung tidak ambil pusing. Dia saat itu juga tidak sengaja berciuman dengan gurunya itu karena mabuk.
“Saatnya pulang Jisung, aku akan menunggumu di tempat biasa” ucap Lee Jeunha, mulai berdiri, lalu berjalan meninggalkan Jisung yang menyunggingkan senyuman.
“Dandan yang cantik. Lee Jeunha.”
Dan Jisung terkekeh disaat mendapati pujaan hatinya itu mendengus ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] ROTATE
Fiksi Penggemar"If you're searching for that one person that will change your life, Take a look in the mirror.." Kisah tujuh manusia yang ingin mengubah diri mereka menjadi lebih baik NCT Dream Fanfiction 1. Mark as Lee Minhyung (18 tahun) 2. Renjun as Huang Renju...