Huh! Lagi-lagi. Semuanya sama saja ...
Yibo menggerutu dalam hati. Awalnya dia mengira Xiao Zhan lebih tulus dibanding kebanyakan orang. Nyatanya ...
Tatapan Yibo jatuh di kotak besar Cheese Story. Jangan-jangan Xiao Zhan akan minta ganti pembelian makanan ini. Terlebih, bagi sebagian orang, harganya lumayan mahal, meskipun baginya itu hanya nilai yang tak seberapa. Jadi, dia memikirkan trik agar pemuda lapar ini tidak mencari-cari alasan untuk mengambil uang darinya.
"Zhan, roti dan kue sebanyak ini, aku tidak bisa menghabiskannya sendiri. Bagaimana kalau kau makan juga?" tanya Yibo dengan sorot mata keji. Reaksi Xiao Zhan sesuai dugaan. Wajahnya berbinar penuh semangat. Akan tetapi kata-kata yang keluar dari bibirnya sama sekali tidak ia duga.
"Tentu saja. Aku memang berencana makan bersama denganmu. Orang sakit mana yang akan menghabiskan banyak roti dan kue. Masih beruntung kau tidak diinfus. Hehee ... aku tidak semurah hati itu untuk memberikanmu semuanya."
Yibo, " .... "
Tangan Xiao Zhan bergerak cepat membuka kotak dan mengambil satu roti dengan lapisan keju tebal dan vanila cair di dalamnya. Caranya makan dengan lahap membuat Yibo menatap penuh kesedihan.
Kasihan sekali, apakah dia jarang makan enak?
Alur pikiran yang penuh rasa dengki itu terusik saat Xiao Zhan berkata padanya dengan lembut sambil mengulurkan tangan yang memegang sepotong roti.
"Ini sangat lezat. Kau pasti jarang membelinya, bukan? Ayo! Aku akan menyuapimu."
Seketika, suasana hati Yibo perlahan menjadi hangat. Dia mulai makan dari tangan pemuda itu, dan rasanya memang lezat. Dia tahu itu, baginya makanan enak bukan hal aneh. Tetapi saat ini ada yang berbeda.
Entah apa.
"Kalau terus begini, kau akan cepat sembuh," komentar Xiao Zhan, tersenyum senang sekaligus terheran-heran melihat nafsu makan Yibo yang katanya sakit, justru tampak sangat baik.
"Ya, doakan saja aku cepat sembuh," sahut Yibo, jujur dan tulus meminta.
"Tentu. Kau tidak bisa terus membolos dari tempatmu bekerja. Bisa-bisa bossmu yang di toko buku akan memecatmu. Mencari pekerjaan agak sulit akhir-akhir ini." Raut wajah Xiao Zhan cukup prihatin ketika mengatakan ini.
Yibo benci diingatkan kembali tentang Chen Feiyu dan toko buku sialan itu. Tetapi, ia tidak bisa begitu saja melepas identitasnya dan mengungkap kebenaran. Bisa-bisa, Xiao Zhan akan meminjam uang padanya, dan ia cemas jika seperti kawan-kawan lain, utang itu dianggap lunas saat mereka berjumpa dan mereka sama sekali tidak merasa malu atau bersalah.
"Ah, mana kopinya?" gumam Xiao Zhan.
"Huh, ya. Mengapa Jiyang tidak menyiapkan apa pun. Jiyang, buatkan teh untukku dan kopi untuk tamuku!" Yibo berseru dari dalam kamar.
Xiao Zhan cukup terkejut mendengar Yibo berteriak-teriak. Dia paham kalau Yibo sakit, tapi sepintas, auranya sangat menakutkan, mirip gaya seorang bos. Atau jangan-jangan, Yibo mengalami delusi akibat demam tinggi kemarin.
Lebih aneh lagi saat Jiyang benar-benar datang menyajikan minuman untuk mereka.
Woah!!
Xiao Zhan tersenyum pada Jiyang dan mengucapkan terima kasih.
"Sepupumu baik sekali," bisiknya ketika Jiyang sudah berlalu dari dalam kamar.
"Hmmm." Yibo kembali mengunyah roti, acuh tak acuh.
"Hei, harusnya kau menawarkan roti ini padanya."
"Oh, iya kau benar. Aku lupa."
Yibo meringis. Tentu saja dia lupa. Dia tidak pernah melakukan hal itu seumur hidupnya. Akhirnya dengan enggan dia memanggil Jiyang kembali dan menawarkan roti dalam kotak. Pemuda itu nampak ragu pada awalnya tapi kemudian sama bersemangatnya dengan Xiao Zhan. Tangan dan mulut mereka bergerak cepat hingga Yibo terpesona. Astaga, pemandangan ini mengingatkannya pada kawanan piranha kelaparan yang menghabisi mangsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐑𝐢𝐜𝐡 𝐁𝐨𝐲𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 (𝐄𝐧𝐝 𝐏𝐃𝐅)
FanficDemi menghindari kekasih materialistis yang seringkali memanfaatkan kekayaannya, Wang Yibo terjun ke jalanan dan berpura-pura jadi orang sederhana. Dia jatuh cinta pada Xiao Zhan, pemuda dari kalangan menengah yang justru berharap mendapatkan kekasi...