Prolog.

704 69 2
                                    

⚠️

contains sensitive topics such as suicide, abuse, violence, and others. read at your own risk.

this is all a work of fiction, tolong jangan di bawa ke real life. thank you.

---

Rintik hujan perlahan mereda. Jalanan licin, kendaraan yang tadinya penuh seujung jalanan mulai lancar.

Kedua tangan Cassie penuh. Tangan kanannya membawa payung, dan tangan kirinya membawa satu plastik berisi buku-buku latihan soal yang masih tersegel, baru saja ia beli dari toko buku.

"Kejar yang lebih tinggi, sampai kau mati sekalipun."

Kepala Cassie berdenyut,

kematian, itu bukan apa-apa di mata mereka. Jadi, Cassie akan berpikiran yang sama.

Tinggi. Tinggi sekali. Kalau dilihat dari dekat begini jadi makin jelas. Melihat betapa jauhnya, hasratnya untuk merelakan segalanya semakin meluap-luap. Tangan Cassie mulai goyah, payung dan plastik pun jatuh ke tanah. Mobil dan motor berlalu, tidak ada yang melihat ke arahnya.

Sudah. Cassie sudah tidak mau lagi.

Tanpa ragu, ia menaikkan tubuhnya ke sisi yang satunya lagi. Air di bawah tampak gelap, dan dingin. Tidak ada bedanya dengan hari-hari sebelumnya. Dirinya tenang, tidak ada kecepatan tertentu, ia merelakan tubuhnya, menuju ke bawah—

"Ah,"

Bukan, bukan helaan nafas terakhir yang ia rasakan, melainkan sebuah tangan yang menggenggamnya erat, tangannya dingin. Mungkin suhunya sama dengan air di yang di bawah.

Tubuh Cassie pun terangkat, kembali ke trotoar, payung dan plastik masih tergeletak di posisi yang sama.

Yang berbeda hanyalah sekarang, ia tidak sendirian.

Bukan seorang polisi, ataupun figur dewasa. Hanyalah seorang remaja seumurannya, lelaki teman sekelasnya, Noah Han.

"Haah... Kenapa?" keluh Cassie, sembari mengambil payung dan plastik dari tanah.

Noah tidak mengubah ekspresinya yang datar itu, "Kalau memang mau mati, kenapa masih diambil?" tanyanya. Ia sedang mengejeknya.

Tapi Noah tidak salah.

"Aku tidak bisa melakukannya disini lagi." jawab Cassie, "Semua orang sudah mengawasi." ujarnya, melihat ke arah jalanan, benar saja, orang-orang menatap ke arah mereka, walaupun beberapa detik kemudian mereka kembali fokus dengan jalan.

"Berarti kau memang tidak ingin mati, kalau masih memikirkannya."

"Kenapa berbicara seakan-akan kau sangat tahu seperti apa orang yang ingin mati, sih?"

"Menurutmu, kenapa?"

Jawabannya jelas, Cassie juga sudah tahu jawabannya. Jika Cassie berada di posisi Noah Han, pasti ia juga sangat ingin mati.

"Seharusnya kau tidak menghentikanku tadi, kalau kau mengerti."

"Aku sudah terlanjur jadi saksi, aku malas kalau polisi menanyai ku lagi."

Lagi. Ada satu kali sebelum ini dimana ia ditanya oleh polisi. Bukan sebagai saksi, tapi sebagai pelaku.

"Jadi ternyata kau masih peduli dengan anggapan kalau kau itu kriminal?"

Noah menggeleng, "Malas." tekannya.

"Jadi kenapa kau masih disini? Pulang sana." ucap Cassie.

"Kau baru saja mencoba membunuh dirimu sendiri."

Apa itu berarti Noah Han akan menunggunya sampai pulang?

"Kemana Noah Han yang tidak punya perasaan itu?"

"Seperti yang kubilang, aku tidak mau berurusan dengan polisi."

Cassie kesal dengan Noah yang menolak memberikan penjelasan yang lengkap. Kenapa dia tidak menjawab seperti orang biasa pada umumnya saja, sih? Yah, tetapi semua orang juga tahu, Noah Han itu memang bukan orang biasa.

"Lagipula kau sedang apa sampai lewat kesini? Ini bukan jalanan yang umum untuk dilewati pejalan kaki." tanya Cassie, menolak percakapan untuk berakhir.

Noah tidak menjawab, ia membalikkan badannya, hal yang seharusnya ia lakukan dari tadi. Dan berjalan meninggalkannya.

"Noah sebentar!" seru Cassie.

She gave up on life. Might as well fucked it up more until it's done by nature.

Lelaki itu tidak peduli, ia terus berjalan, sepertinya ia sadar ia sudah terlalu banyak berbicara. Sangat bukan dirinya.

Tapi Cassie tetap mengejarnya,

"Kejar yang lebih tinggi, sampai kau mati sekalipun."

Cassie memang selalu menurut kepada orang tuanya. Mengejar Noah Han itu, sama saja dengan mengejar kematian.

Bruk.

Itu benar ada adanya, karena kini Cassie terjatuh. Mungkin ia akan terbaring di jalan sepenuhnya kalau tidak ditahan oleh Noah.

Mata Cassie tertutup, tangannya terasa hangat, padahal suhu sedang rendah, Noah menyentuh dahi Cassie,

Panas. Luar biasa panas.

"Sialan..."

tbc.

Introducing, our main cast.

Lee Hyunseo IVE

as

Cassandra Lee (Cassie).

Cassandra Lee (Cassie)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Han Yujin

as

Noah Han.

Noah Han

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


---







yuhuu new book!!!

first time publish genre beginii jadi agak nervous🏃🏽‍♀️🏃🏽‍♀️


call it fate ; hanyuseo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang