DISCLAIMER
Hanya cerita fiksi, terdapat banyak kata tidak baku dan kasar di dalamnya. Bukan untuk ditirukan. Cerita ini murni karya sendiri. Tolong bijak dalam membaca. Terimakasih.
"Kakek kamu mana sih kak?. Jadi ke sini apa nggak?." gerutu Raquinn.Ia sudah menunggu nyaris satu jam, dan Alpha hanya terus bilang jika kakeknya sedang dalam perjalanan. Entah perjalanan ke mana yang lelaki itu maksudkan.
"Tunggu sepuluh menit lagi, kalau kakek nggak datang. Kita pulang."
"Ya, kamu nggak mau nelepon dulu gitu. Tanya kek, beliau di mana."sahut Raquinn.
Dia seperti dikerjai di pagi hari ini oleh Alpha. Tiba-tiba muncul di apartemennya, menyeretnya untuk sarapan pagi bersama, membahas mabuknya kemarin malam lalu kemudian berakhir di butik ini. Raquinn harus menahan kesabarannya lagi, saat Alpha memintanya, ralat memaksanya menggunakan gaun putih pernikahan.
Kalau saja urat malu Raquinn sudah putus, dia pasti akan menolak mentah-mentah hal itu. Masalahnya adalah salah satu pegawai butik itu rupanya cukup familiar dengan Raquinn, ia bahkan dengan terang-terangan menyatakan mengagumi eksistensinya di dunia modeling, padahal tidak banyak orang tahu tentang Raquinn sendiri di negara asalnya.
"Kayaknya kakek gak bisa ke sini. Nyeri sendinya kambuh, pak Diro barusan ngirim pesan ke gue."
Jam sudah menunjukan pukul sebelas. Ternyata lumayan juga mereka berada di dalam butik ini.
"Kalau gitu aku pulang." Raquinn sontak berdiri, menjinjing tasnya dan bersiap pergi meninggalkan butik tersebut.
"Gue anter." ujar Alpha.
"No. Aku pulang sendiri, lagian arah kantor kamu sama apart aku kalau darisini udah jelas berlawanan."
Langkah kaki Raquinn semakin terburu melihat sepertinya Alpha memang tidak bisa menerima penolakan sedikit saja darinya.
"Raquinn."tegur lelaki itu.
Di depan butik, tepat di persimpangan jalan menuju halaman parkir Raquinn berhenti. Gadis itu berbalik arah kemudian menatap Alpha yang juga ikut berhenti karenanya.
"Kak, lemme tell you something. I'm still on my way. Hari ini aku lagi mencoba untuk melakukan genjatan senjata sama kamu. Aku capek, nanti sore aku ada kerjaan dan waktu istirahat aku udah terbuang sia-sia buat nurutin kamu ke tempat ini..."
"I'm never accept this marriage plan. Nikah itu bukan game, jadi aku mohon jangan hanya karena kemauan dua sesepuh kita, maka kamu dan aku harus berjuang buat nyenengin mereka tapi ngorbanin seumur hidup buat ngejalani fake relationship. Truly, I cant do this."
Pada akhirnya, Raquinn melemparkan semua kekesalanya pada Alpha. Lelaki itu menganggap enteng semua seolah ia bisa mengatasi dengan kecerdasannya. Mungkin bagi Alpha menjalani hubungan seperti ini bukan hal yang sulit, toh bukan dia yang sakit di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha : Just Mine
RomanceAlphaleo Shawn Dirgantara menyatakan dengan lantang jika dia ingin menikahi Raquinne Edwin, adik dari sahabatnya sendiri. Tidak masuk akal dan di luar nalar, itulah persepsi yang Raquinn dapatkan setelah mendapati ide gila Alpha. Jadi, apakah keduan...