Mendengar kabar kalau Yechan akan segera pindah, Hyuk sangat bahagia. Kehidupannya tidak akan diganggu oleh anak dari pamannya itu, jadi dia akan leluasa berpacaran dengan sebin di unit apartemen nya.
Rencananya pagi ini dia akan mulai pindah, Hyuk pun dengan senang hati membantu Yechan untuk mengemasi barang yang memang sedikit karena sejak kejadian di Busan, Yechan sama sekali belum pernah pulang ke rumah orangtuanya. Hanya satu koper kecil dan juga backpack berisi barang elektronik miliknya.
"Hati-hati di unit baru mu eoh, jangan menyusahkan roomate mu. Kalau ada kesulitan segera hubungi aku ataupun sebin" Yechan mengangguk-anggukkan kepalanya malas mendengar wejangan dari kakak sepupu nya itu.
Bukan lagi rahasia sebenarnya kalau Yechan sendiri adalah anak yang manja dan nekat kabur karena tidak suka diperintah ini itu.
Tapi salahnya Yechan adalah, karena terlalu menikmati keindahan Jaehan kemarin, dia lupa untuk meminta kata sandi unitnya.
Jadi disinilah dia berada, berdiri hampir satu jam didepan unit nomor 18 tersebut, terdiam bengong tanpa tau harus apa. Ponselnya juga sudah kehabisan baterai, salahkan dia yang justru lupa untuk mengisi daya ponselnya sebelum berangkat kesini.
Jarak antara cafe dan villa ini sebenarnya tidak jauh, hanya memakan waktu 15 menit berjalan kaki, tapi Yechan sudah malas sekali untuk turun dan ke cafe. Hari ini dia sudah mendapatkan izin penuh untuk pindahan.
Sementara yang ditunggu kepulangannya saat ini masih beradu lidah dengan kakaknya.
Jaein, dia meminta uang lagi kepada Jaehan. Bukannya tidak mau memberi, tapi memang uang tabungannya sudah menipis sekali."Ayolah Jaehanie, Nuna mu ini sedang butuh dana untuk berinvestasi, masa kau tidak membantu aku eoh?"
"Nuna, bukankah kau sendiri masih punya tabungan? Tabungan ku sudah hampir habis. Ini saja aku berhemat untuk sebulan kedepan sampai gajian tiba"
"Uang Nuna masih kurang Jaehanie, nanti kalau investasi nya sudah mendapatkan hasil, Nuna pasti memberimu"
"Tidak Nuna, uangku sudah habis untuk pernikahan Jiyoung nuna kemarin. Ditambah lagi aku baru saja pindah ketempat baru"
Jaein terdiam dengan raut muka sebal,ya dia tau jika memang pernikahan Jiyoung kemarin memakan dana yang cukup banyak, terlebih dari sisi keluarga nya hanya Jaehan lah yang menanggung biayanya.
Keduanya terdiam cukup lama, hingga Jaein memutuskan untuk minta maaf dan pergi. Jaehan sendiri juga merasa kasian kepada kakak keduanya itu, namun apa boleh buat. Memastikan kakaknya itu mendapatkan bus untuk pulang, Jaehan pun juga memutuskan untuk pulang setelah teringat kalau ada yang akan pindahan ke unitnya.
Dengan tergesa ia berlari, jangan sampai orang tersebut datang tapi Jaehan tidak ada dirumah.
Dan ya...
Tebakannya benar sekali, Jaehan meringis melihat orang yang berjongkok dengan kepala yang menunduk.Jaehan memastikan orang tersebut pingsan atau hanya tertidur, sebab tidak ada pergerakan sama sekali.
"Yechan-ssi"
Dia menepuk pundak orang itu dengan pelan."Yechan-ssi.."
Yang dipanggil tersentak kaget,"Eoh, Jaehan-ssi..."
Jaehan meringis lagi saat melihat mata sayu Yechan, sepertinya dia memang benar-benar kelelahan sehingga tertidur dengan posisi berjongkok.
"Ahhh... Maafkan aku Yechan-ssi, anda pasti sudah lama disini. Mari masuk .."
Kini keduanya duduk di meja makan dengan berbagai makanan yang Jaehan masak, sederhana namun begitu lezat bagi Yechan. Tidak ada daging, hanya sayur dan telur tapi Yechan bisa memakannya dengan mata yang berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iris
FanfictionKata mereka, setelah badai akan terbit pelangi. Tapi bukankah pelangi hanya keindahan sementara? -Kim Jaehan Pelangi memang sementara, memang didunia ini apa yang abadi? Bukankah semua di dunia ini juga hanya sementara? -Shin Yechan Iris "🌈"