H-11 The Truth [2]

56 14 0
                                    


Setelah menghabiskan waktu tiga hari bersama di Qingdao, kedua sejoli itu kembali ke Guangzhou. Sehun sepertinya tak berminat untuk kembali ke Korea, karena sampai saat ini, kemanapun gadis bermata bulat itu pergi ia akan mengekorinya. Mereka kembali ke Guangzhou dengan penerbangan berbeda, untuk menghindari atensi dari fans Sehun di China.

Sesampainya di sana, Sehun sama sekali tak berniat untuk mem-booking hotel. Ia memilih untuk pergi ke apartemen Kyungsoo yang pernah ia tempati sekali. Pemuda itu benar-benar menepati perkataannya yang akan menumpang hidup pada Kyungsoo selama disini. Malam harinya, pemuda itu berniat menjemput Kyungsoo di bandara. Ia tiba lebih dulu siang tadi, sedangkan Kyungsoo baru memperoleh tiket pada malam harinya.

Baru beberapa jam terpisah, pemuda itu sangat merindukan gadisnya. Ia tak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau hubungan yang baru mereka jalani ini terpisah jarak antara Guangzhou-Seoul, entah jadi apa Sehun di sana tanpa adanya Kyungsoo. Sepertinya, pemuda tersebut tak bisa menjalani hubungan jarak jauh seperti itu, tapi bagaimana cara agar dirinya dapat memboyong Kyungsoo untuk ikut bersamanya kembali ke Korea.

Sesampainya mereka di Mansion Wu, kedua insan itu disambut hangat oleh Kris yang sudah menunggu didepan pintu utama. Kyungsoo yang masih jet lag akibat sempat mengalami turbulence saat di pesawat itu berlari dan menghambur dalam pelukan sang kakak. Entah mengapa gadis itu sangat merindukan kakaknya, padahal mereka hanya tidak bertemu selama tiga hari.

"Mau makan malam bersama?" ajak Kris kepada Sehun dan Kyungsoo.

Kyungsoo menggeleng pelan, ia masih kenyang dan sangat lelah saat ini. Ia lebih memilih untuk beristirahat di kamarnya. Sementara Sehun yang merupakan tamu di sana mau tak mau mengiyakan ajakan dari Kris. Kedua lelaki dengan tinggi badan yang tak wajar itu kemudian makan malam dengan khidmat. Sesekali mereka bercengkrama dan bercanda. Awalnya sedikit canggung, tapi lama kelamaan mereka bisa mengontrol situasi.

"Sehun, aku ingin menunjukkan sesuatu kepadamu" titah Kris

"Tentang apa hyung?" tanya nya

"Ikut saja aku keruang kerjaku" ucap Kris lalu beranjak menaiki tangga.

Sehun hanya menurut, dan mengekori Kris yang memimpin jalan didepan. Mereka pun kini sampai diruang kerja Kris. Lukisan naga yang gagah berada di sebelah kanan pintu utama, disamping pintu tersebut terdapat foto mendiang ayah Kris dan pemuda itu sewaktu kecil. Tak ada aksesori ataupun printilan berlebihan di ruangan itu. Membuat nuansa tenang, kharismatik dan misterius menjadi satu.

"Mau rokok?" tawarnya.

Sehun mengambil satu batang rokok yang ada dimeja Kris. Disulutnya ujung batang itu hingga mengeluarkan asap. Disesapnya ujung batang yang lain untuk menikmati rasa manis dari nikotin itu. Di hembuskannya asap rokok dengan bentuk tak beraturan itu.

"Kyungsoo tak menyukai orang yang merokok" ujar Kris sambil menghisap rokok ditangannya.

"Dia akan mengusirku jika mencium bau rokok dibaju atau badanku. Anak itu memiliki penciuman yang tajam" sambungnya.

Sehun masih asyik menghisap dan memainkan asap yang di hembuskannya sambil mendengarkan setiap ucapan yang keluar dari mulut Kris.

"Kalau kau ingin bersamanya, pastikan tak ada bau rokok menempel di tubuhmu atau dia tak segan akan menendangmu" ucap Kris disertai kkekehan.

Sehun mengangguk tanda mengerti. Kris mengajaknya kemari sepertinya ingin membahas sesuatu mengenai Kyungsoo.

"Aku tahu kalian berkencan diam-diam" ucap pemuda itu santai.

Sehun hampir tersedak oleh asap rokoknya sendiri ketika mendengar pengakuan Kris. Ia sedikit menegang dengan pernyataan itu.

"Santai saja tak usah tegang, aku tak akan mencampuri urusan kalian" ucapnya menenangkan.

HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang