07 : Stop being a fool.

254 37 0
                                    

Sungguh, Cassie betulan marah dengan Noah.

"Aku tidak mengerti apa yang dia bicarakan."

Guru sejarah, Pak Thomas, langsung masuk ke dalam kelas begitu Noah menyelesaikan kalimatnya, sehingga seluruh percakapan tadi harus segera ditunda.

Jadi sekarang, Cassie terlihat seperti orang bodoh.

"Sst, Cassie!"

Amber menyikutnya, Pak Thomas merupakan seorang guru yang lumayan menyeramkan, jadi setiap murid harus berhati-hati setiap kali ingin berbicara.

Cassie pun menoleh, "Kenapa?"

"Kau... yang tadi itu kau pasti bercanda saja kan?"

Tampaknya Amber menginginkan konfirmasi langsung secepatnya.

"Menurutmu bagaimana?" Tapi Cassie menolak untuk menjawab.

Amber pun mengangguk, "Becandamu tidak lucu sama sekali, SEMUANYA, YANG TADI ITU CASSIE HANYA BERCANDA! KIAN HATI-HATI KALAU BERBICARA!" serunya.

Ah, Amber memang tidak pernah kenal takut, tapi sepertinya dia salah paham.

Kelas menjadi ramai, penuh ungkapan lega, dan bisikan yang entah apa isinya itu.

"AMBER JUNG APA-APAAN TADI?!" marah Pak Thomas, merasa pelajarannya terganggu.

"Maaf Pak! Tidak akan saya ulangi." ucap Amber langsung, berusaha untuk tidak berdebat dengan Pak Thomas. Kelas pun kembali hening, dan pelajaran kembali dilanjutkan.

Cassie ingin menjelaskan kebenarannya, tapi ia teringat kalau Noah Han bahkan tidak menganggapnya, jadi untuk apa?

"Cassie, kau akan ikut karaoke kan hari ini?" tanya Willow menghampirinya begitu Pak Thomas keluar dari kelas sebagai pelajaran terakhir hari ini.

"Oh, iya-"

Tidak seperti biasanya, Noah langsung pergi keluar kelas, biasanya ia akan tetap berada di kelas, terlebih ini pelajaran sejarah, pasti ia akan tertidur.

"Ah... Sial sekali sepertinya aku juga tidak bisa hari ini."

Amber menghela nafasnya, "Kau selalu saja begitu deh, dunia tidak selalu soal belajar Cass!"

Cassie tersenyum miring, "Maafkan aku! Aku akan mentraktir kalian suatu hari sebagai gantinya,"

"Huft, suatu hari itu juga kapan? Ya sudah, hati-hati ya Cassie!" ujar Willow, mempersilakan Cassie untuk pergi.

Langsung saja Cassie mengambil tas ranselnya dan berlari keluar, tentu saja tujuannya hanya Noah Han, dan ia tahu pasti harus mencarinya kemana.

"Noah Han kau itu memang sialan ya!"

Di depan gedung olahraga, Cassie berhasil menemukan Noah, yang hendak naik ke atas tangga.

"Kenapa kau berkata seperti itu?! Are you trying to make me look like a fool?! Noah Han, answer me!"

Lelaki itu pun menoleh ke belakang. Selama ini Cassie sudah masa bodoh dengan segala cerita tentang Noah, tapi kini Cassie merasakan rasa yang tidak nyaman dan aman. Tatapannya menjadi tidak familiar lagi bagi Cassie.

"Cassandra,"

Noah tidak pernah memanggilnya seperti itu.

"Kau tidak mengenalku, kau tidak tahu aku." ucapnya, tanpa nada yang jelas untuk mendeskripsikan emosinya.

Memang benar, Cassie tidak betul-betul tahu siapa itu Noah Han.

"Tapi aku tahu satu hal, Noah,"

"Apa? Apa yang kau tahu soal-"

"Aku tahu satu hal kalau kau adalah temanku! Setidaknya begitu bagiku."

Noah menyeringai, lalu menyisir rambutnya ke belakang, "Cassandra kau itu memang terlalu naif." ia berjalan mendekatinya.

"Apa? Hey Noah-"

Bak petir secepat kilat, Noah membekap Cassie, menutup mulutnya agar ia tidak bisa berteriak.

