Prolog

833 83 0
                                    

Seoul, 2012

"Menjauhlah darinya!"

Gadis polos itu mendongak menatap lawan bicaranya yang kini tengah menyorotinya tajam.

"Ta-tapi, kenapa? aku-" jawabnya dengan nada bergetar.

"Kau hanya benalu untuknya!"

Lelaki paruh baya itu menggeram kesal, gadis didepannya ini terlalu kolot jika hanya diberikan kode untuk menjauh dari anak emasnya, mau tidak mau ia harus menyeret gadis itu keluar dari gedung tempatnya bekerja untuk memakinya tentu saja.

"Kehadiranmu sungguh sangat merugikan baginya kau pasti tau itu!"

"Ak-ku bahkan tidak pernah mengganggunya paman!. Aku kesini hanya untuk menjenguknya!" ucapnya lantang.

Tapi apa yang gadis itu dapatkan?

Gertakan dari seseorang yang baru setengah tahun ini dikenalnya. Laki-laki yang sangat membatasi intensitas bertemu serta berinteraksi dengan sahabat dinginnya itu. Lelaki yang sejak awal bertemu langsung membecinya tanpa ia tahu apa kesalahan yang pernah ia buat.

"Diam kau anak kecil! Kau selalu saja menjawabku!"

"Tapi paman aku han-"

Plaakk

"Gadis miskin dan lemah sepertimu tidak cukup untuknya! Kau akan didepak dari kehidupannya setelah ia terkenal nanti, harusnya kau sadar diri nona! Kau tidak akan bisa mempertahankan kedudukannya, kau hanya akan menghancurkan mimpi yang selama ini akan digapainya!"

Tangis yang sedari tadi ditahannya kini satu persatu mulai turun membebaskan diri dari kelopak mata yang indah itu. Rasa sakit akibat tamparan itu tak seberapa dibanding dengan sakit hati akibat ucapan orang itu.

"Jika kau tidak segera menjauhinya, aku sendiri yang akan menghancurkan impiannya itu!" ucapnya final.

"Ti-ti-tidak, kumohon. Jangan hancurkan mimpinya, kumohon"

Seoul, September 2014

"Sehun-nah, kau datang" ucap gadis berpipi bulat seraya menampilkan bibir hatinya yang merekah.

"Mianhae"

Sehun merengkuh tubuh kecil didepannya yang kini sedang tersenyum ke arahnya.

Tidak, tolong jangan tampilkan senyum itu bahkan ketika aku tidak bisa berada disisimu saat kau terpuruk.

"Maafkan aku" ucapnya sekali lagi sambil mengeratkan pelukannya.

Sehun menenggelamkan kepalanya dibahu sempit milik gadis itu. Menghirup aroma susu alami yang menguar milik gadis tersebut yang sedikit bercampur keringat. Aroma yang selalu bisa menenangkannya disaat ia sedang bersedih.

"Sehun-nah jangan seperti ini, aku takut nanti mereka melihatmu"

"Biarkan seperti ini sebentar, aku merindukanmu"

Deg

Jantung gadis itu berdetak tak beraturan. Ia selalu seperti ini ketika Sehun berada disekitarnya.

"Maafkan aku, aku benar-benar menyesal"

"Tak apa, aku tahu kau sibuk"

Aku tahu kau sedang sibuk merayakan hari ulang tahun wanita itu bersama teman-teman dan sunbae mu ketika omma meninggalkanku. Aku sakit ketika kau sedang berbahagia dengannya.

Gadis itu mengarahkan tangan mungilnya untuk membalas pelukan Sehun. Lalu menggerakkannya untuk menenangkan Sehun.

"Jangan pergi" ucap Sehun parau.

HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang