Mendung

161 21 3
                                    

Busan, merupakan kota besar yang berada di korea. Keelokan Busan bukan hanya isapan jempol belaka, berbagai macam wisata tercipta apik dikota ini, destinasi wisata nya yang paling terkenal salahsatunya adalah wisata kuliner. Banyak orang yang berbondong-bondong kesini hanya untuk mencicipi makanan khas kota ini.

Termasuk dengan Moon Jehyun, dia rela mengambil cuti seminggu hanya untuk berkunjung ke Busan. Dia ingin berlibur dan menemukan hal baru, katanya.

Suasana kantor yang sibuk dan sangat serius membuatnya sesak dan pening, dia butuh liburan. Hingga disini akhirnya, menikmati seporsi tteokbokki hangat dengan tangan sebelah menggenggam hotteok berisi kacang-kacangan yang manis. Menikmati makananya sambil melihat orang berlalu lalang di Gukje market ini.

"Uhh, hangat sekali" ujarnya sambil meniupi hotteok panas yang sesekali ia suapkan bergantian dengan tteokbokki.

Melanjutkan perjalanannya untuk kembali ke penginapan murah yang dia sewa selama disini, sesekali mengambil foto ditempat yang menurutnya unik, atau kadang mampir di gerai makanan khas kota busan hanya karena penasaran dengan rasanya.

"Ishh, ini sudah musim semi tapi kenapa dingin sekali"
Keluh Jehyun seorang diri, dia merapat kan jaketnya dan mulai berjalan menuju tempat penginapan.

Tepat sebelum berbelok ke gang penginapan, dia melihat seseorang tergeletak di pinggir jalan. Kebetulan lampu jalanan juga tidak menyala, jadi penerangan satu-satunya saat itu adalah bulan yang bersinar terang.

Awalnya dia berpikir jika itu mungkin orang mabuk yang pingsan dan tergeletak di jalanan, hal yang biasa terjadi pula di Seoul. Tapi setelah di dekati ternyata orang tersebut memiliki luka tusukan di beberapa bagian tubuhnya.

Sontak saja Jehyun berteriak minta tolong, beberapa orang keluar dari rumah mereka, ada yang menelfon ambulans dan meminta Jehyun untuk menjadi saksi.



*
*
*



"Bagaimana hyung? Sepertinya aku besok masih harus dibusan, ada urusan yang mendadak sehingga aku tidak bisa kembali ke seoul malam ini" ujar Jehyun kepada Jaehan, melapor kalau besok belum bisa bekerja.

"Baiklah Jehyunie, segera selesaikan masalah mu lalu kembali bekerja, oke? Mungkin untuk besok aku masih bisa menggantikan pekerjaan mu, tapi hanya satu hari"

"Baik hyung, tenang saja. Ketika urusan ku selesai aku akan langsung pulang"

"Um, baiklah"

Telefon dimatikan, kini Jehyun duduk disamping ranjang orang yang ditolongnya. Didalam ruangan tersebut terdapat total 6 ranjang pasien dengan tirai sebagai pembatas satu sama lain. Kebetulan kamar ini kosong dan hanya terisi orang yang ia tolong.

"Hei orang asing, cepatlah sadar. Kasian Jaehan hyung ku karena harus menggantikan pekerjaan ku, pekerjaan nya sendiri sudah berat" keluh Jehyun pada orang yang sedang terlelap itu.

Tidak ditemukan satupun tanda pengenal milik orang ini, baik dompet maupun ponsel pun tidak ditemukan ditempat kejadian. Warga sekitar berasumsi jika dia adalah salah satu korban perampokan.

"Eughh"

Mendengar lenguhan kecil membuat Jehyun tersentak.
"Oh, kau sadar? Sebentar ku panggil kan dokter" Jehyun berlari memanggil dokter untuk memeriksa orang itu.

"Syukurlah luka pasien tidak terlalu dalam, sepertinya dia tadi pingsan karena kelelahan dan shock. Besok jika keadaannya sudah pulih, pasien sudah diperbolehkan pulang" jelas dokter tersebut.

"Baik, terimakasih uisa-nim" Jehyun membungkuk pada dokter yang meninggalkan ruangan.

Pasien tadi menatap ke langit-langit rumah sakit, penasaran dengan apa yang di lihat korban ini, Jehyun pun menatap langit-langit ruangan dan tidak menemukan hal apapun disana selain warna putih.

IrisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang