CHAPTER 16. Ayah Masuk Rumah Sakit?

25 4 0
                                    

✨🌙 : AYAH MASUK RUMAH SAKIT?

.......................


Bintang baru saja mendapatkan kabar kalau ayahnya masuk rumah sakit. Saat Bintang selesai mengantarkan Bulan, ia langsung pulang ke rumah keluarga Brigantara. Bintang diberitahu oleh salah satu pembantu dirumahnya yang bernama Bi iin, bahwa tadi siang penyakit jantungnya Brama kumat dan langsung dilarikan ke rumah sakit.

Ia tidak bertanya atau diberitahu penyebabnya yang Bintang pedulikan adalah kondisi ayahnya saat ini.

Setelah mendengar itu, Bintang bergegas menaiki kembali mobilnya dan segera menancapkan gas nya. Dengan kecepatan super ngebut, ia tiba di tempat ayahnya berada. Bintang pun langsung berlari menuju ruang UGD.

    "Bunda!!".  manik matanya kini menangkap sosok Dinda yang sedang menangis di depan pintu ruangan tersebut.

    "Bintang...hikss".  tangisan Dinda semakin kuat ketika Bintang memeluknya.

    "Bagaimana dengan keadaan ayah?".  tanya Bintang dengan raut wajah khawatir.

    "Belum ada kabar, dokter pun dari tadi juga belum keluar".  Dinda tak henti-hentinya menangis.

    "Ayah pasti baik-baik saja Bun. Bintang tau ayah adalah orang yang kuat".  Bintang membawa Dinda untuk duduk di kursi tunggu.

Tak lama kemudian seorang pria yang mengenakan pakaian berjas putih keluar dari ruang UGD.

    "Bagaiman kondisi suami saya saat ini dok?".  tanya Dinda kepada dokter tersebut.

    "Tekanan jantung pak Brama sudah kembali stabil, namun kondisinya sungguh sangat lemah. Kemungkinan besar nyawanya tidak akan tertolong jika mengalami serangan lagi. Nanti akan kami kabari kembali untuk hasil tes yang lainnya. Saya permisi".  Dokter itu pergi meninggalkan mereka. Dinda pun kini semakin kalut dalam tangisannya. Bintang yang dari tadi bersamanya, tak mampu melihat keterpurukan dari sang bundanya itu.

Bintang memang tidak terlalu dekat dengan orang tuanya, karena mereka jarang sekali meluangkan waktu untuk Bintang. Bahkan mungkin saat makan malam di rumahnya Bulan, itulah kali terakhir mereka berkumpul dalam satu meja makan.

Namun hati nurani Bintang tetap berfungsi, dirinya sungguh merasakan sakit ketika bundanya itu menangis histeris.

    "Bunda udah makan?".  tanya Bintang dan dijawab gelengan kepala dari Dinda.

    "Bintang beliin dulu makan yah".   ujar Bintang.

    "Bunda gak nafsu makan, Bin".  Dinda menolak.  Tapi Bintang tidak menyerah membujuk Dinda .

    "Bunda... kita harus kuat dan butuh tenaga banyak untuk bertemu ayah. Bunda gak mau bikin ayah cemas kan?".  Akhirnya Dinda mengangguk, ia pun bergegas pergi membeli makanan.

Setelah beberapa menit Bintang kembali, ia tidak menemukan keberadaan Dinda. Bintang duduk di kursi tunggu dan menantikan kedatangan Dinda. Ia fikir bundanya itu sudah diperbolehkan untuk melihat kondisi ayahnya.

Tak lama menunggu, Dinda keluar dari ruangan UGD dengan raut wajah yang begitu sayup dan pucat. Karena tak sempat makan apapun, tubuhnya mulai lemas hingga kehilangan kesadarannya. Bintang langsung memanggilkan dokter dan perawat yang ada disana.

Bintang untuk Bulan ✨🌙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang