07. Gara-gara jengkol

116 82 98
                                    

"Diam juga memiliki suara, tapi memerlukan jiwa spesial untuk memahaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Diam juga memiliki suara, tapi memerlukan jiwa spesial untuk memahaminya."
-Arga fiyozi

VOTE ⭐
KOMEN ☁️
AND SHARE ⚠️
TANDAIN JIKA TERDAPAT TYPO ❤️❤️

07. Gara-gara jengkol

"Lo ga mau bilang makasih gitu, sama gue?" Abil mengernyit mendapat pertanyaan itu.

"Gak!"

"Dihh... Gak tau terimakasih, udah dibantuin juga!" dengusnya memalingkan wajah.

"Gak ada yang nyuruh lo buat bantu," tukas Abil melewati Aza yang menghalangi jalannya.

"Ya— iya sihh!" sambutnya gelagapan mengikuti langkah Abil.

"Suara gue bagus ga? Udah cocok jadi artis belum?" sosornya dengan senyuman menyebalkan.

Abil menjilat bibirnya yang terasa kering, "suara lo jelek, bagus juga suara tikus!"

Senyuman Aza memudar berganti dengna bibir yang memanyun, "Gue tau lo gengsi mau bilang suara gue itu selembut sutra!" cerocos Aza dengan mata segelap obsidian yang berkedip berkali-kali.

Pletak...

Aza mengusap keningnya dengan wajah cemberut, "Suara kayak kodok kejepit lo bilang selembut sutra?" Abil mengernyit memikirkan dari mana bagusnya suara Aza!

"Tapi, tadi lo sampe merem dengerin gue nyanyi!" tampik Aza memukul lengan Abil yang membuat sang empu mengusapnya.

Abil memalingkan wajahnya dengan mata yang liar kemana-mana lantas membuatnya menggigit bibir, "Ya—ya itu, gue— apa salahnya sih gue merem? Mata-mata gue!" kelitnya gelagapan.


"Udah ah, gue sibuk. Pergi sana Lo!" lanjutnya mendorong bahu Aza yang membuatnya terjengkit kaget dengan wajah cemberut.

"Ck, iya-iya. Sok sibuk banget" cibirnya mulai berlalu pergi.

Abil menghela nafasnya, ia mulai memakai pakaian pelayan lagi dan mengantarkan pesanan para pelanggan kafe.


***

Hari ini, matahari tampak menyengat tubuh laki-laki bermata senja yang pengendara motor berwarna hitam. Walaupun mengenakan jaket army kebanggaannya, panas matahari masih mampu menembus jaket tersebut.

Setalah melewati ramainya jalanan, akhirnya Abil sampai pada rumah dengan corak abu-abu yang sangat terkesan mewah.

Ia memasuki pagar besi yang menjulang tinggi yang sudah dibuka oleh satpam. Dilihatnya ternyata motor teman-temannya sudah terparkir rapi disamping rumah Timur.

UCCELLO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang