𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏𝟏 : 𝐀𝐭 𝐓𝐡𝐞 𝐇𝐨𝐬𝐩𝐢𝐭𝐚𝐥

200 49 6
                                    

Apa yang aku lakukan di sini?

Wang Yibo mendesah berat seraya menatap rembulan yang berselimut kabut. Hamparan langit malam sama sekali tidak berbintang hingga sang rembulan nampak kesepian. Saat dia memandangnya, sekilas ada kerlip lain yang membayang. Yibo terkejut sendiri, dia seakan melihat bening mata Xiao Zhan di setiap tempat.

Ya, aku di sini untuk Xiao Zhan.

Dia meyakinkan diri sendiri sambil mengeratkan pegangan pada handle koper. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, tapi mobil jemputan belum datang. Sebelumnya Dylan telah memberi kabar bahwa supir pribadinya tengah memiliki urusan penting dan tidak bisa tiba dalam waktu cepat. Awalnya Dylan menyarankan untuk memanggil taksi, tapi kemudian dia berubah pikiran. Dylan memutuskan untuk menjemputnya sendiri. Dia lumayan penasaran seperti apa lingkungan yang ditinggali sang kakak sekarang. Tentu saja Yibo tahu apa yang terbersit di otak sinting Dylan, dia pasti mencari bahan untuk mengejeknya.

"Sebaiknya kau tunggu di dalam." Song Jiyang menyembulkan kepalanya dari balik pintu depan.

"Tidak apa-apa. Aku menunggu seseorang," sahut Yibo, sesekali melemparkan pandang ke jalanan sunyi dan berlubang di beberapa bagian.

"Xiao Zhan?" Jelas itu pertanyaan retoris, karena Jiyang tersenyum setelahnya.

Sudah tahu masih bertanya, batin Yibo gemas. Hanya membalas senyuman Jiyang dengan lirikan bosan.

Dia memeriksa ponselnya lagi. Beberapa waktu lalu ia mencoba menelepon Xiao Zhan, tapi pemuda itu tidak menjawab panggilan. Sesibuk apakah dia? Ataukah sudah tertidur pada jam seperti ini?

Dia mengetik pesan untuk berpamitan, tapi belum sempat ia mengirimkannya, panggilan dari Dylan masuk ke ponselnya.

"Halo? Di mana kau?" tanyanya ketus.

"Yibo, aku tidak bisa menemukan alamatnya. Tapi aku sudah tiba di Taman Lotus. Bagaimana kalau aku menunggumu di sini saja? Lagi pula aku kesulitan. Catty sedang bersamaku sekarang."

Catty? Ya ampun!

Yibo menampar keningnya perlahan.

"Apa? Maksudmu aku harus berjalan kaki ke sana dengan menyeret koper seperti tukang kebun yang diusir?"

Dylan terkekeh di seberang sana.

"Kapan lagi kau berakting demikian?"

"Sinting! Temukan alamatnya. Aku tidak mau tahu. Lagi pula sudah tidak jauh lagi."

"Nah, kalau tidak jauh. Jalan kaki saja."

"Maksudku, tidak jauh jika dengan mengendarai mobil. Aah, sudahlah! Cepat kemari!"

"Beri aku sedikit petunjuk."

Dengan kesal, Yibo mencoba menjelaskan ke arah mana Dylan harus menuju. Namun adik sialnya itu terdengar malas.

"Baiklah," akhirnya dia mendesis, "aku akan berjalan sedikit. Kita bisa bertemu di persimpangan."

Kemudian ia mulai berjalan menuruni teras rumah.

"Aku pergi." Dia melambai sekilas pada Song Jiyang yang membalas dengan anggukan.

"Hati-hati."

Wang Yibo menyeret kopernya di jalanan berkerikil. Saat ia mulai melangkah, aroma akrab debu dan rerumputan serta dengung serangga di semak belukar mengiringinya. Entah mengapa, langkahnya terasa berat untuk sesaat. Namun dia terus melangkah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐌𝐲 𝐑𝐢𝐜𝐡 𝐁𝐨𝐲𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 (𝐄𝐧𝐝 𝐏𝐃𝐅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang