Akhir Ceritaku

4 0 0
                                    

Malam itu, kira-kira jam delapan, akhirnya Almas, Alma, dan Pak Timan pulang ke rumah mereka. Aku bersalaman dan mendoakan agar mereka selamat di jalan. Pak Timan juga mengatakan bahwa selama dua tahun Pak Timan akan menjadi mitra kerja Ayah. Artinya, selama dua tahun pula aku bersama dengan Almas dan Alma.

"Owalah, ternyata Almas ternyata anak temen Ayah tho?" kataku. Ayah mengangguk dan berkata, "Kamu harus bisa jadi sahabat yang baik buat mereka, ya."

***

Kehadiran Almas dan Alma sebagai kedua sahabat baruku menjadi akhir ceritaku dalam menghadapi dua cobaan besar pada masa indah SMA-ku. Aku sadar kalau selama ini masa SMA-ku tidak kalah indah dari teman-teman. Yah, meskipun aku harus diterpa badai, mulai dari Ayah yang waktu itu sangat kejam kepadaku, meninggalnya Evan, hingga kelicikan Dea yang membuatku sempat menyerah, tetapi kini aku lebih bersemangat lagi berkat kedua sahabatku yang baru. Semoga, Almas dan Alma akan tetap bersamaku hingga aku masuk perkuliahan.

Dan dari beberapa kejadian yang aku alami, ternyata aku sadar bahwa Ayah sebenarnya sayang kepadaku. Suatu ketika, aku mencoba bertanya kepada Ayah mengapa Ayah sangat kejam sebelum sadar bahwa tindakannya salah. Jawabannya, "Mmm, dulu Ayah belum bisa seperti kamu sekarang. Dulu, ekonomi Ayah hanya pas-pasan. Makanya, ketika Ayah sudah dewasa dan punya harta yang cukup, Ayah hanya pengen kamu jadi anak yang terbaik, bahkan paling baik dari semua anak-anak seusiamu. Ayah les in ke bimbel, harus bisa menang olimpiade, sampai les piano. Tapi, dulu Ayah ternyata salah dalam mengajarimu. Maafin Ayah, ya, Nak. Dulu Ayah ngelakuin itu juga demi kamu kok..."

Demikian sudah ceritaku ini kusebarkan untuk kalian, semoga menghibur dan semoga bisa berlanjut ke part yang lain, ya!

NAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang