PART. 6: PENAWARAN

14 3 0
                                    

Malam ini, seperti biasanya Dara mendapatkan tawaran kembali untuk bertanding dengan bayaran yang sangat besar. Tentu saja Dara menerima tawaran itu dengan senang hati.

Setelah melakukan persiapan yang matang, Dara pun mengendarai motornya menuju tempat pertandingan yang baru. Butuh waktu dua puluh menit dirinya untuk sampai disana.

Beberapa menit kemudian, sampailah Dara ditempat yang dituju. Namun tempat itu terlihat ramai dengan kendaraan bersirine. Dara terlihat panik ketika melihat polisi sedang menggeledah tempat itu. Beberapa orang disana juga berhasil ditangkap oleh polisi.

Tanpa berlama-lama, Dara langsung menancapkan gas motornya dan pergi dari sana sebelum keberadaanya diketahui oleh polisi. Dara mengendarai motornya dan berhenti disebuah jalan yang cukup sepi.

Dara mengambil ponsel disaku jaketnya dan mencoba menghubungi Mario.


"Halo?"

"Mar tempat pertandingan digeledah polisi"

"Hah?! Serius lo?"

"Serius. Malam ini gue ada pertandingan, tapi sampai disana gue lihat ada banyak polisi. Beberapa orang juga ditangkap"

"Sekarang lo dimana?"

"Gue dijalan"

"Sekarang lo pulang sebelum ada polisi yang lewat"


Dara langsung mematikan sambungan teleponnya dan menjalankan motornya sesuai dengan arahan dari Mario. Dara mengendarai motor itu dengan kecepatan tinggi menuju rumahnya.

Sesampainya dirumah, Dara mendudukan dirinya disebuah sofa yang ada diruang tamu. Dara menatap kearah langit-langit dan mencoba berpikir kenapa tempat yang telah dirahasiakan itu bisa terbongkar.

Sean? tidak mungkin pria itu yang melakukannya sedangkan pria itu saja tidak tahu mengenai keberadaan tempat ini. Dara menghela napasnya kasar. Kesempatannya untuk mengukur kekuatannya, lagi-lagi lenyap.

Dara juga takut jika suatu hari nanti ia kembali mendapatkan serangan, dirinya tidak bisa melawannya. Apalagi keinginan terbesarnya yaitu membunuh seseorang yang telah membunuh orang tuanya, mungkin saja menjadi keinginan yang tidak dapat terealisasikan hanya karena bela dirinya yang melemah.

Dara bangkit dari duduknya dan memutuskan untuk pergi ke kamarnya karena suasana hatinya yang kembali terasa tak enak.



***



Sudah seminggu ini, lagi-lagi Dara tidak memiliki kegiatan apapun selain pergi ke kafe untuk bertemu dengan Mario, sahabatnya. Seperti saat ini, Dara sedang berada di kafe tempat Mario berkerja. Ia menceritakan semua rasa jenuhnya kepada sahabatnya itu.

"Gue harus gimana?" keluh Dara.

"Gue udah coba hubungi orang dalam. Mereka bilang untuk sementara ini pertandingan ditiadakan karena polisi masih lalu lalang" jawab Mario.

Dara mendengus sebal dan bersedekap dada setelah mendengar perkataan yang keluar dari bibir Mario.

"Udah lo jangan sedih, dari dulu lo itu enggak pernah absen sama sekali. Mungkin sekarang ini waktunya lo untuk istirahat"

"Tapi bagaimana kalau tiba-tiba gue diserang saat kekuatan gue lemah? Bagaimana sama tujuan gue?"

Mario mengusap lembut pergelangan tangan Dara dan mencoba memberikan ketenangan pada wanita itu.

She is DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang