"Kalau kau mati karena kebanyakan minum alkohol, aku tidak sudi datang ke pemakamanmu."
Jisung berdecak ketika mendengar gerutuan Chenle karena kesal melihat Jisung sedaritadi tidak berhenti meminum bir yang memang mereka beli tadi sore di minimarket.
Walaupun sekolah mereka berada di kaki gunung, bukan berarti tidak ada pemukiman disekitar sana. Setiap Hari Minggu semua murid bebas keluar dari asrama dan dipersilakan pergi ke mana saja, bahkan pulang ke rumah dengan syarat pukul 10 malam sudah ada di asrama.
Kebetulan sekali -atau mungkin memang minimarket itu menjual semua "kebutuhan" anak nakal seperti mereka- Jisung dan Chenle pergi keluar untuk membeli beberapa perlengkapan mandi mereka yang habis. Kedua remaja 16 tahun itu mengunjungi minimarket langganan Haechan. Senior mereka itu mengatakan kalau minimarket tersebut sangat lengkap. Jisung ingat, Haechan mengatakan hal itu ketika Chenle dan Jisung pertama kali berkenalan dengan Haechan.
"Ck ck, apa yang terjadi pada Park Jisung eoh? Lihatlah mukanya, sudah seperti tomat" celetuk Haechan dari balkon kamarnya, laki-laki itu mengulum permen lolipop yang ia dapatkan dari meja belajar Minhyung.
Chenle berdecak dan mengarahkan pandangannya ke Haechan, "Dia baru saja diolok-olok oleh Na Jaemin" jelas Chenle dan dia mengaduh kesakitan karena Jisung memukul lengannya kuat.
Haechan tertawa mendengar penjelasan Chenle, dia pun memanjat pembatas balkon kamarnya lalu meloncat ke balkon kamar milik Chenle, Jisung, dan Renjun. Laki-laki berkulit tan itu mendarat dengan sempurna di balkon kamar adik kelasnya, mengabaikan tatapan jengkel dari Chenle dan Jisung yang memang kurang suka dengan tindakan ekstrim dari Haechan.
"Hyung, kau bisa menggunakan pintu depan seperti biasa, kenapa harus meloncat seperti kutu?" desis Chenle kesal, tetapi dia membukakan satu kaleng bir untuk Haechan yang menerimanya dengan senang.
"Lebih seru seperti itu, Chenle-ya" Haechan meneguk birnya dengan nikmat. Pandangan matanya mengarah ke dalam kamar adik kelas mereka yang luar biasa rapi. Padahal, Jisung dan Chenle tidak terlihat seperti anak rajin.
"Eoh? Cepat sekali teman kalian tidur?" celetuk Haechan ketika melihat gundukan selimut di atas tempat tidur. Dia sudah bisa menebak siapa manusia yang sudah tidur di pukul enam sore.
"Dia sudah seperti itu dari tadi siang" jawab Chenle membuat kedua alis Haechan saling bertaut.
"Dan kalian tidak berniat membangunkannya?" ucap Haechan tidak habis pikir.
"Ck, biarkan saja dia tidur" gerutu Jisung, telinganya mulai sakit karena mendengar ocehan Haechan dan Chenle.
"Lihatlah, Tuan Park ini sangat perhatian sekali dengan temannya, coba kalau yang tidur itu aku, pasti dia akan membangunkanku lalu mengatai aku babi" cibir Chenle tidak lupa dengan tatapan sinisnya ke arah Jisung yang berdecih.
Jisung hendak mengambil kaleng bir satu lagi tetapi dengan sigap Chenle menjauhi bir enak itu dari Jisung. Pria berdarah China itu tidak peduli dengan tatapan kesal Jisung. Dia hanya tidak mau mengurusi pria mabuk yang banyak tingkahnya seperti Jisung. Terlebih, Chenle harus menghadapinya sendirian karena Renjun sudah tertidur.
"Kau mau mati ya, si pemimpin barbar dari wilayah barat?" geram Jisung dan Chenle tidak peduli, dia membungkam Jisung dengan memasukkan keripik kentang ke mulut si tinggi.
"Sepertinya yang mau mati itu kau, Park sialan" dengus Chenle lalu menyuapkan keripik kentang ke dalam mulutnya.
"Berikan bir itu kepadaku, Zhong Chenle!"
"Hei, bir ini dibeli menggunakan uangku kalau kau lupa."
"Ck, berikan kepadaku brengsek!"
Haechan mengernyitkan alisnya, "Sepertinya kalian serius ingin bertengkar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] ROTATE
Fanfic"If you're searching for that one person that will change your life, Take a look in the mirror.." Kisah tujuh manusia yang ingin mengubah diri mereka menjadi lebih baik NCT Dream Fanfiction 1. Mark as Lee Minhyung (18 tahun) 2. Renjun as Huang Renju...