28

25 14 0
                                    

"Kebenaran mungkin sulit dihadapi, tetapi akan selalu menang di atas kebohongan."

ִ ֹ ─── 𐘃 ─── ۫ ۪

Tahun 911, 4 tahun setelah tembok selatan hancur karena serangan penyihir, lalu dibangun kembali setelah munculnya serangan monster dari arah selatan. Umat manusia yang memiliki kampung halaman di Distrik Eternity kini sudah diperbolehkan untuk kembali.

Setelah Pasukan Khusus menemukan buku yang benar-benar menuliskan kebenaran, mereka menyerahkan bukunya kepada pihak kerajaan. Ternyata, buku ini memiliki kontroversial yang tinggi.

Tahun 913. Sekarang, sudah 2 tahun setelah Pasukan Khusus menemukan bukunya. Dunia sedang tidak baik-baik saja. Terjadi peperangan hebat antara 2 ras, manusia dan penyihir.

Sebenarnya, apa kebenaran yang telah terungkap? Mari kita bahas.

Akhir tahun 910, Pulau Nethland.

Di tengah lautan yang tenang, terdapat sebuah pulau yang dahulu penuh kehidupan dan keindahan, namun kini tengah terjerat dalam krisis yang mengancam eksistensinya. Pohon-pohon di pulau itu yang dulu rindang, kini tampak layu dan tak bernyawa. Sumber daya alam yang dahulu melimpah, kini menjadi langka, meninggalkan jejak kelangkaan dan kekeringan. Desa-desa yang dulu ramai dengan aktivitas, kini terdiam dan penuh dengan kekhawatiran akan masa depan.

Itu Pulau Nethland, pulau yang dikuasai oleh Empire of Camunia, pulau ini terletak di sebelah timur Pulau Avalon. Empire of Camunia dulunya juga memimpin ⅔ pulau Avalon yang menjadi kawasan penyihir sebelum kawasan itu dipenuhi oleh monster yang mirip dengan dinosaurus T-rex yang memiliki kulit keras berwarna hijau.

Pada akhir tahun 910, Pulau Nethland mengalami kondisi yang buruk. Sehingga, raja yang bertanggung jawab, memikirkan kondisi rakyatnya di Pulau Nethland. Raja yang tidak bisa mengambil alternatif pun kebingungan. Akhirnya, raja menggunakan cara terakhir.

Wajah-wajah penduduk pulau mencerminkan kecemasan dan kekhawatiran, namun di antara mereka juga terpancar tekad untuk menghadapi krisis tersebut. Meskipun pulau ini sedang dilanda badai, semangat gotong royong dan harapan akan masa depan tetap menyala di hati mereka.

Pada jalan desa yang tenang di pulau yang tengah dilanda krisis, langkah-langkah seorang pria misterius menggetarkan hening malam. Berbalut jubah hitam yang menjuntai seolah menciptakan bayangan yang menyatu dengan kegelapan. Suara langkahnya yang hening seolah menambah kesan misterius di sekitarnya.

Wajahnya tersembunyi di balik kerudung hitam yang melekat erat pada kepalanya, membuatnya sulit untuk diidentifikasi oleh penduduk desa yang melintasinya.

Siapa pria misterius itu dan apa tujuannya yang tersembunyi? Pertanyaan-pertanyaan itu bergelayut di benak warga desa, menambah aura misteri dalam suasana malam di desa itu.

Pria misterius berjalan melintasi jalan desa dan memutuskan untuk menuju ke bukit yang menjulang tinggi di dekat desa tersebut. Saat tiba di puncak bukit, terdapat bangunan yang mirip sebuah kuil kuno, kuil itu kerap disebut 'Aula Neraka'. Atmosfer di sekitarnya terasa berbeda, seakan-akan kehadiran pria itu membuka gerbang menuju dunia lain.

Di dalam kuil, delapan patung menyeramkan yang konon dihuni oleh jiwa 'iblis' menyaksikan langkah-langkahnya. Patung-patung itu menghadap ke berbagai arah dengan ekspresi wajah yang menakutkan dan memancarkan aura yang mencekam. Cahaya remang-remang dari lentera-lentera tua memainkan permainan bayangan di sekitar mereka, menciptakan suasana yang begitu misterius dan mistis.

Pria misterius itu duduk di tengah-tengah ruangan itu. Didepannya, terdapat kertas usang yang berwarna kekuningan.

"Kembalikan kondisi Pulau Nethland menjadi pulau yang kaya akan sumber daya dan keindahan," ucapnya singkat. Pria itu adalah raja Pulau Nethland.

Segera, tertulis huruf kuno di kertas itu, dengan arti "Apakah kau siap mengorbankan keturunanmu?"

"Tidak. Apakah tidak ada yang lain?" timpal raja setelah melihat tulisan itu.

Segera, huruf yang tadi terhapus, dan berganti tulisan. "Manusia. Kami menginginkan jiwa manusia."

"Manusia? Aku tidak bisa menumbalkan rakyat pulau ini! Mereka semua adalah penyihir."

Tulisan itu terhapus, lalu muncul tulisan baru, kali ini lebih panjang. "Kami akan mengutuk rakyatmu yang berada di Pulau Avalon menjadi makhluk yang mengerikan. Lalu, mereka akan menyerang umat manusia di Adarlan. Setiap jiwa manusia yang mati, akan kami ambil."

Raja menjadi lega setelah mengetahui hal itu, karena ada hal lain yang bisa dikorbankan selain putranya.

"Setuju," ucap raja yang rela mengorbankan rakyatnya yang berada di Pulau Avalon demi kesejahteraan rakyatnya yang berada di Pulau Nethland ini.

Kertas itu berganti tulisan. "Perjanjian telah disetujui oleh kami para iblis dan akan diwujudkan pada awal tahun 911. Jika hal ini diketahui oleh pihak selain warga sipil, maka semua penyihir Avalon yang kami kutuk, akan menghilang."

Melihat tulisan itu, raja segera menyeringai. Raja menyadari bahwa krisis di Pulau Nethland akan segera berakhir.

ִ ֹ ─── 𐘃 ─── ۫ ۪


Tahun 913, tahun awal kehancuran dunia karena terjadinya perang 2 ras. Perang 2 ras adalah sebuah perang global yang terpusat di Empire of Camunia, Adarlan Kingdom, dan Northpass Kingdom.

Penyebab jangka panjang perang ini, karena kapal pengintai dari Empire of Camunia yang berada di sekitar pulau Avalon, telah diserang oleh prajurit Adarlan. Ternyata, di kapal itu terdapat Adipati Lawrence (anak dari raja), dan dia terbunuh. Dalam hitungan minggu semua kekuatan besar terlibat dalam perang; melalui koloni mereka, konflik ini segera menyebar ke seluruh dunia.

Perang ini dimulai pada tahun 913. Perang ini melibatkan semua kekuatan besar dunia yang terbagi menjadi 2 aliansi bertentangan, yaitu blok sekutu (Empire of Camunia, Northpass Kingdom, Meirlayan Empire) dan blok sentral (Adarlan Kingdom, Aberdeen Dynasty, Thovus Dynasty). Pada masa ini, Pasukan Khusus Adarlan bergabung pada divisi militer yang lebih besar.

Tahun pertama peperangan (913's), Pulau Avalon utara.

Terdapat markas besar militer yang dibangun disana. Mereka sedang merekrut relawan yang akan ikut serta dalam peperangan 2 ras.

"Ini adalah momen penting, dimana masa depan kalian akan dinilai atas langkah berani kalian hari ini."

"Namun, di saat yang gelap dan sedang menunggu serangan, kalian pasti dilanda ketidakpastian. Tapi, jangan salah! Peperangan ini bak permainan catur. Bukan tentang individu, tetapi tentang semua orang." Suara pria itu menggema di ruangan yang luas dimana para rekrutan yang sedang berbaris.

"Kalian harus membuktikan bahwa kalian pantas memakai seragam itu dan menerobos garis depan musuh. Lalu, dalam satu minggu, kalian akan segera berbondong-bondong ke wilayah Kerajaan Northpass."

"YA!" jawab para rekrutan yang berbaris sambil mengangkat tangan kanan mereka dengan antusias. Senyuman yang terlihat semangat dan gembira pun terukir. Mereka berfikir, mereka akan memulai petualangan baru yang menantang, tetapi, tidak semudah itu. Mereka belum tahu medan perang. Apakah senyuman itu bisa terukir kembali saat mereka telah melewati medan perang? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

"Masa depan Adarlan ada di tangan generasi terhebatnya, itu kalian!" seru pria yang berdiri di depan para rekrutan.

Rekrutan yang berbaris kembali mengangkat tangan kanan mereka. "YA!"

"Majulah untuk berperang. Untuk Adarlan, untuk raja!"

"YA!" suara para rekrutan mencerminkan keantusiasan penuh. Wajah mereka begitu cerah dengan senyuman yang lebar itu.

Mereka sedang menuju kematian. Mereka sedang menuju ke tempat terburuk dalam hidup, dan mereka terlihat gembira?

Dendam Eve Pada Penyihir [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang