PROLOG

54 6 0
                                    

Sebelum memasuki area membaca, aku mau mengucapkan selamat membaca semuanya. Semoga suka sama cerita ku ini:)



***



"DARAAAAAAAAA............!!!!!"

"DARAAAAAA.........!!!!!"

"DARAAA.....!!!!"


Teriak orang-orang dengan semangat menyebut nama wanita jagoannya yang tengah bertarung diarena ring melawan pria kekar dihadapannya. Wanita itu bernama Dara Willona Refarnio, atau biasa orang-orang memanggilnya sebagai Dara. 

Dara menghindar setiap serangan dari lawannya dan terus memukul lawannya tanpa ampun. Mendapati pukulan dari Dara yang tak henti-henti, pria kekar itu kini berakhir tersungkur lemah. Banyak luka lebam dan darah yang becucuran diwajah sang lawan akibat pukulan dari Dara yang cukup kuat.

Orang-orang mulai menghitung mundur secara bersamaan.


"SEPULUHHH....!!!"

"SEMBILANN....!!"

.....

.....

.....

"TIGAAA.....!!!!"

"DUAAA....!!!"

"SATUUU....!!!"


Pria kekar itu masih terbaring lemah, bahkan bisa dikatakan saat ini pria itu tidak sadarkan diri. Hitungan berakhir, menandakan pertarungan telah selesai dan Dara dinyatakan sebagai pemenangnya pada pertandingan malam ini. Semua orang yang mendukung Dara bersorak karena jagoannya telah memenangkan pertarungannya sekali lagi.

Dara melempar senyum kesekeliling. Sesekali ia juga merentangkan tangannya dan berteriak dengan penuh semangat karena telah memenangkan sebuah permainan. Setelah selesai melakukan selebrasi didepan pendukungnya, Dara kemudian mengambil bungkusan berisi uang yang cukup banyak dari seorang pria setengah paruh baya. Setelah itu, Dara pergi meninggalkan tempat itu, tempat pertandingan bela diri yang hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu saja. Ya bisa dibilang tempat ini ilegal.

Dara berjalan menuju tempat motornya terparkir sambil mengusap asal darah yang ada dibibirnya akibat serangan dari lawannya tadi tanpa merasakan rasa sakit sedikitpun. Dara langsung memakai jaketnya dan tidak lupa memakai helmnya, lalu menaiki motornya yang terparkir disana.

"Lo itu perempuan, tapi rela dipukul sama orang cuma demi uang?" kata seorang pria misterius dengan nada sedikit menyindir Dara.

Dara terdiam dan menatap sinis kearah pria misterius itu dari ujung rambut sampai ujung kaki. Pria misterius yang entah datang darimana. Umurnya terbilang masih muda, sekitar tigapuluh tahun. Memakai setelan kemeja putih dan celana hitam.

"Rela dijadikan taruhan dan dipertontonkan didepan orang-orang brengsek kayak mereka" sindirnya lagi.

Mora melepas helmnya dengan kasar. Perasaannya sedikit kesal karena orang asing disebelahnya. "Lo sendiri ngapain disini?" tanya Dara dengan nada yang dingin.

Pria itu hanya terdiam sambil masih menatap Dara dengan tatapan yang sulit diartikan. Dara yang melihat tatapan mata pria itu, merasa tidak nyaman. Ia merasa harus waspada dan berhati-hati dengan orang yang sedang berhadapan dengannya saat ini.

She is DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang