PART. 2: SEAN AIRELL DIMITRI

24 6 0
                                    

Dara terus meninju dan menendang samsak yang ada dihadapannya. Malam ini ia akan datang seperti biasanya ketempat pertandingan. Akan ada pertandingan dengan taruhan yang lumayan besar dan itu membuat Dara tergiur untuk mengikuti pertandingan itu.

Setelah berlatih selama sejam, Dara memutuskan untuk beristirahat sejenak. Ia mengelap pelipisnya yang penuh dengan keringat menggunakan handuk kecil dan meminum habis air mineral yang berisi sebotol penuh.

Dara terdiam sejenak. Ingatannya kembali dua puluh tahun yang lalu saat Dara berusia lima tahun. Bayangan kejadian tragis saat orang tuanya yang meninggal karena terbunuh, tiba-tiba saja terlintas dipikirannya. Dara tidak peduli dengan masalah antara kedua orang tuanya dengan sekelompok orang-orang itu. Tetapi Dara tidak suka cara sekelompok orang-orang itu menyelesaikan masalahnya. Mereka membunuh kebahagiaan Dara, dan Dara tidak bisa menerima itu.

Dara meremas botol air mineral digenggamannya sampai tak berbentuk. Rasa dendam dan emosi yang telah lama terpendam kini menyelimuti dirinya kembali, tetapi masih bisa ia kontrol.

"Tunggu saja" gumamnya.

Tiba-tiba handphone Dara berbunyi. Dara meraih handphonenya dimeja dan terlihat notifikasi pesan masuk dari seseorang dengan nomor tak dikenal.



Unknow

Hati-hati malam ini lawan lo gk mudah. Gue harap lo latihan keras hari ini. Jangan sampai uang jutaan itu melayang karena lo kalah tanding.



Dara langsung mematikan handphonenya dan tidak membalas pesan tersebut. Ia sudah mengetahui siapa pelaku pengirim pesan tersebut. Orang itu adalah petugas yang menjadi wasit dalam pertandingan illegal.

Dara bangkit dari duduknya dan melanjutkan latihannya dengan semangat yang semakin membakar dirinya.



***



Dara menatap jam dinding dikamarnya yang menunjukkan waktu tepat pukul satu malam. Ana pasti sudah tertidur jadi ia bisa pergi ketempat pertandingan malam ini tanpa sepengetahuan Ana. Dara berjalan dengan mengendap-endap keluar rumah dan langsung mengendarai motornya menuju tempat tujuannya dengan kecepatan tinggi.

Kondisi jalan yang sangat sepi membuat Dara semakin gila mengendarai motornya dengan kecepatan yang lebih tinggi. Sampai sebuah mobil yang entah datang darimana, tiba-tiba saja menghalangi laju kendaraannya. Hal itu tentu saja berhasil memancing emosi Dara dan membuatnya seketika langsung menghentikan kendaraannya.

Dara melepaskan helmnya namun tetap setia menunggangi motornya. Dara menatap seorang pria yang keluar dari mobil tersebut dan berjalan menuju kearahnya.

Pria sialan itu lagi.

"Mau apa lagi sih?! Bisa gak usah ikut campur urusan gue?!"

"Lo lupa? Gue udah bilang jangan kebut-kebutan" katanya dengan nada seperti biasanya, santai.

Dara berdecih. Sebenarnya mau apa pria ini?

Melihat sikap santai dan sikap pria misterius itu yang terlalu banyak mencampuri urusannya, membuat Dara merasa sangat kesal.

"Terserah gue!!"

Dara memakai kembali helmnya dan segera pergi untuk meninggalkan pria aneh itu.

"Mau kemana?"

She is DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang