BAB. 13: PERTENGKARAN

4 3 0
                                    

Pukul 08.00 WIB
Dengan perlahan Dara mencoba untuk melepas perban yang ada di kepalanya. Setelah terlepas dari perban, dapat terlihat luka dikepala Dara yang masih basah. Dara sedikit mengelap luka itu dengan kapas, kemudian ditutupinya dengan plester. Sedangkan luka di lengannya dibiarkan saja oleh Dara terbalut perban.

Dara keluar dari kamarnya dan pergi menuju ruang makan. Di sana sudah ada Ana yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya.

Dara duduk disalah satu kursi di sana. Karena posisi Ana yang sedang membelakangi Dara, jadi wanita setengah paruh baya itu tak sadar dengan kehadiran Dara. Ana membalikan tubuhnya dan terkejut melihat Dara di sana. Apalagi yang tambah membuat Ana lebih terkejut adalah adanya luka di pelipis, lengan, dan beberapa luka memar lainnya.

"Ya ampun! Dara kamu kenapa?!" ucap Ana setengah berteriak.

"Dara nggak apa-apa bu"

"Enggak apa-apa gimana, ini kenapa banyak luka? Kamu berantem lagi ya? Kamu datang ke tempat itu lagi hah?"

"Engga bu, Dara semalam kecelakaan"

Mendengar penjelasan barusan tentu saja membuat Ana shock. Wanita setengah paruh baya itu langsung mengusap dadanya.

"Kenapa bisa kecelakaan?"

Dara hanya terdiam.

"Kenapa kamu bisa kecelakaan?" tanya Ana lagi.

"Dara kecelakaan tunggal bu. Dara nggak fokus bawa motor" jawab Dara sekali lagi berbohong.

"Ada-ada saja kamu. Babak belur kalau nggak karena berantem, ya pasti karena kecerobohan sendiri"

Dara masih terdiam. Dirinya pasrah kena omel Ana yang tentu saja tidak akan berhenti sampai sepuluh menit ke depan. Orang tua memang seperti itu bukan.

"Pasti kamu bawa motornya ngebut" tuduh Ana.

"Karena jalanan sepi bu makanya Dara ngebut"

Ana menghela napas berat. "Mau jalanan sepi atau ramai, tetap aja kamu salah ngebut di jalanan. Kalau tiba-tiba ada orang nyebrang gimana? kamu mau tanggung jawab?" kata Ana lagi.

Lagi-lagi Dara terdiam dan tak bisa berbuat apa-apa.

"VANO MAKAN DULU!" teriak Ana memanggil Vano yang tengah sibuk bermain game online di ruang keluarga.

"IYA BU" saut Vano dari sana.

Setelah cukup mengomeli Dara, Ana kemudian duduk tepat dihadapan Dara. Ia menyendokan nasi untuk Dara dan langsung diterima oleh Dara.

Tak berapa lama Vano tiba dan ikut bergabung bersama Dara dan Ana. Tak lupa Ana juga menyendokan nasi untuk Vano.

"Kak, lo kenapa? kok muka lo lebam-lebam gitu? lo kalah tanding?" tanya Vano yang penasaran.

"Apasih!" saut Dara jutek.

"Kakak kamu itu No, semalam kecelakaan gara-gara ngebut. Kamu jangan ikut-ikutan ngebut kalau bawa motor" ujar Ana yang dibalas anggukan oleh Vano.

Setelah itu Dara, Ana, dan Vano bersama-sama menyantap sarapan mereka. Namun ditengah mereka yang sedang menyantap makanan, tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu.

"Cek No!" perintah Dara

Vano bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu utama. Vano membukakan pintu dan terlihatlah seorang pria dengan penampilan rapih tersenyum kearah Vano.

"Kak Dara ada kak Sean!" teriak Vano.

Dara yang mendengar kata Sean langsung bangkit dari kursinya dan menghampiri Vano dan Sean di sana.

She is DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang