Dari balik tirai cahaya yang cemerlang, wajah itu membayang. Bukan seperti visi manusia-manusia licik dan menyebalkan yang seringkali menghantui ingatannya, melainkan satu keindahan yang benar-benar mengesankan.
Xiao Zhan.
Keduanya berdiri di tengah lautan bunga, di sebuah tempat di antah berantah. Dalam kilasan momen singkat, tercebur ke tengah lautan cahaya, Yibo meraih sosok itu dan memeluknya erat. Membawanya ke dadanya, menyimpan ingatan wajah itu di hatinya.
Kemudian, ibarat harapan yang menjadi nyata, dia membelai wajahnya, menyentuhkan bibirnya dengan bibir merah tipis Xiao Zhan.
Sebuah ciuman yang indah, meninggalkan sejuta kesan.
Nguuung!
Entah dari mana datangnya, seekor lebah melintas di atas kepala mereka, melahirkan dengung konstan yang menjengkelkan.
"Yibo, apa itu?" Xiao Zhan menarik mundur wajahnya dan melontarkan pertanyaan.
"Entahlah. Binatang sialan!" gerutu Yibo, nyaris murka karena ciuman mesra mereka terhenti dengan cara yang tidak elegan.
"Lihat, lebah itu mengincar wajahmu. Diamlah sebentar, aku akan mengusirnya."
Xiao Zhan melebarkan mata dengan waspada, lantas ...
Plakkk!
Uwaa!!
Sepasang matanya terbuka lebar dan secara reflektif, Yibo menyentuh wajah dengan telapak tangan.
Astaga! Mimpi indah yang berakhir dengan norak!
Detik berikutnya dia sadar bahwa yang sejak tadi mengganggunya bukanlah dengung lebah melainkan dering ponsel tidak jauh dari kepalanya.
Huh!
Kekesalannya berlipat ganda saat melihat siapa yang menghubunginya sepagi ini.
"Halo, Ayah?"
"Anak sialan!" suara Tuan Wang terdengar seperti gonggongan anjing di seberang sambungan.
Astaga! Pagi-pagi tua bangka ini mengusik mimpi indahku dengan kegilaan.
"Hmmm, apa kau tidak lihat ini jam berapa?" Yibo menggumam, masih mengantuk.
"Anak setan!" Tuan Wang menyalak lagi.
Apa yang terjadi? Apa Pak Tua ini baik-baik saja?
Yibo menjauhkan ponsel, memutar bola mata dengan bosan. Bayangan akan sang ayah yang tengah bersantai di tepi kolam air hangat dengan celana boxer membuatnya tidak bersemangat untuk kesal, sebaliknya dia terkikik samar.
"Ada apa Ayah?"
"Anak iblis! Jangan panggil aku ayah!"
"Lalu aku harus panggil apa?"
Di seberang, sesuai dugaan Yibo, Tuan Wang duduk di bangku rotan tepi kolam, siap untuk rutinitas santainya.
"Bedebah kecil, bisa-bisanya kau kabur dari kantor berhari-hari dan membiarkan bocah tengik itu mengacau?!"
Jika situasinya masih sejenuh dulu, mungkin Yibo akan balas menyalak dan siap untuk berkelahi. Akan tetapi, suasana hatinya sangat baik akhir-akhir ini setelah serangkaian momen manis bersama Xiao Zhan. Jadi dia tak peduli pada kemurkaan ayahnya, hanya membayangkan bagaimana pak tua itu menatapnya dengan tatapan mematikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐑𝐢𝐜𝐡 𝐁𝐨𝐲𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 (𝐄𝐧𝐝 𝐏𝐃𝐅)
FanficDemi menghindari kekasih materialistis yang seringkali memanfaatkan kekayaannya, Wang Yibo terjun ke jalanan dan berpura-pura jadi orang sederhana. Dia jatuh cinta pada Xiao Zhan, pemuda dari kalangan menengah yang justru berharap mendapatkan kekasi...