TUJUH

949 80 11
                                    

DISCLAIMER
Hanya cerita fiksi. Seluruh karakter dalam cerita sangat berbeda dengan kehidupan asli oc. Terdapat banyak kata kasar, bahasa tidak baku dan adegan di atas usia legal. Cerita ini murni karya sendiri. Tolong bijak dalam membaca. Terimakasih.

 Terimakasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Bagian 7.

Raquinn terbangun agak terlambat.  Dia mematikan dering alarm ponselnya dan malah kembali tidur lagi. Sudah lama dia tidak tidur di kamar miliknya ini, mungkin karena kerinduan itu tubuhnya merasakan kenyamanan hingga membuatnya sama sekali tidak terbangun di tengah malam.

Akibatnya, Raquinn harus bergegas memasuki kamar mandi dan mandi dengan tergesa. Hari ini dia akan ke kantor agensinya karena ada beberapa hal yang harus dibahas.

Setengah terburu-buru, Raquinn menuruni tangga sambil mengikat rambutnya asal.

"Mami, aku harus berangkat..." ucapan Raquin terpotong ketika matanya menemukan seseorang sudah duduk dan menikmati makan pagi bersama keluarganya dengan tenang.

Langkah kaki Raquinn spontan mengayun lamban ketika sampai di dasar. Seharusnya Antony yang ada di sana. Ke mana kakaknya itu. Apa dia sengaja berangkat pagi dan ikut merancang rencana sialan ini.

"Quinn, sarapan dulu. Ada Alpha nih.."

Seulas senyuman Raquinn paksa untuk menghiasi wajahnya pagi ini. Alpha benar-benar membuatnya tidak berkutik. Kedatangan pria itu tanpa rencana seperti sebuah musibah tiba-tiba untuknya. Terlebih, Raquinn harus duduk berhadapan dengan Alpha, jelas ini membuat ruang geraknya lenyap.

Dan lagi, setelah ia berusaha keras untuk tidak peduli dengan lelaki itu, sekarang dia malah berakhir di dalam mobil Alpha.

"Kamu ngapain pagi-pagi ke rumah?." Raquinn menatap keluar kaca mobil sambil melemparkan pandangan ke jalanan.

"Kalau ngomong itu lihat lawan bicaranya."sahut lelaki itu dingin.

"Jawab pertanyaan itu pakai mulut gak perlu pakai mata."

Bisa Raquinn rasakan suasana di dalam mobil menjadi lebih dingin dibandingkan tadi. Bukan aircooler di dalam mobil saja, tapi juga tak adanya respon dari Alpha. Lelaki itu memilih bungkam dan fokus pada kemudinya.

Sepanjang perjalanan menuju kantor agensinya, Alpha benar-benar hanya diam dan Raquinn sendiri memilih untuk tidak peduli sambil berpura-pura sibuk dengan ponselnya.

"Pulang jam berapa?."

Mobil kini sudah diparkir teratur di pelataran agensi Raquinn. Buru-buru gadis itu melepas safebeltnya dan berniat keluar dari mobil.

"Raquinn.."

Namun nyatanya belum sampai tangannya menyentuh pintu, Alpha sudah menarik tangan kanannya. Sehingga membuat jarak di antara mereka nyaris habis terkikis.

Alpha : Just MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang