BAB. 15: RASA

7 2 0
                                    

Sebuah mobil terparkir di halaman tempat tinggal Dara.  Di sana pemilik mobil itu menyandarkan dirinya pada mobil sambil menunggu seseorang keluar dari rumah.

Dara keluar dari rumah dan menghampiri Sean di sana. Pria itu tidak memakai setelan jas atau kemeja putih yang biasa dipakainya. Dengan celana jeans, kaos putih dan kemeja hitam yang dijadikan sebagai outer, serta sepatu kets membuat penampilan Sean kali ini cukup membuat Dara sedikit menatapnya lama. Pria itu terlihat seperti berumur dua puluhan dan tidak terlihat sama sekali seperti seorang CEO.

"Kita ke rumah sakit dulu buat cek kesehatan lo, setelah itu baru kita ke kantor polisi" ucap Sean yang berhasil membuyarkan lamunan Dara.

Dara hanya mengangguk dan segera menghampiri motornya yang terparkir di halaman. Dara langsung menunggangi motornya dan memakai helm.

"Ngapain?" tanya Sean.

"Ke rumah sakit"

"Lo nggak boleh bawa kendaraan. Kondisi lo belum sepenuhnya pulih. Masuk ke mobil biar gue yang bawa kendaraan" perintahnya. Dara mendengus dan mengikuti perintah Sean.

Dengan segera Sean langsung menancapkan gas mobil dan pergi menuju tempat yang akan dituju.

Di tengah perjalanan, keduanya sama-sama terdiam. Tak ada pembicaraan satu pun diantara keduanya. Dara yang menatap ke arah jalanan pada jendela disebelah kirinya, sedangkan Sean fokus menyetir mobil. Sesekali Sean juga mencuri pandang pada Dara yang berada sebelahnya tanpa diketahui oleh wanita itu.

"Gimana masalah lo sama sahabat lo?" tanya Sean memecah keheningan.

"Dia masih belum ngehubungi gue" jawabnya.

"Gue minta maaf. Lagi-lagi semua karena gue"

"Lo nggak salah. Mario cuma salah paham aja"

Sean mengangguk dan kembali fokus melajukan mobilnya. Hingga lima belas menit kemudian, Dara dan Sean sampai di tempat tujuan mereka. Mereka memasuki rumah sakit itu dimana gedung itu juga merupakan tempat Philip dirawat. Memasuki ruangan, dapat tercium sangat jelas aroma obat-obatan yang kurang disukai oleh Dara.

Sean menemani Dara memeriksa keadaannya. Tak hanya memeriksa, pria muda yang berprofesi sebagai dokter itu juga melakukan pergantian perban pada luka di lengan Dara. Setelah selesai, Dara dan Sean keluar ruangan dan pergi menuju ruangan tempat Philip berada.

Sesampainya di sana, Dara dan Sean dilarang untuk masuk. Mereka hanya menatap pada jendela kaca di sana. Terlihat jelas Philip yang masih belum sadarkan diri terbaring lemah disertai dengan banyaknya selang di sekujur tubuhnya.

"Apakah ada perkembangan dok?" kata Sean.

"Sampai saat ini belum ada perkembangan yang baik. Tapi syukurnya tidak ada hal-hal yang membuat keadaannya semakin lemah"

Dara dan Sean yang mendengar itu menjadi sedih. Mereka berdua melihat dengan jelas Philip yang tengah berjuang untuk hidupnya di sana.

"Untuk saat ini kita hanya bisa berdoa semoga secepatnya ada perkembangan yang baik dari pak Philip dan keadaannya bisa membaik seperti semula" kata dokter itu lagi.

"Saya permisi"

Dokter itu pergi meninggalkan Dara dan Sean di sana yang masih menatap ke jendela kamar rawat Philip.

"Ayok pergi. Kita harus ke kantor polisi buat kasih keterangan tentang kejadian kemarin" ujar Sean.

"Semoga pelakunya cepat ditangkap" katanya lagi.

Dara dan Sean berjalan meninggalkan rumah sakit. Keduanya menaiki mobil masih dengan Sean yang mengendarainya.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

She is DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang