06 : Reality is?

282 46 2
                                    

Kali ini bukan mie instan, malam ini mereka memilih untuk membeli dua gelas soda ice shake yang akan langsung memberimu brain freeze jika meminumnya secara terburu-buru.

“Jadi kau menungguku?”

“Tidak juga.”

“Aneh sekali kau kebetulan saja melewati tempat kursusku? Tingkahmu di seberang jalan tadi juga seperti mencari keberadaanku. Stalker, ya?”

“Kau terlalu percaya diri,”

“Lantas penjelasan apalagi yang lebih masuk akal selain kemungkinan kalau kau penguntit?”

“Aku bukan penguntit.”

“Lalu, kau itu sebenarnya siapa, Noah Han?”

“Kurang lebih sama seperti apa yang orang lain bilang.”

Cassie mendengkus, “Maksudmu kau itu psikopat mengerikan yang berhasil lolos dari pengadilan karena keluargamu melakukan abuse of power? Tidak membantu.”

Noah mengangkat bahunya, “Seperti yang kubilang, kurang lebih.”

“Tidak ada psikopat yang mengaku kalau mereka psikopat.”

“Cassie,” Noah mengalihkan pandangan Cassie dari minumannya ke wajahnya dengan tangannya, “Kalau menurutmu sendiri, bagaimana?” tanyanya.

“Hey!” Cassie memegang tangan Noah yang masih berada di samping kepalanya, “Kau memang tidak bisa ditebak, ya.” keluhnya.

“Tidak usah bertanya kalau begitu-”

“Kalau menurutku, kau tidak hanya psikopat mengerikan saja, tapi psikopat mengerikan yang juga tampan.”

Seketika mata Noah membalak, “Hah…?”

Tawa Cassie pecah, “Astaga apa kau tidak tahu apa yang membuatmu sangat terkenal bahkan sebelum kau tertangkap basah?”

“Itu sih… Aku juga tahu! Kau… Kau bicara apa sih?!” Noah langsung membuang muka, menghindari pandangan Cassie.

Menyadari telinga Noah yang memerah, Cassie jadi tertawa lagi, lalu memukul-mukul pundak Noah, “You're flustered!

I’m not!” seru Noah menolak untuk mengakuinya.

“HAHAHAH.”

Sayangnya, pada kenyataannya, dunia, maupun manusia, memang tidak pernah sederhana. Malam penuh canda kemarin itu hanyalah segelintir menit dari panjangnya waktu yang seperti tidak ada ujungnya itu. Cassie sebenarnya sudah memperhitungkannya, ia memprediksi kalau hal sialan ini akan terjadi, tapi ia tidak menyangka akan secepat ini.

“Kian melihat dirimu dan Noah berduaan sehabis kursus! Kalian tidak berkencan kan?!” tanya Willow dengan nada panik.

“Cassie jangan gila! Kau tahu kan siapa Noah itu?!” pekik Amber sambil memegangi pundak Cassie.

“Ah…”

Tidak hanya Willow dan Amber yang mengerubunginya dengan berbagai pertanyaan, nyaris satu kelas berkumpul mendekatinya. Cassie melirik ke arah Kian, seketika teringat kalau laki-laki itu memang satu kursus dengannya, tidak aneh kalau ia melihat dirinya dengan Noah kemarin. Tapi ia kesal, kenapa pula harus diberitahu ke orang lain? Padahal bisa saja ia menyimpannya sendiri dan melupakannya nanti, tapi tidak, ia harus memberitahu teman-temannya. Menyebalkan.

“Hey-hey, jangan ganggu Cassie, aku bisa saja salah lihat, kenapa langsung heboh sih?!” protes Kian kepada yang lain, oh, tampaknya ia tidak sengaja membicarakannya tapi teman-temannya terlanjur menyebarkannya.

call it fate ; hanyuseo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang