Kelabu

325 21 4
                                    

Kaki panjangnya berlari di antara hiruk-pikuk keramaian kota Seoul, jam masih menunjukan pukul 7.30 pagi tapi dia harus segera sampai di tempat kerja sebelum pukul 8.

Rambut yang tadinya sudah dia sisir rapi, wangi, sekarang menjadi lepek dan basah karena terlalu banyak berkeringat di pagi ini. Berulangkali tersandung, namun syukurnya tak sampai membuat dia jatuh. Bus yang biasa ia tumpangi telah lewat 10 menit yang lalu, membuatnya kelabakan berlari ketempat kerja nya.

Masa bodoh dengan kerapian nya, dia akan membereskan nya nanti, toh sampai tempat kerja ia akan berkeringat lagi.

Sampai di satu gedung perusahaan kosmetik besar di negara ini, Shining Empire. Dia dengan segera menuju ruang tempat berganti seragam dan menaruh barang bawaannya.

Loker dengan stiker nama bertuliskan 'Kim Jaehan' dia buka, mengambil seragam dan mengganti pakaiannya di ruang ganti.

Disampingnya, teman satu kerjaan yang sudah selesai berganti seragam menghampirinya dan menyerahkan sepotong sandwich kepada Jaehan.

"Tumben hyung datang mepet waktu?" -Hwichan, teman sesama office boy.

"Ketinggalan Bus, jadi aku harus berlari untuk berangkat kesini" ujar Jaehan sambil mengunyah sandwich ditangan kanannya, tangan kirinya merapikan seragam yang ia kenakan.

"Kenapa tidak menggunakan kereta saja?"

Yang diajak bicara tiba-tiba terdiam dan menoleh kearah Hwichan,
"Ah iya, bodohnya aku" Jaehan menepuk kepalanya sendiri menyadari kebodohannya. Pipinya menggembung penuh karena terburu-buru memakan sandwich yang diberikan oleh Hwichan tadi.

Mereka memang suka berbagi, kadang Jaehan juga membawakan bekal untuk dirinya, Hwichan dan satu lagi teman sesama office boy nya.

Hwichan tertawa karena ternyata Jaehan bisa jadi pelupa juga ketika panik. Tawa keduanya terhenti ketika melihat Manager Park yang lewat dihadapan mereka.

"Apakah kalian dibayar untuk tertawa? Segera selesaikan tugas kalian" sindir Manager Park. Dia memang sering berangkat pagi untuk mengontrol pegawainya.

Setelah menghabiskan sarapan, Jaehan dan Hwichan segera mengerjakan pekerjaan mereka. Hwichan menuju lantai 10 dimana ruang rapat dan ruang kerja pegawai, membersihkan dan merapikannya sebelum mereka datang.

Sedangkan Jaehan menuju lantai teratas dimana dia diberi kepercayaan untuk membersihkan serta mengurus tempat bekerja pemilik jabatan tertinggi di perusahaan tersebut.

Di depan ruangan CEO ternyata sudah duduk sekretaris nya, entah sepertinya sedang sibuk mengurus sesuatu.

"Selamat pagi Song-Biseonim, hari ini datang pagi sekali?" Jaehan menyapa sekretaris CEO mereka,

"Selamat pagi Jaehan-ssi. Ah aku harus mengatur rapat Sajangnim, jadi harus segera berangkat pagi sebelum aku gila karena padatnya jadwal beliau"

"Aa... Song-Biseonim perlu kopi? Atau teh?" Tawar Jaehan padanya dan dijawab gelengan pelan.

"Tidak perlu, aku nanti akan membuat sendiri jika ingin"

"Baiklah, kalau begitu saya membersihkan ruang Sajangnim terlebih dahulu. Permisi" Song-Biseonim menjawabnya dengan senyuman tipis.

Jangan heran kenapa jaehan bisa sangat akrab dengan Sekretaris CEO, kebetulan Jaehan juga pernah beberapa kali membantu Song-Biseonim dalam hal pekerjaan.

Meskipun hanya lulusan sekolah menengah atas, Jaehan ini sangat pandai dan cepat tanggap. Song-Biseonim pernah menawarkan Jaehan untuk melamar dengan posisi pegawai kontrak, tapi sampai sekarang Jaehan masih belum melamar untuk posisi tersebut.

IrisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang