H-09 Back To You

125 19 6
                                    

Pagi ini Guangzhou sangat cerah, mentari nampaknya sedang bahagia untuk menampilkan sinarnya. Begitu pula Kyungsoo, hari ini ia nampak bersemangat. Pagi ini ia harus bertolak ke Qingdao untuk mengecek restoran cabang miliknya. Sudah suatu kewajiban baginya setiap dua minggu sekali ia akan berada di Qingdao dan menginap selama tiga hari di sana. Dirapikannya koper berisi beberapa barang yang ia perlukan selama menginap. Lalu, diseretnya koper hitam itu turun.

"Sudah siap?" tanya Yifan ketika melihat adiknya turun dari lantai dua

"Sudah oppa" jawabnya seraya tersenyum.

"Baiklah, aku akan mengantarmu kali ini"

"Tak perlu oppa. Tuan Ming yang akan mengantarku ke airport. Oppa kembali ke kantor saja." ucap Kyungsoo menolak

"Tidak, hari ini aku yang akan mengantarmu. Tiga hari kedepan aku tak bisa menyusulmu ke Qingdao seperti biasanya, karena aku harus ke Beijing untuk menyelesaikan beberapa kontrak dengan vendor. Jadi, biarkan oppamu ini menggantikan tiga hari kedepan dengan mengantarmu ke bandara, okay?"

"Baiklah oppa." sahut Kyungsoo lalu menggandeng tangan kakaknya.

Perjalanan ke bandara membuatnya mengantuk, hingga tak sadar selama setengah jam perjalanan ia habiskan dengan tidur didalam mobil. Kyungsoo terbangun ketika merasa ada sesuatu yang menyentuh bahunya. Dilihatnya sang kakak yang tersenyum membangunkan dirinya.

"Sudah sampai putri tidur" ucap pemuda itu seraya mengusap sayang rambut Kyungsoo.

Kyungsoo yang masih mengantuk hanya meregangkan badanya dan mengangguk paham. Ia lalu turun dan menggeret malas kopernya. Ia yang beberapa saat lalu bersemangat kini hanya berjalan lesu seakan tak memiliki daya.

Setelah check-in dan melakukan pemeriksaan, Kyungsoo lalu menuju kearah gate keberangkatannya. Disini ia harus berpisah dengan Yifan. Di peluknya erat namja jangkung itu. Ia hanya pergi beberapa hari tapi rasanya kali ini ia akan merindukan kakaknya.

Perjalanan udara kali ini menempuh waktu dua jam lebih. Cukup untuknya menyambung tidur yang terganggu tadi. Ia mulai menyamankan diri di bangku penumpang. Dikenakannya earphone hitam kesayangannya. Ia kemudian melanjutkan mimpinya yang tertunda tadi.

Sesampainya di Qingdao, ia langsung menuju ke arah restoran miliknya. Biasanya, ia akan mampir terlebih dahulu ke apartemen, untuk sekedar membersihkan diri sebelum pergi bekerja, akan tetapi kali ini ia lebih memilih untuk bergegas ke restoran.

Jam menunjukkan pukul 09.00 CST. Tak terlalu ramai pengunjung restoran hari ini. Akan tetapi, ketika lunch dan dinner nanti, beberapa bangku kosong ini akan terisi penuh oleh reservasi dari pelanggan.

Setelah meletakkan kopernya, ia kemudian menyapa para pegawai dan chef yang sedang bertugas. Ia juga membantu kasir dan beberapa pelayanan yang terlihat sedikit keteteran saat menyajikan beberapa hidangan untuk tamu.

Pagi ini ada dua tamu VIP yang berkunjung ke restorannya. Ia kemudian mengenakan celemek dan mulai memasakkan hidangan untuk tamu-tamu tersebut. Seperti inilah keseharian Kyungsoo jika ada tamu VIP, ia akan turun kedapur, memasak untuk mereka. Sedangkan, kedua chef andalannya akan memasak untuk tamu reguler. Bukan ia tak percaya pada chefnya, ia hanya ingin membantu mereka dan memberikan pelayanan terbaik bagi customernya.

"Nona Wu" panggil salah satu pegawainya

"Ya?" ucap Kyungsoo tanpa mengalihkan perhatian pada beberapa sayuran yang sedang ia potong.

"Ada yang mencari Nona didepan sana" ucapnya agak sedikit takut mengganggu kegiatan Bosnya

"Siapa?" tanya gadis itu

HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang