12. Liptint dan Pena

40 28 7
                                    

"Jangan memandang dirimu rendah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan memandang dirimu rendah. Kamu sudah melewati banyak hal, orang lain belum tentu sekuat kamu"
-Ababil Bintang Bimantara

TERDAPAT KATA KATA KASAR DIDALAMNYA. HARAP BIJAK DALAM MEMBACA. AMBIL BAIKNYA BUANG BURUKNYA. THANKS FOR READING❤️

12. Liptint dan Pena
      

Abil kembali ke sekolah setelah dua minggu libur pasca kecelakaan. Luka ditangan masih terlihat membuat siswa lain yang melihatnya mengernyit heran. Kakinya masih bisa berjalan walaupun masih terdapat sisa-sisa luka.

Hari ini akan diadakan pencalonan ketua Osis. Siapa yang ingin mendaftar langsung mengajukan diri pada anggota Osis lama. Browser-browser tertempel rapi di mading, membuat gerombolan siswa memenuhi koridor, tepat didepan mading.

"Gimana? Mau mencalonkan diri ga?" tanya Lio berjalan disamping Abil.

Abil melirik sekilas, " Ga minat" tolaknya yang membuat Lio menepuk pundaknya.

"Lo ada dendam pribadi atau apa sama gue? Heran gue, bahasa lo nyelekit banget kalo sama gue." ungkapnya membuat alis Abil tertaut.

'Emang iya? Perasaan sama aja deh gue ngomong' batinnya.

"Yang sabar Yo! Orang sabar pantatnya lebar," timpal Timur mengusap dada Lio.

"Si any*ng... Malah ngusap dada gue yang masih perawan." pekiknya menepis tangan Timur yang sempat bertengger di dadanya.

Bayangkan saja. Apa kata orang jika melihat kelakuan temannya yang satu ini.

"Berisik... gue cipok juga lo!" sergah Marsel yang di hadiahi pelototan dari yang lain.

"Astaghfirullah, kamu berdosa banget!" ucap Rafi sambil menutup mulutnya kaget.

"Dede ga ngerti. Dede masih kecil," sambung Lio menutup matanya dengan kedua tangan dengan sela-sela jari terbuka.

Oji memutar bola matanya malas melihat kelakuan teman temannya. Sedangkan Petir dan Abil tertawa melihat ke randoman mereka.

"Kecil pale lo! Jenggot udah sepuluh, masih kecil?" sergah Marsel menoyor kepala Lio kesamping.

"Kaderete lo sama gue!" tukas Lio memegang kepalanya. "Asal lo tau aja nih ya. Jenggot itu tempat bergantungnya bidadari," terangnya memegang dagunya yang telah ditumbuhi dua bulu janggut.

"Dih, emang mau bidadari sama modelan kaya lo?" sosor Timur membuat Lio mendelik.

"Enak aja! Modelan kaya apa maksud lo?" ucapnya tak terima.

"Modelan kaleng rombeng kaya lo!"

"Wah... ngajak gelud lo, nih?" ucap Lio mulai menyingsing bajunya yang sudah pendek.

UCCELLO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang