08. Hampir ketahuan

130 90 180
                                    

"Izinkan aku mencintaimu dengan sederhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Izinkan aku mencintaimu dengan sederhana."
-Ababil Bintang Bimantara

PERHATIKAN ⚠️
TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN DIDALAMNYA. HARAP BIJAK DALAM MEMBACA. AMBIL BAIKNYA, BUANG BURUKNYA. THANKS YOU❤️

08. Hampir ketahuan.


Tuk... Tuk...

Aza melangkahkan kakinya dengan waspada kearah jendela  yang tertutup tirai.

Aza menyingkap gorden tersebut dengan kaget ketika melihat—Abil? Yang sedang nangkring duduk dipembatas.

'Buka'

Gerakan mulut Abil yang mampu Aza artikan. Aza membuka jendela tersebut dan membiarkan Abil masuk.

Abil melangkahkan kakinya mamasuki kamar Aza yang semerbak harum bunga. Ia lantas membaringkan tubuhnya yang lelah diatas kasur dengan beralaskan warna biru yang membuat Aza mendelik.

"Lo, ngapain tiduran disitu? Awas ga lo?" cicitnya dengan geraman menarik tangan Abil yang mampu membuatnya bangkit.

"Ck, pelit!"

Aza memutar bola matanya malas, "Lo ngapain kesini? Tau dari mana lo rumah gue?" sosornya dengan pertanyaan.

"Kepo!" ucap Abil yang membuat Aza mendelik tak terima.

"Balik sono, ganggu orang aja!" sinisnya melenggang kearah meja belajar.

Abil terdiam beberapa saat memandangi punggung Aza yang sedang menulis. "Bantu gue!" pintanya.

Aza berbalik melirik kearah Abil, "Apaan?" ketusnya.

"Obati luka gue!" ucapnya dengan pandangan yang masih terpaku pada Aza.

Aza mengambil kotak p3k yang ada dilaci dan memberinya kepada Abil. Aza ingin berbalik namun terhalang ketika tangannya ditahan oleh Abil.

Aza mengernyit melihat kearah tangannya yang digenggam, "Lo yang obatin!" ucap Abil melepaskan tangannya.

"Obati sendiri, Lo masih punya tangan!" delik Aza.

"Sia-sia dong, gue kesini," ujarnya

"Siapa yang nyuruh lo kesini? Sana pulang!" sengitnya melipat kedua tangan didepan dada.

"Gue teriak nih!" ancam Abil melihat kearah Aza.

Aza mendelik, "Teriak aja, gue ga takut" tantangnya.

"Om— Tante, kita lagi berduaan, nih dikamar! cepet kesini..."

Aza melotot, Abil benar-benar gila. Untung saja Aza dengan cepat membekap mulutnya yang membuat suara tersebut tertahan.

Dengan santainya tangan Aza melayang mengenai mulut Abil yang membuat Abil memegang mulutnya yang sedikit sakit.

Aza mencubit tangan Abil dengan wajah merah padam yang membuat sang empu meringis. Cubitannya tidak main-main, rasanya seperti ingin terkelupas kulitnya.

UCCELLO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang