Setelah dipikir-pikir, semua orang sama saja. Egois, oportunis.
Yibo menumpukkan siku ke atas permukaan meja, dan menyangga sisi wajahnya dengan tangan.
"Sekarang aku tahu kenapa kau sangat menggebu-gebu," gumamnya sebal.
Xiao Zhan mengedip-ngedipkan mata seperti anak anjing yang lucu.
"Kau tahu seperti apa hidup seorang mahasiswa dari kelas menengah," ia memelas, seolah-olah telah diperlakukan jahat.
"Aku hanya ingin meringankan beban ayahku."
Yibo menatap lekat pada wajah manis di depannya, tiba-tiba merasa kekesalannya surut seketika. Ah, mungkin memang pemuda ini terpaksa melakukannya karena tekanan ekonomi. Paling tidak dia sudah jujur sejak awal. Otaknya sibuk mencari pembenaran atas tindakan Xiao Zhan walaupun sisi lain dari dirinya tetap sinis dan tidak paham.
Fuhh, repotnya jadi orang mis---
"Tuan, mohon maaf. Persediaan sandwich kami rupanya habis. Apa Anda ingin mengganti pesanan?"
Pelayan datang tergopoh-gopoh dengan raut wajah minta maaf.
"Habis??" Yibo tercengang. Bagaimana bisa terjadi? Harusnya kedai kopi sepayah ini gulung tikar saja. Ya ampun, padahal perutnya sudah sangat lapar hingga kepalanya mulai terasa pening.
"Apa yang bisa kupesan?" Nada suaranya putus asa.
"Nasi gorengnya enak, kok!" Xiao Zhan menyahut cepat. "Aku sudah sering makan nasi goreng di sini. Rasanya cukup lezat."
Yibo memandang pemuda itu skeptis.
"Apalagi yang pedas. Sensasinya luar biasa dan seru."
Kali ini Yibo mengernyit. Semakin ngeri. "Kau yakin?"
"Coba saja. Daripada kau menahan lapar."
Benar juga, sih.
Yibo mempertimbangkan saran itu, dengan berat hati dia mengangguk pada pelayan.
"Baiklah. Satu porsi nasi goreng pedas."
"Aku juga pesan satu," sela Xiao Zhan, seolah terinspirasi. Dia melirik sekilas pada Yibo dengan tatapan geli, tahu apa yang tengah dipikirkannya.
"Santai saja, Yibo. Aku tidak minta traktiran. Aku hanya akan mengambil uang atas jasa yang telah kuberikan."
Yibo menghela napas lega. Kesan pertama makan bersama Xiao Zhan, setidaknya pemuda itu cukup jujur, sekaligus gentleman. Namun, terlalu dini untuk menilai. Jadi, dia hanya menyimpan pemikirannya sementara, siap jika kapan-kapan kekecewaan menderanya atas sikap sebagian orang yang selalu memanfaatkan kebaikan dan harta kekayaannya.
Mereka menunggu selama hampir setengah jam. Kopi yang disajikan lebih awal telah menjadi dingin. Yibo bahkan sudah sangat yakin bahwa ia akan jatuh pingsan karena lapar sewaktu nasi goreng sialan itu akhirnya datang bersama menu lain.
"Ini dia!" Xiao Zhan menyambut dengan sepasang mata berbinar.
Aromanya memang sedap, tetapi di mata Yibo, seporsi nasi goreng pedas di atas piring putih lebar itu terlihat aneh dan tidak menarik.
"Selamat menikmati," pelayan berkata bangga, sebelum mundur dan berbalik meninggalkan tamunya. Yibo terheran-heran dengan raut puas di wajah pelayan itu, seakan-akan dia telah menyajikan masakan bintang lima yang justru di matanya terlihat mengerikan.
"Ayo, cicipi makanannya," ujar Xiao Zhan. Tangannya bergerak cepat mengambil sendok dan garpu.
"Apa ini bisa dimakan?" Yibo menggumam ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐑𝐢𝐜𝐡 𝐁𝐨𝐲𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 (𝐄𝐧𝐝 𝐏𝐃𝐅)
Fiksi PenggemarDemi menghindari kekasih materialistis yang seringkali memanfaatkan kekayaannya, Wang Yibo terjun ke jalanan dan berpura-pura jadi orang sederhana. Dia jatuh cinta pada Xiao Zhan, pemuda dari kalangan menengah yang justru berharap mendapatkan kekasi...