"Emh- Noa- Akh- NOAH HENTIKAN- Mkmh..."

"Aku pembunuh anak kelas delapan peringkat satu dua tahun yang lalu. Itulah satu-satunya hal yang kau tahu tentangku, Cassandra."

Tangan kiri Noah pun mulai terangkat, Cassie tersadar, Noah menargetkan lehernya, sontak kakinya yang kesulitan untuk jalan itu berhasil menendang kaki kanan Noah, melupakan tanah yang licin, Cassie ikut terjatuh.

"Noah..."

Cassie memang berhasil menghindar, tapi ia sadar kalau Noah sedang menahan dirinya, dengan perbedaan kekuatan fisik mereka, Noah bisa saja langsung bangkit lagi, tapi tidak, ia tetap terduduk di tanah. He's holding back.

"Kau tidak tahu diriku, tapi aku tahu dirimu, Cassandra. Mulai sekarang anggaplah seperti aku tidak ada, karena aku mungkin tidak akan ragu lagi di waktu selanjutnya."

Bukannya lari untuk kabur, Cassie malah geram, ia semakin marah, "Kalau kau sangat ingin membunuhku kenapa tidak biarkan aku mati saja?! Dua kali Noah, DUA KALI! Aku tidak ingin menghakimi kau sebagai psikopat tapi apa benar kau memang merasakan kesenangan ketika membunuh seseorang? Sehingga aku tidak boleh mati agar kau bisa membunuhku langsung?! Kalau begitu bunuh aku sekarang saja for all I care, you know how much I want to die!"

"Kau itu memang ingin mati, atau ingin kehidupan yang lebih baik? Karena semua orang juga begitu."

Cassie awalnya sedikit terkejut karena Noah tidak pernah sekalipun mempertanyakan keinginannya untuk mati sebelumnya, tapi kini ia terkekeh, "Siapa kau? Ahli psikologis? Hahah, kau selalu mengalihkan pembicaraan, tidak ada gunanya. Lari dari masalah tidak jauh berbeda dari ingin mati."

"For fuck's sake just let it go, aku bukan temanmu, kau tidak tahu apapun tentangku. Seharusnya kau kabur, lari, dan melapor ke polisi ketika tahu aku sedang mendekatimu, seperti orang normal pada umumnya."

"Kenapa pula aku harus repot-repot melakukan itu semua? Tidak seperti itu akan merubah apapun-"

"Because in some cases, psychopaths know, and accept what they are, Cassandra."

Cassie terdiam, Noah kini sudah berdiri dan mulai berjalan untuk pergi sementara Cassie masih terduduk, belum benar-benar mencerna apa yang terjadi. Teringat percakapan mereka semalam ketika Cassie mengatakan kalau tidak ada psikopat yang mengaku kalau mereka adalah psikopat, tapi sepertinya Cassie masih perlu mempelajari hal itu.

Tapi ini tidak menutup kemungkinan kalau Noah Han hanya mengada-ada. Karena kembali ke perkataan Noah tadi, Cassie tidak tahu apapun soal Noah. Karena berdasarkan pernyataannya tadi, Noah Han benar-benar berusaha untuk mendekati dirinya, yang berarti, ada maksud khusus kenapa Noah Han mengikutinya selama ini.

Terlebih soal kehidupan personal Noah, tentang keluarganya, lebih tepatnya. Apa yang ia sembunyikan? Apa arti bentakan Ibu Noah sewaktu itu? Apa tujuan Noah mendekatinya memang karena ia psikopat yang ingin membunuhnya? Apa kini Noah sungguh ingin dirinya untuk menjauh, atau malah ini adalah tanda minta tolong- ah tidak, Cassie perlu berhenti berpikir positif, semua tandanya tidak menunjukkan itu sama sekali. Lelaki itu baru saja mencoba untuk membunuhnya! Cassie tidak bisa melihat sisi positifnya sama sekali.

"Yah, mungkin ia hanya stalker gila, dan berakhir aku sendiri yang menjadi gila."

Cassie pun bangkit, Noah Han sudah tidak ada dari pandangannya sama sekali, ia lalu langsung menendang batu kerikil ke tembok.

Ia kesal,

kenapa ia mengharapkan sesuatu dari lelaki psikopat itu?

***

call it fate ; hanyuseo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang