DUA

652 61 0
                                    

DISCLAIMER
Cerita ini mengandung beberapa kata kasar, tidak baik untuk ditiru dan bukan untuk edukasi.
Harap bijak dalam membaca.
Terimakasih.

Pertemuan Raquinn dan Thomas hari ini berjalan cukup rumit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pertemuan Raquinn dan Thomas hari ini berjalan cukup rumit. Thomas itu senang sekali berbicara jadi cukup pintar untuk lelaki itu melakukan pembelaan diri.

"Oke. Gue bakal usahain, terus kalau misal ini berhasil.. Lo mau gue ganti sama siapa, itu terserah gue ya."

Raquinn melambaikan tangan tanda ia menyetujui resiko yang Thomas minta. Ia sudah lelah berdebat sepanjang siang bersama lelaki itu. Erren juga tidak banyak membantu, dia membiarkan Thomas melakukan pembelaan tanpa jeda sekalipun, menyebalkan memang.

"Er, schedule sampai seminggu ke depan tolong lo handle agak renggangan ya. Ini kakek gue tiba-tiba minta gue pulang buat kumpul keluarga, kemarin gak sempat ketemu soalnya."

Erren mengangguk sigap menandakan semua urusan Quinn sudah selesai di tangannya.

"Ok. Gue pergi dulu."

Tidak menaruh curiga sedikitpun dalam diri Raquinn ketika tadi siang, Antony sempat mengirimnya pesan dan bertanya kapan dia bisa pulang. Lagipula, Raquinn juga baru kembali kemarin malam. Rasanya aneh ketika dia mendapati pesan tiba-tiba dari kakeknya untuk mampir makan malam bersama.

Jalanan masih begitu lengang di tengah senja sore ini. Raquinn mengira dia tidak akan menetap di tempat ini lagi di kemudian hari. Ada hal-hal yang membuatnya tidak mau mengulang rasa sakit yang sengaja Raquinn sembunyikan dan hanya dirinya yang tahu.

Mobil yang ia pesan dari aplikasi online itu kini berhenti di depan rumah milik keluarganya. Kaki jenjangnya melangkah perlahan sambil menyusuri beberapa ruang yang mungkin sudah banyak berubah.

Netra itu menemukan sebuah mobil lain di dekat garasi. Apa Antony membeli mobil baru lagi?. Begitu tebaknya.

"Wah... cucuku semakin cantik dan dewasa."

Sambutan pertama yang Raquinn dapat setelah masuk ke dalam rumah. Langkahnya berubah lamban beberapa saat ketika ia menemukan orang lain juga telah duduk di seberang kursi milik kakeknya.

'Harusnya gue gak kaget sih, dia emang sering ke sini kan dari dulu.' batin Raquinn.

Alpha di sana, melirik kedatangan Raquinn dengan wajah datar tanpa ekspresi apapun. Apa yang ia harapan dari seseorang seperti Alpha. Lelaki itu memang sudah dingin padanya sejak dulu, harusnya itu tidak menjadi masalah.

"Miss you so bad, grandpa." Pelukan hangat dan usapan lembut pada puncak kepalanya membuat hati Raquinn menghangat. Ini Kakek Edwin, orang tua dari ayahnya. Mereka jarang bertemu karena pria baya ini adalah seseorang yang senang sekali melakukan perjalanan ke luar negeri bersama teman seangkatannya. Menghabiskan masa tua dengan menyenangkan.

Alpha : Just MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang