PART. 8: DIMITRI CORPORATION

7 2 0
                                    

Dara menatap tubuhnya di depan pantulan cermin. Ia merapihkan pakaiannya agar terlihat rapih dan sempurna. Dara mengenakan setelan jas hitam dan sepatu hitam, disertai dengan rambutnya yang tergerai bebas. Penampilannya saat ini terlihat sangat berani namun tetap memiliki kesan cantik karena rambut panjangnya yang tergerai.

"Keren juga gue. Berasa jadi bos besar" ucap Dara disertai dengan tawa kecil.

Merasa penampilannya sudah sempurna, Dara berjalan keluar kamarnya. Ia melewati ruang keluarga dimana Ana sedang membuat adonan kue sambil mendengarkan lagu tempo dulu. Melihat Dara berjalan melewatinya dengan tampilan yang berbeda membuat Ana meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri Dara. Ana menatap Dara dari ujung rambut hingga ujung kaki. Wanita paruh baya itu terkejut dengan penampilan Dara yang sangat berbeda.

"Kamu ngapain pakai baju ini? Dapat darimana baju ini?" Tanya Ana.

"Dara beli bu" jawabnya.

"Buat apa?"

"Dara hari ini kerja bu"

"Kerja apa?"

"Y..ya kerja bu"

"Ibu nanya serius Dara. Kamu kerja apa?"

"Aku kerja di perusahaan Sean bu. Jadi sekretaris" kata Dara yang lagi-lagi berbohong.

Ana menghela napas lega. Ia menjadi tenang setelah mendengar penjelasan Dara. Ana memiliki rasa takut jika Dara akan melakukan pekerjaan yang membahayakan diri Dara. Apalagi jika pekerjaan itu mengenakan seragam jas, itu membuat Ana teringat dengan pekerjaan Antonio. Ana tidak mau Dara sampai mengikuti jejak Antonio sebagai seorang mafia yang buta dengan harta.

"Ya sudah. Ibu hanya takut kalau kamu bekerja ditempat yang salah. Ibu enggak mau kamu kenapa-napa"

Dara memegang bahu Ana dengan lembut. Ia juga melempar senyum kearahnya. "Ibu gak perlu khawatir. Dara baik-baik aja kok"

Ana mengangguk dan tersenyum kearah Dara.

Setelah itu, Dara pun pergi keluar dan meninggalkan Ana. Dara langsung menunggangi motornya dan membawanya menuju tempat Sean dengan kecepatan yang tentu saja cepat.

Beberapa menit kemudian, sampailah Dara di mansion milik Sean. Dara berjalan menelusuri halaman mansion dan masuk ke dalamnya.

Didalam sana sudah ada Sean yang terlihat rapih seperti biasanya dengan setelan jas. Tidak lupa di sana juga terdapat Philip yang setia berada di samping Sean. Sean tersenyum melihat kedatangan Dara.

"Pagi Dara" sapa Sean.

"Hmm" saut Dara dengan wajah malasnya. Seperti biasa respon Dara selalu saja tidak baik. Tapi Sean tidak masalah dengan hal itu.

"Phil, hari ini kamu cek dan pantau lapangan. Saya harus mengajak Dara pergi ke kantor supaya dia tahu" perintah Sean kepada Philip.

"Baik"

Philip berpamitan dengan Sean dan Dara lalu pergi meninggalkan keduanya di sana.

"Sekarang lo ikut gue ke kantor" perintah Sean kepada Dara.

Sean berjalan keluar mansion dan diikuti oleh Dara yang berjalan mengekorinya. Salah satu bodyguard membukakan pintu mobil untuk Sean.

Sedangkan Dara hanya menatap pria itu yang tengah dilayani bak seorang raja.

Setelah mobil yang ditumpangi Sean berjalan perlahan, Dara pun langsung menghampiri motornya dan mengikuti laju mobil dari belakang.

Sesampainya mereka disebuah gedung yang sangat tinggi, Sean mengajak Dara memasuki gedung itu. Di dalam sana, semua orang menatap Sean dan menyapanya dengan hangat, terutama para wanita yang menunjukkan senyum lebih lebar. Bagi Dara mereka sengaja melakukan itu hanya untuk mencuri perhatian Sean.

She is DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang