PROLOG

180 10 0
                                    

✨🌙

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Hai. Gue Bulan, yang selalu bersinar paling indah untuk malam. Bersamaan dengan ditemani ramainya bintang, membuat langit sangat menakjubkan saat dipandang. Namun ketika tiba-tiba semua bintang kehilangan sinarnya, bulan tetap hadir untuk menerangi gelapnya malam. Dengan penuh percaya diri bahwa bintang akan menemaninya kembali bersama gemerlapnya."

   ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
✨🌙



Liburan tengah semester kini telah berakhir, saatnya memasuki tahap paling serius untuk mempersiapkan diri dalam ujian kelulusan. Murid lain mungkin akan merasa malas dan sedih karena liburan kali ini berlalu begitu cepat.

Namun berbeda dengan Bulan Adinda Putri Purnama, salah satu murid teladan di kelas XII-IPS 3 SMA Bina Bangsa. Ia juga merupakan salah satu murid terpintar di sekolahnya, Bulan mendapatkan posisi kedua dengan nilai tertinggi yang hampir sempurna.

Tak hanya itu, ia memiliki bakat dalam hal membuat karangan. Hanya saja bakatnya masih ia pendam dan lebih memilih melanjutkan hobinya membaca novel.

Bulan memiliki keluarga yang lengkap dan harmonis. Ayahnya bernama Dhimas Purnama, bekerja sebagai karyawan pabrik yang ada di Jakarta. Sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga bernama Sarah Purnama. Ia juga memiliki Kakak laki-laki bernama Yudha Putra Purnama seorang mahasiswa jurusan DKV di Universitas kesenian Jakarta. Mereka merupakan harta paling berharga yang Bulan miliki selama ini.

Pagi pun tiba dan matahari mulai menyapa, sinarnya kini menyoroti wajah yang anggun nan cantik, membuat gadis manis itu tersadar dari tidurnya yang nyenyak. Seketika tubuhnya yang masih terbaring di kasur tiba-tiba mulai terbangun karena mendengar teriakan seseorang memanggil namanya sambil mengetuk pintu kamar.

"Lann!!!!.... bangun nak, udah siang nih. Segera mandi terus sarapan, ini hari pertama kamu masuk sekolah lagi kan?!!!" suara ibunya itu membuat Bulan bergegas mandi dan mengganti piyama yang dipakainya dengan seragam sekolah yang sudah ia siapkan.

Setelah selesai, ia segera menghampiri Sarah yang kini berada di meja makan lalu melihat jam yang ia pakai di pergelangan tangannya. Saat ini waktu masih menunjukan pukul 06.01.

"Mah... kenapa sih kalo bangunin sekolah suka teriak bilang udah siang, pdahal masih pagi loh. Lagi pula jarak rumah kita ke sekolah aku kan gak jauh juga." tanya Bulan pada Sarah dan mulai menyantap sarapannya.

"Ini kan hari pertama kamu kembali sekolah loh Bulan, lagian itu kalimat paling ampuh seorang ibu buat bangunin anaknya biar gak terlambat." jawab Sarah dibarengi tawaan kecilnya.

"Ih.... jawaban mamah terlalu keibu-ibuan." Bulan segera menyelesaikan sarapan lalu bergegas pamit pada ibunya.

    "Bulan berangkat ya mah". 

Rasanya, rindu terhadap suasana sekolah sudah tak bisa ia tahan, apalagi dengan mendengar suara ocehan ketiga sahabatnya yaitu Clara, Agnes, dan Viola ketika menggosip. Karena selama liburan kemarin mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Sesampainya di sekolah, Bulan hanya disambut suasana yang hening. Mungkin sekolah belum terlalu ramai, makanya masih terasa sepi.

Langkah kaki itu membawanya menuju suatu ruangan yang sering Bulan kunjungi, karena disana ia mendapatkan kedamaian bersama buku-buku yang selalu ia baca. Benar saja, hanya ada seorang petugas Perpustakaan yang sedang berjaga.

Bintang untuk Bulan ✨🌙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang