Debaran

131 20 12
                                    

CLANGG...








"Aishh shibal.." umpat seseorang dari arah belakang yang tidak sengaja menendang kaleng bekas minuman.

Mendengar nya, sontak Yechan melepaskan kecupannya dari dahi Jaehan, keduanya kini terlihat salah tingkah. Saling menghindari pandangan satu sama lain, dan bertingkah kikuk.

"Eummm.. a-ayo segera pulang." Ajak Jaehan sedikit terbata dan segera melangkahkan kaki meninggalkan Yechan di belakang.

Yechan memegang dadanya, jantungnya berdegup kencang dan wajahnya memerah malu. Ia menahan pipinya agar tidak mengembang kesenangan.

"Astaga... Apa yang baru saja kulakukan." Gumamnya sambil masih memegangi dadanya. Melihat Jaehan yang sudah semakin jauh, Yechan pun mengejar nya sambil berlari kecil.










Sesampainya di apartemen mereka, Jaehan segera masuk dan membersihkan tubuhnya yang masih bau keringat. Sementara Yechan ber inisiatif untuk memasakkan makan malam sederhana untuk mereka. Sundubu jiggae sepertinya tidak buruk untuk cuaca dingin seperti ini, apalagi Jaehan habis menggigil dari luar.

"Yechan-ssi tidak mandi?" Tanya Jaehan yang keluar kamar mandi dengan mengenakan kaos hitam yang kebesaran, dengan celana setelan piyama. Dibahunya tersampir handuk, sepertinya ia gunakan untuk mengeringkan rambut nya yang basah.

Setelah selesai meletakkan masakannya di meja makan, Yechan pun menoleh dan menjawab Jaehan.
"Aku sudah sempat mandi di cafe tadi."
"Nah.. sekarang waktunya makan malam, maaf aku hanya bisa membuat masakan sederhana."

"Ahhh.. terimakasih masakannya, nampaknya begitu enak di cuaca yang dingin ini." Ujar Jaehan.

Melihat Yechan yang masih begitu sibuk dengan mempersiapkan lauk yang lain, Jaehan berinisiatif untuk mengambil kan nasi di mangkuk milik Yechan dan miliknya.

Mereka berdua menikmati makan malam sambil mengobrol, seolah lupa dengan kejadian yang mereka alami tadi.

"Ah Yechan-ssi, apakah tadi mengirimiku uang?" Tanya Jaehan memecah keheningan diantara malam ini.

"Eum.. karena tabungan ku cukup, aku memutuskan untuk membayar uang sewa selama setengah tahun kedepan." Jawab Yechan.

"Apa itu tidak terlalu banyak?"

Yechan meletakkan sendok nya, dan meraih tangan Jaehan.

"Tidak, justru aku sangat berterimakasih karena kau mau menyewakan kamar untuk ku. Aku jadi tidak kebingungan mencari tempat tinggal yang terjangkau."

Mereka berdua saling melempar senyum. Tersadar jika Yechan masih menggenggam tangannya, Jaehan menarik tangannya pelan.

"Ah aku sudah selesai makan, Yechan-ssi lanjutkan saja makannya aku akan membersihkannya nanti."

Yechan menganggukkan kepalanya, kemudian segera menghabiskan makanannya agar ia bisa pergi dan masuk kedalam kamarnya. Jaehan menyentuh dadanya, dimana jantungnya berdebar begitu kencang hingga membuat nya menahan nafas sejenak.

"Huhh.. astaga... Sudah, sudah jangan berdebar kencang lagi." Ujar Jaehan pelan sambil menepuk-nepuk dadanya berharap debaran jantungnya dapat mereda. Tak lama kemudian ia bangkit dan membereskan sisa makanan mereka. Sebaiknya segera ia bersihkan agar ia dapat beristirahat secepatnya.








Hal yang sama terjadi pada Yechan, jantungnya seakan-akan ingin melompat dari tempatnya saking kencangnya debaran. Masih dalam posisi bersandar di pintu kamar, dia menghirup napas sedalam-dalamnya dan menghembuskan nya perlahan.

"Shin Yechan.... Dua kali kau berbuat nekat kali ini." Gumamnya pelan yang hanya dapat ia dengar sendiri.

Wajahnya memerah, namun dia merasakan perasaan senang dan bahagia, di iringi rasa takut akan penolakan sikap dari Jaehan, namun ternyata sejak tadi Jaehan tidak menunjukkan satupun tanda-tanda penolakan, atau mungkin belum?

Malam ini keduanya tidur dengan debaran jantung yang masing saling berlomba-lomba berdebar. Bagi Jaehan, kali ini ia dapat tidur dengan nyenyak dan sedikit melupakan masalah pribadinya, berhak perlakuan Yechan yang begitu tiba-tiba. Tentu Jaehan merasa kaget, namun entah kenapa dia tidak ada keinginan untuk menolak perlakuan dari roommate nya itu.

Apakah karena ia yang selama ini kekurangan kasih sayang? Atau karena hal lain?

Ah Jaehan bingung memikirkannya, yang ia tau malam ini dia dapat tidur nyenyak bersama debaran jantungnya yang masih menggebu, dan diselimuti aroma Yechan yang melekat pada jaket yang dipinjamkan tadi.

Jaket itu tersampir tepat pada gantungan baju dekat ranjang Jaehan, membuat kamarnya jadi bercampur aroma parfum Yechan.

***

Your Iris is back 😘
Singkat dulu yaa.. karena hayuka masih sibukk 🤭🤭

Enjoy your reading 💞

IrisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang