𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟎𝟓 : 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐬𝐡𝐢𝐭𝐭 𝐑𝐚𝐢𝐧

216 51 13
                                    

Esok harinya pada jam yang sama sepulang kuliah, Xiao Zhan memarkir mobil tuanya di depan kedai Coffee Tree dan menunggu. Beberapa kali dia melirik jam tangan, tapi Yibo tak kunjung kelihatan batang hidungnya.

Sialan, apa dia akan membuatku menunggu sampai ubanan, awas saja kalau aku tak menguras uangnya yang tak seberapa itu, bisa-bisanya dia ...

"Zhan!" Suara itu melayang di udara, terdengar berat di telinganya, tapi lembut dan mendebarkan. Badai omelan dalam hatinya mereda sekejap nyata. Saat Xiao Zhan menoleh, seketika bengong tak berdaya, sesaat indranya seolah lumpuh semua. Yibo berdiri tidak jauh darinya. Ketampanannya, bentuk wajah yang sempurna. Senyuman manis yang memikat mata. Masih dengan t-shirt merah ganas yang dilapisi mantel panjang. Kali ini berwarna hitam.

Tatapan Yibo begitu hangat, senyumnya lebar dan berseri hingga Xiao Zhan nyaris yakin bahwa dia mungkin baru saja menerima gaji.

Sekilas Xiao Zhan melihat sesuatu yang tidak dimiliki orang lain dalam diri Yibo. Semacam kharisma yang kuat, seolah dia merasa bahwa jika ia bicara atau mengeluh tentang suatu masalah, ia akan mendengarkan dan memberinya solusi. Seolah-olah jika dirinya rapuh, maka pemuda tampan itu akan menguatkan dirinya.

Itu semacam aura yang sulit diciptakan atau dibuat-buat. Terlebih wajah aristokrat yang dimiliki Yibo. Diam-diam Xiao Zhan menyayangkan mengapa dia hanya bekerja sebagai pegawai toko. Paling tidak ia bisa jadi model sampul majalah mode. Huh, hidup terkadang memang tidak adil.

Mungkin ini terdengar buru-buru untuk memberi penilaian terhadap Yibo. Terlalu dini untuk berspekulasi.

Baiklah. Pertama-tama dia harus mengantarnya sampai ke rumah sesuai kesepakatan.

"Sudah lama menunggu?" tanya Yibo, membuka pintu penumpang dan duduk anggun di samping Xiao Zhan. Aroma parfum lembut, segar dan maskulin menguar dari tubuhnya, membuat Xiao Zhan gelagapan. Waktu pertama kali berjumpa, rasanya tidak sekuat ini aroma parfumnya.

Huft!

Aromanya mirip sekali dengan parfum asli yang harganya fantastis yang pernah Xiao Zhan cium sewaktu dia iseng menjadi salesman freelance di sebuah mall. Woah, jika pemuda ini bisa memiliki parfum imitasi yang aromanya sangat sama, ia bisa ikut membelinya. Atau jangan-jangan dia mendapatkannya dari pedagang gelap.

"Uhm, belum lama," sahut Xiao Zhan berbohong. Kekesalannya memudar efek aroma parfum mahal.

"Ayo jalan," ujar Yibo, heran karena pemuda manis itu masih tercengang.

Xiao Zhan tersenyum canggung.

"Oke, di mana rumahmu?"

Yibo sudah menghafal alamat Jiyang yang dia dapatkan dari Dylan.

"Mail Road nomor 25 sepuluh kilometer ke arah timur dari taman Lotus. Sekitar tiga puluh menit perjalanan dari sini."

"Yup! Aku tahu daerah itu. Sudah kubilang rumahku juga masih kawasan itu. Hanya aku ke arah selatan."

Xiao Zhan menghidupkan mesin dan mobil mulai melaju dengan kecepatan sedang. Jalan raya menuju taman Lotus cukup lengang membuatnya menambah kecepatan tanpa menyadari bahwa ada beberapa lubang dan kerikil di jalan berdebu itu. Kondisi jalan semakin mengenaskan sewaktu mobil berbelok satu kilometer sebelum aliran sungai. Kemudian jalan melewati barisan pepohonan, kebun, dan rumah-rumah tua bergaya klasik dengan warna dinding kusam. Kawasan ini memancarkan aura suram dan berbahaya, Yibo yakin kalau supir damkar paling tangguh pun akan ragu menerjang jalanan semacam ini.

𝐌𝐲 𝐑𝐢𝐜𝐡 𝐁𝐨𝐲𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 (𝐄𝐧𝐝 𝐏𝐃𝐅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang